DKI Dapat Nilai E dari Kemenkes, Wagub Riza Beberkan Data Capaian Penanganan Covid-19
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria tidak sepakat saat penanganan Covid-19 di Jakarta mendapat penilaian buruk. Diketahui, penilaian tersebut sempat disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Saksono Harbuwono saat rapat bersama Komisi IX DPR, Kamis (27/5).
"Jakarta sangat serius dan sungguh-sungguh dalam pengendalian Covid-19. Alhamdulillah kita lihat bersama, angkanya masih cukup landai, tidak ada peningkatan yang signifikan," kata Riza percaya diri saat ditemui wartawan di Balai Kota Jakarta, Jumat (28/5).
Riza memamerkan sejumlah capaian penanganan Covid-19 di DKI. Mulai dari rumah sakit rujukan yang sudah mencapai 106 rumah sakit. Diketahui jumlah itu meningkat, dari angka sebelumnya yakni 98 rumah sakit.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI untuk menambah RTH? Pemprov DKI kini tengah mencanangkan program “Penataan Kawasan Unggulan“ untuk menambah opsi peningkatan jumlah dan luas RTH di Jakarta.
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana Kemenkes ingin memastikan RS tetap memenuhi standar? Syahril bukan bermaksud agar rumah sakit mengurangi tempat tidur. Namun, tetap ikut aturan memenuhi kriteria KRIS demi kenyamanan pasien.'Kita berharap rumah sakit tidak melakukan pengurangan tempat tidur, karena rugi juga dia kalau mengurangi, cuma harus diatur tadi memenuhi KRIS,' ucapnya.
Selain rumah sakit, lanjut Riza, DKI juga punya lokasi isolasi terkendali di 12 lokasi yang sebelumnya 8 lokasi. Kita juga punya 209 puskesmas kelurahan, punya 44 puskesmas kecamatan.
"Bahkan tenaga kesehatan yang mendukung semuanya setidaknya mencapai 144.700 orang, total tenaga kesehatan dan penunjang di DKI Jakarta," ujar dia.
Belum cukup sampai di situ, Riza merinci ketersediaan tempat tidur yang disiapkan sebanyak 6.657 unit dan baru terpakai 2.149 atau hanya 32 persen.
"Ini alhamdulillah enggak ada penurunan, juga ruang ICU 1.014, terpakai 345, ada 34 persen," turur Riza.
"Ini merupakan upaya-upaya yang kita lakukan di DKI Jakarta, Jakarta sudah sejak lama tidak masuk dalam zona merah. Artinya ada upaya perbaikan," Riza menandasi.
Sebagai informasi, jumlah laboratorium sudah mencapai 102 laboratorium, laboratorium gratis 19 ruang, laboratorium berbayar ada 88 ruang. Dengan banyaknya ruang laboratorium, maka kemampuan DKI dalam mengambil sampel per hari juga meningkat. Sebelumnya 25.143 sampel, sekarang sudah mencapai 70.490 sampel.
Jakarta diketahui juga memiliki 9 lokasi isolasi terkendali di beberapa hotel dengan kapasitas kamar 1.533 dan terpakai 455, itu artinya yang terpakai turun menjadi 29,7 persen.
Menkes: Nilai Penanganan Covid-19 Bukan Penilaian Kinerja Daerah
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan nilai E diberikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penanganan Covid-19 dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Budi menekankan bahwa penilaian terhadap pengendalian pandemi Covid-19 tingkat provinsi bukanlah untuk mengukur kinerja dari wilayah tersebut.
"Indikator risiko ini saya tegaskan sekali lagi, bukan merupakan penilaian kinerja dari daerah, baik provinsi kabupaten atau kota. Itu merupakan indikator risiko yang digunakan oleh Kementerian Kesehatan secara internal untuk melihat laju penularan pandemi dan bagaimana kita harus merespons serta kesiapan kapasitas responsnya masing-masing," kata Budi dikutip melalui channel YouTube Kementerian Kesehatan, Jumat (28/5).
Dia menjelaskan bahwa penilaian itu merupakan indikator risiko yang digunakan Kemenkes untuk melihat laju penularan Covid-19 di 34 provinsi. Budi mengungkapkan penilaian tersebut merupakan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Data-data dan angka merupakan indikator risiko pedoman WHO yang baru, yang digunakan sebagai analisa internal di Kementerian Kesehatan untuk melihat persiapan kita menghadapi lonjakan kasus sesudah liburan lebaran kemarin," kata dia.
Budi mengatakan pihaknya baru mendiskusikan pedoman umum di sekitar empat minggu. Dia berharap penilaian ini nantinya dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam penanganan Covid-19.
"Kita lagi mempelajari bagaimana penerapannya apakah cocok atau tidak dan kita sedang melakukan simulasi di beberapa daerah baik itu provinsi maupun kabupaten kota," ujar Budi.
Menurut Budi, jika dilihat indikator kesiapan menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Pemprov DKI Jakarta justru mempunyai persiapan yang matang. Bahkan jika dibandingkan dengan daerah-daerah di Indonesia, Provinsi DKI memiliki jumlah testing sangat agresif.
Tingginya testing diikuti dengan risiko lansia terpapar Covid-19 yang ada di Jakarta. Menurut Budi, jumlah lansia di ibu kota cukup banyak. Sementara diketahui mortalitas covid terhadap lansia juga cukup tinggi.
Hal ini pula, ujar Budi, yang membuat Jakarta memiliki risiko tinggi terhadap penanganan Covid-19. Namun risiko tersebut direspons cukup baik oleh Pemprov DKI dan aparat terkait. Di samping testing mumpuni, kesigapan Pemprov DKI juga tercermin vaksinasi terhadap lansia.
"Untuk urusan testing saya lihat dari seluruh Provinsi DKI yang paling banyak DKI yang paling banyak, karena memang lansianya paling tinggi itu di DKI lebih dari 60 persen sekarang sudah disuntik," kata Budi.
Kemenkes Beri Nilai E Penanganan Covid-19 di Jakarta
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memberikan nilai E kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas penanganan pandemi Covid-19. Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang mendapat nilai terendah versi Kementerian Kesehatan.
Dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menyampaikan penilaian kondisi bed occupancy rate (BOR) dan pelayanan Covid-19 daerah rata-rata memiliki kapasitas yang sangat terbatas.
Terkait penilaian, Dante menyebut tak ada daerah yang mendapat nilai A dan B. Untuk DKI Jakarta bahkan mendapat penilaian kategori E terkait bed occupancy rate dan tracing Covid-19.
"Ada beberapa daerah yang mengalami masuk kategori D dan ada yang masuk kategori E seperti Jakarta tapi ada juga yang masih di C artinya tidak terlalu BOR dan pengendalian provinsinya masih baik," ucap Dante.
Dari 34 Provinsi di RI, hanya DKI Jakarta yang mendapat nilai E. Dante menyebut DKI Jakarta berada pada kondisi kapasitas keterisian tempat tidur yang tak terkendali. Selain itu, upaya tracing di ibu kota juga masih buruk.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebagai pemimpin ibu kota, enggan mengomentari penilaian Kementerian Kesehatan terhadap penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi DKI. Riza menegaskan, pihaknya sudah berupaya optimal melakukan pengendalian pandemi.
"Semuanya nanti akan kita akan evaluasi dan saya tidak bisa mengomentari apa yang menjadi penilaian dari pusat," ujar Riza, Kamis (27/5).
Reporter: Muhammad Radityo PriyasmonoSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaUntuk membantu RSUDZA meningkatkan pelayanannya, Jokowi menyebut telah membantu menambah beberapa fasilitas tambahan.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Pangsar Soedirman dan 25 Rumah Sakit TNI, pada Senin 19 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaBupati Bandung mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian UHC di daerahnya.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaData itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat tak perlu repot membawa anak berobat atau program bayi tabung ke luar negeri.
Baca Selengkapnya