Dinas LH: Kandungan Paracetamol Ada di Teluk Jakarta, Tapi Tidak Sebesar Temuan BRIN
Merdeka.com - Hasil pemeriksaan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memang menemukan kandungan paracetamol di Teluk Jakarta. Tetapi, temuan zat tersebut tidak sebesar yang dipublikasi Badan Riset Nasional Indonesia (BRIN).
Temuan Dinas Lingkungan Hidup, kandungan parasetamol sebesar 200 nanogram per liter.
"Memang nilai yang kita peroleh tidak sebesar yang ada atau dirilis oleh BRIN, tapi kandungannya ada, sekitar 200 nanogram apa ya, sekitar segitu. Kalau yang BRIN sekitar 600," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, di Balai Kota, Senin (25/10).
-
Mengapa mikroplastik di garam Indonesia 100 kali lebih tinggi? Misalnya, konsumsi garam dapur per kapita di Indonesia hampir sama dengan di AS, tetapi konsentrasi mikroplastik dalam garam dapur Indonesia sekitar 100 kali lebih tinggi.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Bagaimana Pertamina kurangi emisi kapal? Strategi kedua adalah peremajaan armada sesuai ketentuan The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships (MARPOL) dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2014 tentang Penghentian Operasi Kapal Lambung.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
Kendati lebih kecil, Asep mengatakan, setidaknya pasti akan ada konsekuensi kandungan parasetamol di perairan Jakarta. Pihaknya akan terus melakukan investigasi untuk menelusuri sumber pencemaran parasetamol ke perairan Teluk Jakarta.
"Mudah-mudahan kalau hasil investigasinya sudah bisa diselesaikan maka kita akan melakukan penindakan terhadap perusahaan-perusahaan pencemar tersebut," tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyatakan berdasarkan penelitian terbaru sudah tidak ditemukan kandungan parasetamol di Teluk Jakarta. Riza menyatakan hal tersebut telah dipastikan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP).
"Hasil parasetamol (Teluk Jakarta) tadi tanya ke Ibu Eli (Kepala Dinas KPKP) yang sudah melakukan penelitian ikan-ikan yang ada di situ, alhamdulillah hasilnya negatif," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/10).
Sebelumnya, Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan penelitian terhadap kadar parasetamol di Teluk Jakarta dilakukan di empat lokasi. Yakni Muara Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing, Jakarta Utara.
"Dari empat lokasi itu hanya dua (yang mengandung paracetamol tinggi) yaitu di Muara Angke dan Pantai Ancol," kata Zainal dalam konferensi pers, Senin (4/10).
Sedangkan, untuk perairan Tanjung Priok dan Cilincing mengandung parasetamol yang sangat rendah. Zainal mengaku pihaknya belum mengetahui tingkatan dari dampak pencemaran tersebut.
Sebab, lanjut dia, masih diperlukannya penelitian lebih lanjut terkait dampak yang ditimbulkan.
"Apakah pencemaran ini sudah ke tahap mengkhawatirkan? Mungkin belum ya, karena ini baru awal. Riset kita kan baru sekali sampling di laut. Jadi tidak mudah menarik kesimpulan," paparnya.
Peneliti BRIN, Wulan Koagouw menyatakan untuk penyebab pencemaran tersebut juga masih berupa dugaan sementara berdasarkan telaah pustaka.
Dia mengharapkan nantinya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terkait temuan awal.
"Kami belum punya data untuk menunjukkan sumber pencemaran tersebut. Yang kami sebutkan, dugaan-dugaan sumber pencemaran tersebut berdasarkan telaah pustaka yang ada," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bareskrim Polri menaikkan status hukum penanganan kasus dugaan keterlibatan pihak BPOM.
Baca SelengkapnyaZat tersebut sudah pasti membahayakan kehidupan organisme akuatik
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru yang dilakukan Cornell University ungkap paparan berlebih mikroplastik terhadap masayarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan botol plastik air mineral yang dibolongi sedotan bukan alat hisap narkotika sabu 'bong'.
Baca SelengkapnyaPenegasan ini sebagai respons atas tercemarnya air warga di pemukiman yang tidak jauh dari lokasi SPBU.
Baca SelengkapnyaLedakan diduga bersumber dari sisa temuan bahan ledakan yang akan dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaPotensi kerugian negara akibat pabrik ini mencapai setengah miliar rupiah
Baca SelengkapnyaSampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaLuhut berencana mobil listrik boleh melintas bebas di jalur ganjil genap saat jam sibuk.
Baca SelengkapnyaObat-obat tersebut diproduksi di sebuah kontrakan, Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar. Dalam sebulan, ada 4.800 botol yang dijual.
Baca SelengkapnyaIndonesia per tahunnya butuh sekitar 4,5-4,7 juta ton garam farmasi.
Baca Selengkapnya