Ditodong pistol pelaku, satu korban penyekapan di Pulomas trauma
Merdeka.com - ZKA alias Anet (13) merupakan satu di antara lima korban selamat dalam kasus pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur. Saat kejadian, korban sempat ditodong pistol oleh salah satu terduga pelaku. Hal ini diungkapkan Komisioner KPAI Erlinda di RS Kartika Pulo Mas, Selasa (27/12).
"Yang paling mengkhawatirkan ini adalah yang selamat karena dia dibawa ke suatu tempat yang ada airnya dan diceburkan ke dalam bak dan ditodongkan dengan senjata api. Traumanya sangat luar biasa. Tapi dia bercerita bahwa dia harus sehat, dia seperti ini untuk papanya almarhum dan mamanya yang masih hidup dan kebetulan dia punya mama baru kan yang sedang hamil 7 bulan. Sehingga dengan kepolosannya dia menitipkan bahwa mama juga harus sehat," kata Erlinda.
Erlinda menduga pembunuhan serta penyekapan itu tak lepas dari motif dendam. Terkait penanganan kasus, Erlinda menyerahkan kepada Kepolisian.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Bagaimana pelaku melakukan penikaman? Korban sempat melihat pelaku mengambil senjata tajam jenis badik dari kamar kekasihnya. Kemudian terjadi perkelahian antara pelaku dan korban, namun pelaku berhasil mengambil senjata tajam miliknya dari saku jaketnya dan langsung menikam korban secara berulang kali yang mengakibatkan korban meninggal dunia,' kata mantan Kapolresta Palembang ini.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
"Dalam arti kata, pasti polisi akan membongkar tabir ini. Saya sebagai perempuan ketika melihat TKP tak ada satu pun benda yang hilang, dan kondisi 11 orang dimasukan ke dalam ruangan sempit, untuk apa? Sehingga kami serahkan kepada pihak kepolisian."
"Mengapa saya mengeluarkan kata dendam, karena saya adalah seorang ibu melihat konflik RT, bisnis, sosial, kekhawatiran saya pribadi apakah betuk karena dendam atau karena apa. Sampai saya melihat sendiri dengan keterbatasan saya yang bukan seorang polisi, kenapa banyak korban yang tak bersalah harus seperti ini. Maaf contoh, ada keluarga dari sekuriti, kan punya keluarga besar, keluarga sopir, anak dari temen yang sedang main di sana. Jadi kenapa meski banyak korban, sehingga, kami masyarakat Indonesi men-support Kepolisian untuk segera menangkap para pelaku dan untuk menggali motifnya seperti apa," tuturnya.
Erlinda melanjutkan, para korban ditumpuk di dalam kamar mandi. Bahkan saat dirawat di rumah sakit, Anet sempat enggak bisa jalan.
"Ada motif kenapa harus 11 orang ditumpuk kayak sarden, dan mereka dalam waktu berjam-jam sejak kemarin malam sampai pagi, mereka tak bisa keluar ruangan," tutur Erlinda.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya