Ditipu situs jual tiket konser Bon Jovi, fans melapor ke Polda Metro
Merdeka.com - Puluhan calon penonton konser band rock Bon Jovi mendatangi Mapolda Metro Jaya. Mereka melaporkan penipuan yang dialami saat membeli tiket konser yang digelar pada 11 September mendatang melalui situs www.ticketbonjovi.com.
"Saya mewakili teman-teman saya yang saat baru terdaftar menjadi korban 28 orang, telah tertipu atas website tiket tersebut," ujar Deki Surahman (35), di lobi SPK Polda Metro Jaya, Kamis (3/9).
Dia menceritakan, kecurigaan pada situs itu bermula saat mereka hendak mengonfirmasi kapan fisik tiket tersebut bisa diambil. Tapi admin situs itu tak lagi membalas chat yang mereka kirimkan.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku yang kabur dengan uang konser? Ternyata uang tersebut dibawa kabur oleh Promotor konser musik Lentera Festival berinisial MDP (27) alias Muhammad Dian Permana Angga.
"Laporannya tentang indikasi penipuan portal ticketbonjovi.com. Di mana ketika konfirmasi balik, tidak dijawab. Lalu kita coba menghubungi Live Nation, ternyata mereka mengatakan bahwa ticketbonjovi.com bukan official resmi pembelian ticket box dari mereka," ujar Deki.
"Kita coba konfirmasi ke situ tersebut namun tak bisa dihubungi. Kita punya group sekitar 60 orang. Kita pernah ingin mengajak ketemuan sama pihak tersebut, namun mereka tidak menjawab. Saat kita sedang chat dia nya langsung live chat," tambahnya.
Dari 60 orang grup mereka, sebanyak 28 orang yang melapor menderita kerugian Rp 108.470.000. Nilai kerugian itu dari berbagai pembelian tiket untuk berbagai kelas.
"Mereka ini (tertipu) mentransfernya ke bank BCA dan BRI. Kalau kerugian sekitar Rp 108.470.00 namun jika 60 orang yang di group itu ketemu semua, itu baru bisa dihitung kerugiannya semua," pungkas Deki.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Chandra memastikan akan mengusut kasus secara profesional. Termasuk, memanggil pihak promotor konser Coldplay.
Baca SelengkapnyaPolisi bersama promotor juga telah membuka posko pengaduan untuk calon penoton yang menjadi korban.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan menggali keterangan dari para korban pelapor.
Baca SelengkapnyaRijki berharap polisi segera mengusut tuntas kasus penipuan yang dialaminya secara cepat dan transparan.
Baca SelengkapnyaPria asal Pamulang, Tangerang Selatan, MFR (24) dijemput polisi karena diduga melakukan penipuan dengan modus menjual tiket konser Coldplay.
Baca SelengkapnyaKeseruan konser Coldplay menyisakan masalah yang harus diselesaikan dan menjadi pelajaran, yakni banyaknya penipuan tiket.
Baca SelengkapnyaPelaku jerat Pasal 372 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaDengan pengalamannya, kata Chandra, Ghisca mengambil keuntungan sebesar Rp250 ribu dari harga tiket normal.
Baca SelengkapnyaTersangka menjanjikan semua tiket akan diberikan ke korban pada 8 November 2023
Baca SelengkapnyaAdapun terlapor dalam kasus ini seorang swasta berinisial DA.
Baca SelengkapnyaGhisca Debora Aritonang mengaku telah me-refund uang tiket para korban yang ditipunya.
Baca SelengkapnyaGhisca sudah ditetapkantersangka dan telah ditahan sejak Jumat (17/11/2023).
Baca Selengkapnya