Dituding Lulung suap Ketua DPRD DKI Rp 12,7 T, ini pembelaan Sekda
Merdeka.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana menuduh ada dugaan suap yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Lulung menuding oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah memberikan suap Rp 12,7 triliun kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Namun, Saefullah membantah dugaan tersebut. Dia mengatakan, kedatangannya bertemu Prasetyo untuk mempertahankan sistem e-budgeting yang diusung oleh Ahok. Bahkan, kedatangannya berdasarkan undangan Prasetyo sendiri.
"Jadi apa yang disuap. Justru kami mempertahankan e-budgeting setengah mati. Gak ada pake suap-suap. Saya ke rumah dia waktu itu diundang, nggak subuh tapi siang," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/3).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa yang AHY lakukan dalam rapat tersebut? Inilah satu momen besar saat AHY memimpin rapat.
-
Apa yang ditekankan Prabowo di sidang kabinet? Prabowo turut mengulas peringatan tegasnya kepada jajaran dalam sidang kabinet pertama beberapa waktu lalu, yang menekankan tekat kuat merealisasikan program makan bergizi gratis bagi siswa di sekolah dan ibu hamil.
-
Apa kata Habiburokhman tentang Ahok dukung Ganjar? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Apa yang dilakukan Puput bersama Ibu Ahok? Tampak Akur Mereka Selalu Akur: Puput Berlibur ke Korea dengan Ibu Ahok.
Dia menambahkan, kedatangannya ke rumah politisi PDI Perjuangan itu bersama asisten, BPKD dan Bappeda. Bahkan, mereka sempat makan siang bersama.
"Intinya waktu itu dia minta maaf, karena waktu rapat internal Pak Ferrial gebrak meja saya waktu itu. Saya justru mempertahankan e-budgeting. Jadi waktu itu kami rapat besoknya dia ngundang kami," terang mantan Walikota Jakarta Pusat.
Saefullah juga mengungkapkan, selain anggota eksekutif juga ada pimpinan dewan. Bahkan, dia menantang jika memang ada bukti bahwa telah melakukan penyuapan kepada anggota dewan.
"Cari aja buktinya, apa saya nyuap. Kalau saya semua program termuat di e-budget. Dan saya Tidak pernah ngutik-ngutik. Kalau kalian tanya soal data kami kasih bahkan kami upload yang versi mereka dengan versi kami. Dia udah teliti belum?" tegasnya.
"Lihat saja ini ada beberapa dana yang dia kerok dia kurang kurangi terus dia tambahin dengan masukin pengadaan pengadaan," tambahnya.
Mengenai akan adanya pelaporan atas dugaan tindakan suap ini, saefullah mengakui siap untuk menghadapinya. Bahkan, dia dengan tegas mengatakan, tidak perlu bantuan pengacara untuk melaluinya.
"Silakan saja lapor, saya tidak takut. Saya sendiri aja gak pake pengacara. biro hukum ada. Urusannya terang benderang gini kok. Apa yg sulit," tutupnya.
Saefullah juga seseumbar rela berhenti dari jabatannya jika memang benar DPRD DKI Jakarta berhasil melengserkan Ahok. "Kalau Pak Ahok berhenti, saya juga berhenti. Keterbukaan menuju transparansi. Ketika lomotif gagal saya mundur saja. Mundur dari Sekda," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK resmi menjebloskan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke penjara
Baca SelengkapnyaPengacara Muhdlor berharap klien untuk dapat segera dibebaskan.
Baca SelengkapnyaAhmad Mudhlor Ali akan diperiksa sebagai saksi untuk para tersangka lain
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor menyatakan menghormati langkah (KPK menetapkan dirinya sebagai tersangka korupsi.
Baca SelengkapnyaTessa enggan membeberkan lebih rinci materi pemeriksan Gus Muhdlor.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca SelengkapnyaDari yang terlihat, setidaknya ada 4 koper yang dibawa oleh petugas KPK
Baca SelengkapnyaSelain Gus Mudlor, terdakwa Ari disebut menerima sebesar Rp7,133 Miliar.
Baca SelengkapnyaDia akan diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pemotongan insentif pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKPK tak mempermasalahkan pelaporan ke Dewas tersebut, karena laporan tersebut adalah hak dan bentuk dari pengawasan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMuhdlor Ali ditahan selama 20 hari ke depan terhitung sejak 7 Mei sampai dengan 26 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, KPK telah menetapkan Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Siska Wati sebagai tersangka korupsi pemotongan dana insentif ASN Sidoarjo
Baca Selengkapnya