Djarot khawatir orang ramai-ramai daftar jadi Pak Ogah karena digaji
Merdeka.com - Polda Metro Jaya berencana menggaji tenaga Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) atau biasa disebut Pak Ogah dengan upah minimum regional (UMR). Mereka akan diberdayakan untuk membantu mengurai kemacetan lalu lintas di beberapa titik jalan ibu kota.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat belum mendapatkan informasi terkait wacana memberdayakan Pak Ogah.
"Saya belum dapat informasi dari mereka, dari pak polisi. Terus berapa orang, fungsinya seperti apa. Dan pak ogah 'enggak mematok' mereka yang putar balik, gak patok biaya, itu kan sukarela," kata Djarot di Balai Kota, Selasa (25/7).
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Siapa yang menilai kemacetan di Jakarta? Tomtom International BV adalah lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia mencatat peringkat kemacetan di Jakarta naik menjadi 29 pada 2022.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI mengatasi kemacetan Jakarta? Pemprov DKI juga bakal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Menurut Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo, pihaknya sedang memproses kerja sama dengan Google Inc.
Mantan Wali Kota Blitar ini mengakui keberadaan Pak Ogah sangat membantu mengatasi kemacetan. Apalagi kepolisian dan Dinas Perhubungan memiliki keterbatasan tenaga untuk mengatur lalu lintas.
"Alasannya pasti kan begitu ya. Nah maka perlu dievaluasi dan kita bicarakan. Jangan kemudian setelah itu wah nanti orang ramai-ramai jadi Pak Ogah," kata Djarot.
Terkait kemungkinan memberdayakan Pak Ogah seperti Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU), Djarot masih akan melakukan kajian terlebih dahulu. Karena untuk tim PPSU memiliki waktu kerja, sedangkan Pak Ogah tidak memiliki waktu kerja.
"( Pak Ogah) Kalau muncul pada saat jam-jam sibuk saja, sedangkan PPSU kan kerjanya ada waktunya sesuai jam kerja, dibagi dalam tiga shift. Tapi enggak ngerti, kita belum ada rencana," ucapnya.
Untuk diketahui, wacana ini dimunculkan Polda Metro Jaya karena Jakarta tengah melakukan banyak pembangunan infrastruktur sehingga beberapa ruas lalu lintas mengalami kemacetan.
"Supeltas merupakan sukarelawan pengatur lalu lintas diharapkan diberi bantuan dari CSR dari beberapa perusahaan setempat yang nilainya setara UMR (Upah Minimum Regional)," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Halim Pagarra di Jakarta, Sabtu (22/7).
Halim mengatakan mengenai anggaran dana akan dibicarakan dengan pemerintah daerah (pemda) melalui dana Company Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan. Pak Ogah ini nantinya juga dibekali rompi khusus dan peralatan menunjang pekerjaan mereka.
Halim mengharapkan dengan gaji tersebut tidak akan ada lagi pungli dilakukan para Pak Ogah terhadap para pengendara khususnya roda empat seperti sering dikeluhkan. Dengan berdayakannya Pak Ogah ini menjadi Supeltas selain akan membantu tugas kepolisian juga membantu mengurangi pengangguran di Jakarta.
Selain membentuk Tim Supeltas, Halim juga akan menambah pasukan untuk ditempatkan dibeberapa titik kawasan Ibu Kota. Selain itu, dia juga tengah memaksimalkan fungsi trotoar untuk pejalan kaki sering diserobot para pengendara sepeda motor dengan melakukan penindakan dengan denda maksimal.
Tidak hanya itu, pelanggar lalu lintas sering melawan arus juga akan menjadi fokus polisi lalu lintas untuk dilakukan penindakan karena sering menjadi pemicu kecelakaan. "Ada anggota di situ. Kita tilang. Kalau kita berlakukan Perda bisa satu tahun kurungannya. Kalau menurut perda itu. Ditilang maksimal juga," terangnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan Pak Ogah dan banyaknya kendaraan yang berputar balik, dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan ibu kota.
Baca SelengkapnyaBertemu Ganjar, Komunitas Ojol Curhat Minta Kepastian Regulasi dan Kesejahteraan Driver
Baca SelengkapnyaAhok ingin agar RT/RW ke depannya bisa mengikuti konsepnya sewaktu dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengaku kecewa dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaDjarot menuturkan, Jokowi yang meminta kepada PDIP agar mengusung keduanya sebagai kepala daerah
Baca SelengkapnyaDjarot juga menyinggung bahwa PDIP memiliki kader asli Betawi seperti Rano Karno.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengusulkan anggaran di setiap RW diberikan Rp100-Rp200 juta
Baca SelengkapnyaPrabowo memberikan rasa hormat kepada Ojol karena mempertaruhkan nyawanya demi keluarga.
Baca SelengkapnyaHasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.
Baca SelengkapnyaKemacetan di berbagai titik strategis Pekalongan, seperti kawasan Transmart, Stasiun, dan Monumen, menjadi salah satu keluhan utama
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024.
Baca Selengkapnya"Agar tidak mengajak sanak keluarga atau tetangga untuk mengadukan nasibnya ke Jakarta," kata Joko
Baca Selengkapnya