Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dinkes DKI Khawatir Warga Terlena Hasil Negatif Rapid Test Antigen

Dinkes DKI Khawatir Warga Terlena Hasil Negatif Rapid Test Antigen Rapid test antigen. ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengaku khawatir dengan perilaku warga usai mendapat hasil negatif pada rapid test antigen. Hasil itu dikhawatirkan akan dianggap sebagai indikator utama terbebas dari Covid-19, sehingga masyarakat menurunkan upaya pencegahan penularan.

"Kami khawatir warga kita begitu dites rapid antigen negatif terus mereka bisa tenang. Ini yang sedikit membuat kita khawatir," ujar Widya dalam diskusi virtual yang dikutip pada Sabtu (17/4).

Widya menegaskan, hasil tes utama dan menjadi rujukan seseorang dinyatakan positif atau negatif dari Covid-19 adalah tes menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).

Orang lain juga bertanya?

Di Jakarta, ujar Widya, Dinas Kesehatan melakukan testing dengan dua metode yaitu PCR dan rapid antigen. Adanya tes berdasarkan antigen berdasarkan kebijakan pemerintah pusat yang membolehkan penggunaannya untuk screening awal.

Meski demikian, Widya menegaskan jumlah kapasitas testing PCR lebih banyak dibandingkan rapid antigen. Dalam satu pekan terakhir, testing PCR di Jakarta mencapai 6.988 orang, sedangkan rapid antigen berjumlah sekitar 3.000 orang.

Widya juga mengingatkan, menurunnya kualitas protokol kesehatan di masyarakat dapat berdampak dengan penambahan jumlah kasus. Bahkan selama 2 pekan terakhir terjadi tren peningkatan kasus harian di Jakarta.

"Harian kita sudah mulai peningkatan 200, 200, khawatir nanti bergerak terus," ungkapnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, tren tertinggi kasus aktif di DKI terjadi pada Januari-Februari di angka 25.000 lebih pasien isolasi di rumah sakit atau tempat-tempat isolasi yang disediakan pemerintah. Memasuki Maret, tren kasus aktif mulai menurun drastis di angka 6.988 kasus.

Merujuk data tersebut, Widya mengingatkan agar penerapan protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat. Sebab, pengabaian upaya pencegahan penularan Covid-19 dapat berdampak kembali meningkatkan kasus.

Dia menambahkan, tingginya jumlah kasus aktif juga disebabkan kapasitas testing DKI. Daerah ini melakukan 68.000 lebih tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR) setiap minggu. Angka itu melebihi standar WHO.

"Angka ini melebihi angka WHO, tetapi 68.000 tadi memang menurun meskipun masih tinggi menurut standar WHO, tetapi untuk standar DKI sendiri kita biasa pernah di posisi 90 ribu," ucapnya.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Udara DKI Jakarta Semakin Buruk, Warga Diimbau Pakai Masker saat Beraktivitas di Luar Ruangan
FOTO: Udara DKI Jakarta Semakin Buruk, Warga Diimbau Pakai Masker saat Beraktivitas di Luar Ruangan

Dilihat dari situs IQAir, indeks kualitas udara DKI Jakarta 153 AQI US.

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Memburuk, 9.709 Warga Jakarta Barat Terserang ISPA
Polusi Udara Memburuk, 9.709 Warga Jakarta Barat Terserang ISPA

Data Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius
Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius

Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menkes Budi Ungkap Pj Gubernur Heru Akui Kasus Stunting Jakarta Naik, Ini Penyebabnya
VIDEO: Menkes Budi Ungkap Pj Gubernur Heru Akui Kasus Stunting Jakarta Naik, Ini Penyebabnya

Data itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Tak Lagi Ditilang, Pemprov DKI Cari Cara Lain Agar Warga Mau Uji Emisi
Tak Lagi Ditilang, Pemprov DKI Cari Cara Lain Agar Warga Mau Uji Emisi

Tilang dinilai tidak efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam melakukan uji emisi.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya