Ditemukan Kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta, Riza Ingatkan Warga Jaga Ekosistem
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria merespons temuan kandungan paracematol yang tinggi di kawasan Teluk Jakarta. Dia menyebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sedang meneliti temuan tersebut.
"Nanti kita tunggu hasilnya sedang diteliti oleh DLH DKI Jakarta sesuai dengan PP (Nomor) 22 (Tahun 2021) tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," kata Riza, Jumat (1/10).
Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR ini menjelaskan DLH DKI Jakarta melakukan pengujian kualitas air laut setiap enam bulan sekali. Namun, paracetamol tidak masuk dalam parameter pengujian baku mutu air laut.
-
Bagaimana DKI Jakarta mengendalikan polusi udara? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa yang menyebabkan polusi udara Jakarta? Pasalnya, buruknya kualitas udara di Jakarta juga merupakan hasil tingginya emisi pembuangan dari industri, selain tingginya mobilitas kendaraan di Jakarta.
-
Apa polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Jakarta tidak sehat? Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m³. Data ini tercatat per pukul 08.00 WIB.
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
Riza kemudian meminta masyarakat dan pihak manapun tidak membuang sampah, obat-obatan apalagi limbah sembarangan.
"Kita jaga lingkungan kita, laut kita. Itu penting kita jaga kebersihannya dan juga ekosistem laut kita," ujarnya.
Pria kelahiran Banjarmasin, 17 Desember 1969 ini juga menjawab soal penanganan limbah medis selama pandemi Covid-19. Menurutnya, Dinas Kesehatan dan DLH DKI Jakarta sudah mengirimkan limbah medis ke tempat pengelolaan limbah, sesuai aturan yang berlaku.
"Sejauh ini tidak ada masalah meskipun ada peningkatan luar biasa terkait limbah," tegasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan di Jakarta mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendalami temuan kandungan paracematol yang tinggi di kawasan Teluk Jakarta. Temuan itu mengacu hasil penelitian dari Pusat Penelitian Oceanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarnya," kata Yogi, Jumat (1/10).
Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan melakukan pemantauan termasuk kualitas air laut setiap enam bulan sekali. Namun, ia menjelaskan berdasarkan lampiran VIII pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, paracetamol tidak termasuk dalam parameter pengujian baku mutu air laut. Ia menyampaikan terima kasih kepada para peneliti yang menemukan hasil penelitian tersebut.
"Pada prinsipnya sesuatu yang tidak pada tempatnya atau sesuatu yang melebihi kadarnya di suatu tempat adalah pencemaran," katanya.
Hasil penelitian Pusat Penelitian Oceanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) masuk dalam publikasi LIPI yang diunggah pada 14 Juli 2021 melalui laman resminya lipi.go.id, terkait tingginya konsentrasi paracetamol di Teluk Jakarta, dengan judul: High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Peneliti tersebut di antaranya Wulan Koagouw dan Zainal Arifin. Keduanya dari dari Pusat Penelitian Oceanografi itu menemukan dari empat titik yang diteliti di Teluk Jakarta, dua di antaranya, yakni di Angke terdeteksi memiliki kandungan paracetamol sebesar 610 nanogram per liter dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.
Sementara itu, berdasarkan lampiran VIII PP Nomor 22 Tahun 2021, parameter baku mutu air laut mencapai 38 jenis yakni warna, kecerahan, kekeruhan, kebauan, padatan tersuspensi total dan sampah.
Kemudian, suhu, lapisan minyak, pH, salinitas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, ammonia, ortofosfat, nitrat, sianida, sulfida, hidrokarbon petroleum total, senyawa fenol total, poliaromatik hidrokarbon, poliklor bifenil, surfaktan, minyak dan lemak.
Selanjutnya, pestisida (BHC, aldrin/dieldrin, chlordane, DDT, heptachlor, lindane, methoxy-chlor, endrin dan toxaphan), tri buti tin, raksa, kromium heksavalen, arsen, cadmium, tembaga, timbal, seng, nikel, fecal coliform, coliform total, pathogen, fitoplankton dan radioaktivitas.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, delapan miliar manusia yang hidup di bumi saat ini sangat tergantung pada keanekaragaman hayati termasuk kualitas udara yang bersih.
Baca SelengkapnyaHal ini berdasarkan kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaStudi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.
Baca SelengkapnyaDampak kesehatan disebabkan dari buruknya kualitas udara Jakarta sebagai suatu hal yang tidak biasa
Baca SelengkapnyaTanpa data dan literasi terhadap data, tidak akan ada kesadaran publik, permintaan kepada pemerintah dan aksi-aksi udara bersih dari masyarakat.
Baca Selengkapnyakrisis air terjadi lantaran penurunan kualitas air baku di IPA Hutan Kota PAM Jaya
Baca SelengkapnyaIka meminta agar warga yang tinggal di pesisir Jakarta menggunakan air dari Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di Jakarta belakangan menjadi perhatian karena dinilai tidak sehat akibat tingginya polusi.
Baca Selengkapnya"Kita sedang lakukan pendalaman itu segera, supaya memang bisa diambil langkah menyediakan BBM yang ramah lingkungan," kata Arifin.
Baca SelengkapnyaNyata air tanah di Jakarta saat ini tidak layak konsumsi karena sudah tercemar
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenyakit Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA tengah menjadi ancaman di Indonesia, khususnya warga sekitar Jakarta.
Baca Selengkapnya