Dinilai bakal bikin tambah macet, Ahok ngotot hapus 3 in 1 malam ini
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkeras akan tetap menghapuskan kebijakan 3 in 1. Rencananya penghapusan ini akan dilakukan malam ini. Walaupun, hasil evaluasi Polda Metro Jaya menunjukkan peningkatan kemacetan.
"Bukan perpanjang, kalau bisa kita hapus. Dimungkinkan enggak ada lagi cerita 3 in 1. Makanya malam ini harus diputus," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/4).
Menurutnya, penerapan aturan 3 in 1 selama ini tidak memberikan dampak positif terhadap kemacetan di Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin. Sehingga tidak ada cukup alasan untuk mempertahankan kebijakan tersebut.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Diperlukan langkah khusus untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi serta menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memadai.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Bagaimana Pemprov DKI atasi macet Jakarta? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
"Selama bertahun-tahun 3 in 1, kamu pernah ngerasa macet enggak sih di Sudirman Thamrin? Stuck juga setengah mati, bukan hanya stuck di situ lho, semua jalan penduduk pun macet juga," tuturnya.
Sebelumnya, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengungkapkan, pihaknya akan mengundang stakeholder untuk mengkaji penghapusan 3 in 1 ini. Namun sejauh ini dirinya menganggap 3 in 1 masih cukup efektif.
"Bahwa hari ini, hari terakhir, uji coba penghapusan 3 in 1, dan sebagai leading sektornya Dinas Perhubungan, akan mengundang stakeholder untuk melakukan suatu evaluasi terhadap hasil uji coba selama ini yaitu mulai tanggal 5 April sampai 8 April dan 11 April sampai 13 April," kata Budiyanto ketika dikonfirmasi, Rabu (13/4).
Berdasarkan pengamatannya akan penghapusan 3 in 1, Budiyanto mengungkapkan, secara empiris di lapangan memang ada beberapa ruas jalan yang mengalami peningkatan, terutama akses yang menuju lokasi 3 in 1.
"Ada peningkatan baik itu dari arah utara, barat, timur dan selatan yang mengarah Jalan Semanggi, Sudirman dan Thamrin. Walaupun memang ada ruas jalan yang mengalami pengurangan volume kendaraan seperti di Jalan KS. Tubun, Jalan Kyai Mansyur, Jalan Abdul Muis, Jalan Palmerah, Jalan Suparman, dan Jalan Rasuna Said," paparnya.
Selain itu, ungkap Budiyanto, kajian angka-angka tahap pertama oleh Dinas Perhubungan juga ada peningkatan volume kendaraan di tahap pertama sekitar 24,6 persen.
"Tahap itu pun anak sekolah belum ada yang masuk, dan tahap kedua secara angka-angka ini belum dikaji, namun secara empiris tidak jauh beda seperti uji coba penghapusan 3 in 1 di tahap pertama. Saat malam hari pun kita lihat baru lancar di atas pukul 22.00 WIB," jelasnya.
Dengan kejadian itu, Lanjut Budiyanto, pihaknya akan mengusulkan supaya 3 in 1 tetap berjalan dulu sambil menunggu penggantinya.
"Sebab seperti ERP, MRT atau LRT dan sebagainya saya kira prosesnya cukup panjang, itu bisa 1 sampai 1,5 tahun, karena menyangkut lelang, penyuapan SDM dan payung hukum. Jadi 3 in 1 jangan dihapus dulu, karena masih cukup efektif," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heru Budi akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas usulan 4 in 1 di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaPengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.
Baca SelengkapnyaAhok bahkan mengomentari kebijakan Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan terkait pergantian nama jalan di ibu kota.
Baca Selengkapnya"Kami dan Pemda belum menemukan formula yang tepat bagaimana mengatasi kemacetan," kata Karyoto
Baca SelengkapnyaHeru Budi mengatakan, lalu lintas di Jakarta pada pagi hari seperti air bah. Kondisi ini perlu dievaluasi bersama.
Baca SelengkapnyaAhok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca SelengkapnyaAkibatnya sejumlah ruas jalan raya di Ibu Kota mengalami kepadatan luar biasa.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui kemacetan lalu lintas kini merata di semua kota
Baca SelengkapnyaRibuan kendaraan roda empat dan roda dua terjebak kemacetan parah di kawasan Ciawi, Bogor.
Baca SelengkapnyaJumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaBagi Anies di kalimantan sendiri juga tidak ada jaminan bebas dari masalah.
Baca Selengkapnya