Djarot ingin Sevel jual hasil UMKM dengan sistem titip barang
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ingin memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah. Caranya dengan menitipkan barang-barang produksi mereka di mini market.
Saat bertemu Direktur PT Modern Sevel Indonesia Hendri Honoris, Djarot menceritakan kisah ibundanya yang berjualan makanan. Dia mengatakan, sistem yang digunakan saat itu adalah menitipkan dagangan ke warung-warung.
"Ibu saya jual makanan terus dititipkan, tapi pembayarannya setiap hari. Jadi dititipkan pagi, sore sudah bisa dibayar dan dihitung berapa yang laku saja. Sisanya dibawa pulang," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (14/1).
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana proses penghitungan suara di Jakarta Timur? Tedi mengatakan penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS), rekapitulasi Tingkat kecamatan, kota, dan provinsi berjalan lancar.
-
Kapan Tjokropranolo jadi Gubernur DKI Jakarta? Hingga pada tahun 1977, ia dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 1977-1982..
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
Mantan wali kota Blitar ini mengharapkan, pihak 7-Eleven dapat menerapkan tersebut. Tetapi memang ada kendala dalam sistem yang diterapkan saat ini. Sehingga UMKM tidak dapat menitipkan barang mereka.
"Kesulitannya adalah sistem modern dan konsinyasi itu yang membuat sulit. Tapi apa mungkin diterapkan di Sevel? Soalnya bisa membantu perkembangan UMKM," ujarnya.
Hendri yang mendengarkan cerita itu menyepakati usulan tersebut. Dan menunggu gebrakan yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Namun Djarot mengharapkan, sistem pembayaran dapat dilakukan dalam jangka waktu singkat. Sebab tidak semua UMKM dapat menunggu lama perputaran roda ekonominya.
"Kalau pengusaha besar okelah. Kalau pengusaha kecil gimana, modalnya terbatas," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak seharusnya memang fokus belajar dan bermain. Namun, tidak dengan Jelita. Ia harus berjualan gorengan untuk bantu orang tuanya.
Baca SelengkapnyaJokowi silaturahmi dengan nasabah Permodalan Nasional Mardani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar)
Baca SelengkapnyaMenteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Hadi Tjahjanto aktif dalam memberikan sertipikat tanah kepada masyarakat di penjuru daerah tanah air.
Baca SelengkapnyaPedagang parcel musiman mulai bermunculan jelang Lebaran di kawasan Barito.
Baca SelengkapnyaBisnis dengan modal ekonomis ini bahkan bisa dijalankan dari rumah saja.
Baca SelengkapnyaKegigihan terpancar dari kehidupan seorang prajurit bernama Sertu Sarijo. Usai berdinas, dia tak berdiam diri atau sekadar beristirahat.
Baca Selengkapnya