Djarot tak targetkan laporan keuangan DKI dapat opini WTP dari BPK
Merdeka.com - Selama tiga tahun terakhir, laporan keuangan Pemprov DKI selalu mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian. Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak menargetkan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk laporan keuangan Pemprov DKI.
"Saya tidak ngejar itu, WTP tapi sebagian besar selalu hasilnya wajar dengan pengecualian. Karena ada banyak problem ya bukan hanya di Jakarta salah satu masalah yang mendesak itu berkali-kali saya sampaikan adalah masalah aset," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Selasa (30/5).
Djarot tidak ingin mengaitkan ini dengan kasus jual beli opini yang diduga dilakukan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan institusi pemerintah baik kementerian/lembaga maupun pemda. Dalam pandangannya, terungkap kasus suap pemberian WTP Kementerian Desa dan PDTT tidak serta merta diartikan semua opini yang dikeluarkan BPK bermasalah.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Kenapa Jokowi tidak ikut campur dalam kabinet? 'Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024,' kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menilai MK tidak bisa jadi objek hak angket? 'Tentu saja hak angket merupakan hak anggota DPR untuk mengajukannya. Hanya saya lihat, perlu ketepatan objek hak angket. Kalau objeknya putusan MK atau lembaga MK, tentu tidak bisa,' ungkap pakar hukum tata negara Universitas Andalas, Feri Amsari kepada wartawan, Rabu (1/11).
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
DPK itu apa? DPK adalah singkatan dari Daftar Pemilih Khusus.
-
Kenapa DPR mendukung KPK mengungkap kebocoran OTT? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
"Anda tidak boleh menggeneralisasi kasus by kasus tidak baik, Apalagi menyangkut lembaga besar selalu ada oknum sama juga dengan BPK jadi kita nggak boleh menggeneralisasi. Apakah orang pemprov semuanya baik? Tentu saja tidak. Ada juga satu dua orang yang nakal jadi nggak tapi anda tidak bisa menyatakan seluruh pegawai pemprov adalah jahat atau koruptor," jelasnya.
Djarot masih mengakui kredibilitas lembaga BPK sebagau auditor negara. "Saya minta bukan karena satu atau dua kasus hasil audit BPK dipertanyakan, tidak. Saya 10 tahun jadi wali kota saya tidak pernah melakukan macem-macem seperti ini, banyak pegawai BPK yang kredibel, integritas dan professional." Tutupnya
Sebagai informasi tiga tahun berturut yakni 2013, 2014, 2015 DKI mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). BPK mencatat poin utamanya mengenai masalah pencatatan aset di DKI.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam catatan BPK Pemprov DKI Jakarta juga belum menerima pendapatan dari sewa lahan oleh sejumlah BUMD.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah berkali-kali menyampaikan WTP bukan prestasi, melainkan kewajiban untuk menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan baik.
Baca SelengkapnyaWTP ini kelima kalinya diterima KPK. BPK tak menemukan permasalahan signifikan yang berdampak kepada kewajaran penyajian LK KPK.
Baca SelengkapnyaPertemuan Jokowi dan Airlangga dilakukan di Kantor Presiden, Jakarta.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK, Alexander Marwata menegaskan, tindak lanjut laporan tersebut tidak ada unsur politik.
Baca SelengkapnyaBahlil mencontohkan ketika Jokowi dituduh memberikan bansos untuk mengarahkan masyarakat memilih salah satu capres.
Baca SelengkapnyaOpini WTP tersebut diberikan langsung oleh Pimpinan I BPK RI Nyoman Adhi Suryadnyana
Baca SelengkapnyaHeru mengklaim sudah menghubungi Kadis Dukcapil DKI Jakarta Budi Awaluddin tiga hari lalu dan menyimpulkan tidak terjadi kebocoran data KTP warga.
Baca SelengkapnyaBawaslu juga menegaskan laporan dugaan nepotisme Jokowi tak memenuhi unsur pelanggaran pemilu.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah adanya permintaan agar salah satu nama dicoret atau diloloskan dalam seleksi capim KPK
Baca SelengkapnyaPembayaran jasa EO disebut tidak didukung dengan bukti yang memadai, sehingga mengakibatkan kelebihan pembayaran.
Baca Selengkapnya