Djarot Soal Anggaran Lem Aibon Rp82 M: Itu Bodoh Banget, Tentu Ada Kesengajaan
Merdeka.com - Usulan RAPBD DKI 2020 atau KUA-PPAS APBD 2020 sedang menjadi sorotan. Bagaimana tidak, Pemprov DKI menganggarkan pengadaan lem aibon sebesar Rp82 miliar. Sungguh fantastis.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat angkat bicara mengenai kelalaian Pemprov DKI itu. Menurutnya, Gubernur DKI Anies Baswedan harus menindak tegas oknum PNS yang lalai atau salah memasukkan mata anggaran.
"Kalau disengaja (input anggaran) itu bodoh banget. Tentunya ada faktor kesengajaan, kalau saya ya diundang saja, dipanggil, kalau memang terbukti ya udah selesaikan, ya nonjob (pecat)," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10).
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Mengapa penting untuk menetapkan anggaran? Sangat penting untuk membuat anggaran yang cukup fleksibel agar dapat menyesuaikan dengan fluktuasi harga atau kebutuhan mendesak, tetapi tetap ketat untuk menghindari pemborosan.
-
Apa itu budgeting? Budgeting adalah proses merencanakan keuangan dengan bijaksana.
-
Bagaimana budgeting membantu perencanaan keuangan? Budgeting membantu dalam merencanakan keuangan dengan lebih baik. Dengan mengevaluasi pendapatan dan mengidentifikasi pengeluaran yang diharapkan, Anda dapat membuat rencana yang lebih terarah untuk mencapai tujuan keuangan Anda.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Siapa yang mengingatkan Prabowo-Gibran soal APBN? Direktur Kolaborasi Internasional, Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Imaduddin Abdullah mengingatkan agar pemerintah baru mendatang tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara ugal-ugalan.
Djarot mengingatkan pentingnya e-budgeting dalam penyusunan anggaran. Dengan demikian, semua orang bisa mengawasi.
"Ini sebetulnya pentingnya elektronik budgeting, pentingnya transparansi. Dengan terbuka seperti ini maka bukan hanya anggota dewan yg melihat, menyisir anggaran, mencermati anggaran, tapi juga masyarakat bisa melihat," ucapnya.
Bukan Lagi Disisir, Tapi Diserit
Anggota Komisi II DPR itu juga mengimbau agar anggaran DKI itu tidak hanya disisir melainkan diserit atau disisir yang lebih rapat. Dengan demikian, penyusupan anggaran bisa diminimalisir.
"Kalau di anggaran aneh-aneh, bukan hanya disisir, disisir itu kan gede-gedeya, yang penting itu zaman saya dulu itu namanya serit, sisir kecil rapat buat kutu. Tentu ada yang lolos ya. Kenapa, karena dalam anggaran itu tidak mungkin bisa sempurna 100 persen, tapi kita minimal bisa mengamankan supaya anggaran itu tidak bocor. Sebaiknya bukan disisir untuk DKI, tapi zaman dulu kita diserit," jelasnya.
Menurutnya, penyusupan anggaran ini telah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya, bahkan ia tahu persis bagian penyusupan itu bisa masuk ke APBD.
"Saya tahu persis bagaimana penyusupan anggaran itu, sehingga kita (dulu) sempat bersitegang dgn DPRD. Dan akhirnya kita menggunakan apbd tahun sebelumnya, kita gagal mencapai kesepakatan. Karena banyaknya anggaran yang disusupi masuk, makanya kita bikin E-Budgeting, itu betul-betul ada kuncinya, ada passwordnya, siapa yg boleh masuk. Itu bisa kita lacak," ucapnya.
Meski demikian, Djarot menyebut kesalahan anggaran-anggaran aneh di DKI saat ini bukanlah kesalahan Anies Baswedan. "Ini bukan semata-mata kesalah pak anies, tapi kita bisa lacak siapa yang menginput, siapa yang mengetuk anggaran itu, dan itu sengaja atau tidak sengaja dari E-Budgeting," katanya.
Ada Anggaran Bolpoin Rp124 Miliar
Sebelumnya, Pengadaan bolpoin sebesar Rp124 milliar oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta menuai sejumlah kritikan. Besaran anggaran tersebut sempat dibeberkan oleh Fraksi PSI DPRD DKI.
Hasil tangkap layar dari website apbd.jakarta.go.id yang diperoleh PSI tertuliskan jenis bolpoin yang digunakan yakni pen drawing. Rencananya bolpoin tersebut diperuntukkan bagi 98.000 pegawai.
Dalam data itu juga dituliskan setiap bulan pegawai mendapatkan satu buah bolpoin dengan harga satuan Rp105.000 selama setahun.
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI, William Aditya menyatakan, data tersebut didapatkannya sebelum website anggaran milik Pemprov DKI Jakarta diturunkan pada 11 Oktober 2019.
Reporter: Delvira Hutabarat
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
E-budgeting itu merupakan bagian dari Government Resource Management System (GRMS)
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengingatkan agar anggaran besar tidak dibagikan ke dinas-dinas terkait
Baca SelengkapnyaDana ini akan digunakan oleh Kementerian dan Lembaga serta pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo memerintahkan agar Menteri Keuangan dan jajarannya meneliti kembali APBN
Baca SelengkapnyaPrabowo juga tegas melarang perjalanan luar negeri yang mengada-ada.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai dengan bertambahnya jumlah kementerian artinya menambah jumlah anggaran atau tidak efisien.
Baca SelengkapnyaGanjar menerangkan digitalisasi tersebut bisa diterapkan dalam bentuk e-budgeting dan e-planning.
Baca SelengkapnyaPrabowo meminta bendahara negara memantau duit negara di tiap kementerian agar digunakan untuk kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, sistem digital pemerintahan harus ditingkatkan.
Baca SelengkapnyaDalam arahannya, Prabowo wanti-wanti para kepala daerah agar anggaran negara tepat sasaran, untuk kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaBima Arya menyampaikan, Prabowo meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk hemat agat tidak ada biaya yang dihambur-hamburkan.
Baca Selengkapnya