Dinkes DKI Ajak Ibu Menyusui Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau agar ibu menyusui lebih baik divaksin untuk menekan penularan dan risiko Covid-19. Sebab risiko ketika terpapar Covid-19 tidak bisa dipilih dan akan menjadi fatal jika gejala yang dialami tergolong berat.
"Kalau melihat kondisi saat ini, ditimbang risiko tidak divaksin dengan divaksin, tentu pilihannya harus divaksin," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta Fify Mulyani dalam diskusi soal ASI eksklusif di Jakarta, Senin (9/8).
Sedangkan efek samping yang dialami dari beberapa jenis vaksin, lanjut dia, juga masih sama dengan orang yang tidak menyusui di antaranya demam, pegal di sekitar area suntikan, lemas hingga mengantuk.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Efek samping apa yang paling sering terjadi di area suntikan? Nyeri, memar, dan perubahan warna kulit di sekitar lokasi suntikan adalah efek samping botox wajah yang paling umum.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
"Jadi, benefit divaksin lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan," jelasnya.
Untuk itu, Fify mengimbau, ibu menyusui untuk mendaftar di Puskesmas atau melalui aplikasi Jaki untuk mendapatkan jadwal vaksinasi.
Seperti dilansir dari Antara, Satgas Air Susu Ibu (ASI) Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi mengatakan peningkatan kekebalan tubuh ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari setelah penyuntikan dosis pertama.
''Pada ibu yang telah vaksinasi Covid-19 ditemukan kadar antibodi spesifik SARS CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,'' terangnya.
Sedangkan, lanjut dia, ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya. Justru berdasarkan hasil penelitian, kata dia, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.
''Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI-nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,'' tutup Wiyarni.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaPolio pada anak adalah masalah kesehatan yang serius yang harus diwaspadai oleh setiap orang tua. Penyakit ini menyerang saraf pusat dan menyebabkan lumpuh.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaDengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.
Baca SelengkapnyaDistemper termasuk penyakit infeksi yang mempengaruhi pernapasan hingga saraf.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai manfaat dan efek samping dan efek samping vaksin HPV.
Baca SelengkapnyaDemam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya