Dinsos Sebut Marak 'Manusia Silver' Imbas Covid-19
Merdeka.com - Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Parangin-angin menyebutkan fenomena 'manusia silver' yang saat ini marak terjadi di Jakarta Pusat merupakan imbas dari Covid-19.
"Ini dampak pandemi ya, kalau dulu bisa kita lihat, tidak ada yang seperti itu. Artinya, ini situasi pandemi yang mempengaruhi ekonomi di masyarakat," kata Ngapuli saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, dilansir Antara, Rabu (11/11).
Ngapuli mengatakan ia kerap menjaring dan menemukan 'manusia silver' yang ternyata merupakan remaja-remaja yang memiliki orangtua.
-
Siapa yang razia manusia silver? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Apa saja jenis manusia silver? Mereka berkamuflase menjadi manusia silver, manusia kostum atau badut Tak jarang membawa keluarga dengan gerobak atau manusia gerobak, pengemis, pengamen hingga pak ogah
-
Dimana manusia silver beroperasi? Tercatat 14.018 tersebar di lima wilayah Kota Administrasi Jakarta dirazia
-
Dimana mahasiswi itu ditemukan? Diberitakan sebelumnya, Nindi ditemukan tewas di Apartemen Bogor Icon Bukit Cimanggu City (BCC), Kelurahan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/12).
-
Bagaimana kenakalan remaja di Sumut? Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
-
Siapa yang menemukan jejak kaki anak? Dua jejak kaki ditemukan di Schoningen berukuran kecil dan tampaknya jejak anak kecil, kata peneliti.
"Kami selalu menjangkau mereka dan mereka selalu langsung dijemput oleh orang tuanya. Kami sudah beri mereka pemahaman agar menjaga anaknya agar tidak lagi melakukan itu karena tidak baik juga," kata Ngapuli.
Menurut Ngapuli, 'manusia silver' di Jakarta Pusat saat ini diketahui sering muncul di tiga kecamatan yang ramai di hari-hari kerja yaitu Gambir, Tanah Abang, serta Menteng. Ia mengatakan pihaknya dan Satpol PP Jakarta Pusat kerap melakukan patroli keliling untuk menjaring penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti 'manusia silver', namun sayangnya mereka kerap kesulitan karena 'kucing-kucingan' dengan PMKS.
"Tim kami selalu keliling. Tapi, kucing-kucingan. Tim bergerak ke lokasi mereka (PMKS), mereka pun kabur. Ya gitu terus," ujar Ngapuli.
Lebih lanjut, Ngapuli mengimbau masyarakat agar tidak lagi bersedekah atau memberi donasi di jalanan dan menyarankan agar masyarakat berdonasi lewat badan amal.
"Ya salurkan lewat lembaga-lembaga sosial yang dipercaya sehingga di situ akan lebih manusiawi dan lebih baik," ujar Ngapuli.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Saat ini satgas TPPO Polda sumbar sedang melakukan penyelidikan dengan instansi terkait,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Baca SelengkapnyaFenomena Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) musiman kerap muncul di sejumlah kota besar di bulan Ramadan. Tak terkecuali di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaSejumlah anak usia belasan tahun itu bahkan tak segan memamerkan anak.
Baca Selengkapnya