Djarot sebut bendera mirip ISIS di Polsek Kebayoran sebuah tantangan
Merdeka.com - Bendera diduga berlambang ISIS dipasang oleh orang tak dikenal yang menggunakan sepeda motor di pagar Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Selain bendera, polisi juga mengamankan sebuah botol berisi secarik kertas bertuliskan ancaman kepada pihak-pihak yang dianggap thoghut.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan pemasangan bendera mirip ISIS di pagar Polsek Kebayoran Lama itu bukanlah aksi teror. Djarot menganggap kasus itu adalah sebuah tantangan akan keragaman yang ada di Jakarta.
"Itu bukan meneror itu, itu sebenernya tantangan, menantang itu," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Jakarta, Rabu (5/7).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Kenapa Cak Imin dilema soal Pilkada Jakarta? Saya sejak keputusan banyak yang harus diambil, dilemanya saya tidak ikut-ikut, saya serahkan ke Desk Pilkada,' kata Cak Imin kepada wartawan di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7).
-
Kenapa SARA jadi isu sensitif di Indonesia? Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elite politik dalam kampanye-kampanyenya.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
Menurut politis PDIP ini tantangan itu datang kepada Jakarta yang beragam dari mulai agama, suku dan ras. Aksi itu pun justru menantang ideologi Pancasila.
Selain pemasangan bendera mirip ISIS pelaku juga memberikan surat kaleng berisi ancaman. Yakni ancaman menjadikan Jakarta seperti Marawi di Filipina Selatan.
Djarot pun menilai ancaman itu tak akan pernah terjadi di Jakarta sebab dari segi masyarakat, Marawi berbeda dengan Jakarta. Masyarakat Islam Indonesia khususnya Jakarta merupakan masyarakat muslim yang moderat.
"Islam kita di sini Islam yang betul-betul moderat dan Islam yang rahmatan alamin. Jadi kelompok-kelompok ISIS seperti itu, itu tantangan kita, itu bukan teror," terang Djarot.
Untuk itu, Djarot meminta masyarakat untuk tidak takut akan ancaman tersebut. Dia pun mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewasapadaanya. Bila terjadi sesuatu yang mencurigakan harus segera melaporkan kepada pihak yang berwajib.
"Kalau sampai terjadi sesuatu yang mencurigakan ya laporkan, tetapi kemudian jangan kita merasa terlampau was-was, takut," ujarnya.
"Indonesia enggak pernah takut, kita semua enggak pernah takut menghadapi berbagai macam teror, tantangan-tantangan seperti itu. Saya yakin kok, kami yakin, kita bisa menghadapi seperti itu dengan sangat baik," sambungnya.
Djarot juga telah meminta jajaran seluruh perangkat daerah mulai dari lurah, camat hingga Satpol PP untuk meningkatkan kewaspadaan. "Kita juga punya SKDM kewaspadaan ini untuk juga bisa memantau semua itu jadi jangan takut dan jangan panik, cuma gitu aja kok. Cuma bendera sama surat aja. Paling orang iseng aja. Itu cuma nakut-nakutin. Tapi jangan kehilangan kewaspadaan," tutup Djarot.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaDi rute-rute yang dilewati oleh Jokowi masih terpasang bendera-bendera dari parpol.
Baca SelengkapnyaNamun partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu bisa memasang bertruk-truk bendera.
Baca SelengkapnyaDjarot menyebut PDIP tidak pernah mengajarkan bahwa Bung Karno adalah milik salah satu partai saja.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, Indonesia haruslah menjunjung tinggi keberagaman
Baca SelengkapnyaJokowi menyatakan, bahwa Indonesia adalah negara besar dan sukunya berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaPetugas Satpol PP mencopot bendera PDIP dan baliho di dekat lokasi acara Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenpora mengatakan kewenangan Paskibraka telah diambil sepenuhnya oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDampak dari penurunan baliho pasangan Capres-cawapres tersebut kini mendapat sorotan tajam publik
Baca SelengkapnyaSekjen PSI, Raja Juli Antoni menyayangkan aksi segerombolan pemotor yang membawa bendera PDIP tersebut
Baca SelengkapnyaPetugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta menertibkan alat peraga partai politik berbentuk bendera di kawasan Jalan Raya Bogor.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca Selengkapnya