Dua program unggulan Anies-Sandi yang dikritik telak Djarot
Merdeka.com - Masa kampanye pilkada DKI Jakarta putaran dua tinggal dua pekan lagi. Dua pasangan yang tersisa, Basuki alias Ahok dan Djarot serta Anies dan Sandi berusaha memanfaatkan waktu yang tersisa untuk menyampaikan visi misinya agar diterima warga DKI hingga berbalas suara pada 19 April mendatang.
Di kampanye putaran dua ini, pasangan Ahok-Djarot seperti nya memang mengubah strategi. Ahok lebih banyak blusukan di belakang layar. Sedangkan Djarot sibuk keluar masuk kampung bersama sejumlah media.
Pasangan Anies-Sandi juga sibuk menyapa warga dan banyak komunitas di Jakarta. Mereka terus menyampaikan program-program prioritas yang akan dikerjakan bila nanti terpilih.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Apa yang dibahas Anies dan Sandiaga? Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
-
Kenapa Anies dan Cak Imin kampanye terpisah? 'Kan kita supaya lebih banyak yang bisa kita jangkau, nanti mulai hari-hari ke depan, Cak Imin jalan menjangkau banyak masyarakat, saya juga menjangkau masyarakat kalau semuanya bareng, nanti yang bisa terjangkau sedikit,' Anies saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (27/11).
-
Kenapa PDI Perjuangan masih meninjau Anies dan Ahok untuk pilkada? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
Seperti program Oke Oce, KJP Plus, program lansia hingga rumah dengan biaya murah di Jakarta.
Sebagai petahana, tak jarang Ahok maupun Djarot mengklaim apa yang menjadi ide Anies dan Sandi sudah lebih dulu mereka kerjakan. Calon petahana menilai tidak ada program baru yang ditawarkan calon nomor urut tiga itu.
Merasa tak ada program yang lebih istimewa dari yang mereka lakukan selama ini, Djarot lantas mengkritik program Anies Sandi. Salah satunya terkait perumahan rumah di Jakarta tanpa DP.
Dia menilai program perumahan tanpa DP cuma mengawang-awang.
"Bukan saya enggak setuju dengan rumah DP 0 persen. Senang banget kalau bisa dilaksanakan terutama untuk saudara-saudara kita yang mengontrak. Kalau bisa digunakan lahan Pemprov, kita lihat bisa enggak?" katanya di kawasan Lubang Buaya, Makassar, Jakarta Timur, Kamis (30/3).
"Misalnya di sini ini daerah resapan air. Berapa jumlahnya? Berapa unit? Ini yang sampaikan supaya masyarakat bisa menilai, mana program yang bisa dilaksanakan bukan hanya mengawang-ngawang," tegasnya.
Djarot mengatakan, permasalahan utama dalam penataan penduduk adalah lahan yang sangat minim. Sehingga konsep bangunan yang awalnya vertikal, kini diubah menjadi horizontal seperti membangun rumah susun sederhana sewa (Rusunawa).
"Ini yang kami tawarkan, yang sedang kita kerjakan. Supaya masyarakat bisa menilai mana yang bisa bekerja. Saya sampaikan ke Pak Basuki, katanya jangan beri janji-janji. Pilkada janji-janji. Jangan karena Pilkada kita berbohong, sampaikan saja apa adanya," kata Djarot.
Program lain yang dikritik Djarot soal program KJP plus yang digagas Anies Sandi. Menurutnya KJP plus yang ditawarkan Anies Sandi cuma angin surga.
"Tidak sekolah tidak akan dapat KJP. Kita dorong supaya sekolah. Mereka bisa masuk ke kursus. Otomatis kalau masuk ke situ dapat KJP. Itu untuk mendidik. Kita tidak bisa memberikan angin surga," tutupnya.
Hal ini beda dengan yang ditawarkan Anies Sandi. Mereka juga akan memberikan KJP bagi yang tidak sekolah.
"KJP itu fungsinya mendidik seperti anak-anak kita mau sekolah, tertib sekolah, rajin sekolah. Kemudian yang ke dua tepat sasaran dan tidak boleh disalahgunakan. Oleh karena itu tidak boleh ditarik tunai," sambungnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang sebelumnya adalah rival pada Pilkada Jakarta 2017, kini bersatu dalam barisan pendukung Pramono-Rano.
Baca SelengkapnyaAndre menyebut, Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus terus bekerja keras untuk mengunci kemenangan RIDO.
Baca SelengkapnyaAhok buka suara soal wacana menjodohkan dirinya dengan Anies.
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca SelengkapnyaPramono-Rano mengaku mendapat dukungan dari pendukung kedua sosok tersebut, yakni Ahokers dan Anak Abah.
Baca SelengkapnyaJika wacana itu serius, Ganjar menantang Anies dan Ahok untuk bersama-sama mendaftarkan diri di Pilkada serentak 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaTidak benar jika Anies nantinya terpilih menjadi presiden, seolah-olah semua program dan kebijakan pemerintahan saat ini akan diubah secara serampangan.
Baca SelengkapnyaPPP menilai kans memasangkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk Pilkada Jakarta bukan tidak mungkin terulang lagi.
Baca SelengkapnyaRencana itu disampaikan Anies kepadanya saat keduanya memenangkan Pilkada Jakarta 2017
Baca SelengkapnyaPKS menilai apabila menduetkan Anies sebagai cawapres Ganjar aneh dan tidak sesuai keputusan Majelis Syuro.
Baca SelengkapnyaArah dukungan politik dari Anies Baswedan dan relawannya, bisa menjadi penentu pemenang Pilkada DKI.
Baca Selengkapnya