Ditetapkan Tersangka, Sekuriti Pemukul Warga Saat Minta Surat Vaksin di GBK Ditahan
Merdeka.com - Polisi menetapkan seorang sekuriti sebagai tersangka kasus pemukulan terhadap seorang warga di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat. Aksi pemukulan terjadi saat korban bernama Zaelani (26), akan meminta surat atau sertifikat vaksinasi Covid-19 di GBK, pada Jumat (30/7).
"Sudah ditetapkan sebagai tersangka, Pasal 351," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Wisnu Wardhana saat dihubungi, Jumat (6/8).
Polisi langsung menahan pelaku setelah resmi menyandang status tersangka. Penahanan dan penetapan tersangka ini karena pelaku telah mengakui perbuatannya.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Kapan Kejaksaan Agung menetapkan tersangka? Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan satu tersangka perkara dugaan tindak pidana korupsi pada kegiatan importasi gula PT SMIP tahun 2020 sampai dengan 2023.
-
Kenapa Kejaksaan Agung tahan tersangka? Setelah ditetapkan sebagai tersangka, RD dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan.'Terhitung dari tanggal 29 Maret sampai dengan 17 April,' tutup Ketut.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa yang ditangkap dalam kasus ini? Polda Metro Jaya mengungkap sindikat pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Pelat nomor rahasia. Total, ada tiga tersangka yang ditangkap, sedangkan satu orang lain masuk ke dalam buron. 'Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan empat tersangka yakni YY (44), HG (46), PAW (38), dan IM (31). Untuk tersangka IM (31) saat ini masih dalam pencarian kita dan sudah masuk dalam daftar pencarian orang,' kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Samian dalam keterangannya, Rabu (20/12).
"Sudah kita tahan per hari ini," tegasnya.
"Yang bersangkutan juga mengakui. Satu orang saja yang (diamanin), yang mukul itu. Kita proses prosedural," tambahnya.
Selain itu, penangkapan serta penahanan itu juga berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi atas kasus tersebut.
"(Pelaku diamankan atas) keterangan dari saksi, kemudian visum. Visumnya di pelipis, kalau lukanya enggak berat. Memar saja," jelasnya.
Periksa Tiga Orang Sekuriti
Sebelumnya, Polisi memanggil sekuriti yang diduga telah melakukan pemukulan atau penganiayaan terhadap seorang warga bernama Zaelani (26). Ia menjadi korban penganiayaan saat akan meminta surat atau sertifikat vaksin di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Jumat (30/7) lalu.
"Hari ini, kita minta keterangan (sekuriti)," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Wisnu Wardhana saat dihubungi, Selasa (3/8).
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mencari tahu berapa jumlah sekuriti yang ada pada saat kejadian tersebut.
"Nanti kita kembangkan (saat kejadian ada berapa sekuriti), kita dalami lagi nanti hari ini diperiksa," ujarnya.
Kesalahpahaman
Seorang warga bernama Zaelani (26) menjadi korban penganiayaan atau pemukulan oleh seorang security di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Kejadian itu terjadi pada Jumat (30/7) sekitar pukul 11.30 Wib.
"Iya, (Kejadian pemukulan) itu hari Jumat, Siang," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardhana saat dihubungi, Selasa (3/8).
Menurutnya, kejadian itu terjadi hanya ada kesalahpahaman antara korban dan pihak security yang melakukan pemukulan tersebut. Saat itu, korban hendak ingin meminta sertifikat atau surat keterangan vaksin usai mendapatkan dosis I dan dosisi II.
"Kesalahpahaman aja, mis komunikasi. Jadi ini kan cuma minta, si korban ini berdasarkan dari. Minta surat keterangan vaksin dari pos, kaya di ping-pong gitu loh. (Dioper-oper) iya, dari sana dibalikin lagi ke sini ke pos yang sebelumnya seperti itu," ujarnya.
Kemudian, saat itu sempat terjadi cekcok antara mereka tersebut. Karena, korban merasa jika dirinya dioper-oper ke sana kemari.
"Ributlah sama security, karena yang bersangkutan kan bingung ini kok diping-pong begitu. Akhirnya ribut sama security, gitu. Yang satu ngeyel, yang satu enggak sabaran. Yang korbannya ngeyel, si security enggak sabaran. Begitu lah kira-kira, kesalahpahaman aja, enggak ada masalah sih," jelasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya