Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gaji pasukan oranye, tak cukup untuk hidup di ibu kota

Gaji pasukan oranye, tak cukup untuk hidup di ibu kota Petugas PPSU. ©2015 Merdeka.com/Dhea

Merdeka.com - Panas, hujan dan bau bukan kendala berarti buat mereka. Terpenting semangat dan kerja kompak membereskan tugas yang dibebankan pimpinan.

Suroyo (51) menyadari pekerja ini akan melelahkan mengingat usianya tak lagi muda. Namun setelah bertemu satu rekannya yang bekerja sebagai petugas Pelayanan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dia malah jadi semangat dan tak mau kalah dengan yang petugas usia muda.

Suroyo harus bekerja keras. Salah satunya agar dapur tetap ngebul karena istri dan anaknya harus diberi makan. Belum lagi pendidikan untuk anak-anaknya.

"Keperluan rumah tangga, anak sekolah semua. Untuk tambahan dagang di rumah, makanan ringan buat tambah-tambah sekolah," ujarnya ketika berbincang santai dengan merdeka.com, di samping sungai Abdul Muis, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Suroyo memiliki tiga anak. Anak sulungnya baru lulus SMP, anak keduanya masih duduk di kelas dua SMP dan yang terakhir baru berumur 7 tahun. Dia harus banting tulang agar nasib anak-anaknya lebih baik. Dia bersyukur gaji yang diterimanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi, gaji tidak pernah telat dibayarkan.

"Gaji UMP Rp 3,1 juta per bulan. Kadang-kadang ada makan 2 kali (Bonus). Kadang-kadang juga dapat Rp 50.000 per hari. Tapi tetap saja masih kurang mas. Anak kan masih butuh sekolah," ucap pria asal Blitar ini lirih.

Suroyo ingat betul saat merantau ke Jakarta pada 1987. Dia mulai bekerja di bagian pengaspalan di kawasan Bendungan Hilir.

"Saya jadi PPSU ini sudah ada empat tahun, waktu itu diajak sama teman, dia PNS tata air. Sebelumnya lagi pernah kerja di Pertamina, nguli, serabutan yang penting menghasilkan uang mas dan halal," katanya.

Bekerja sebagai PPSU bukan impiannya. Namun disadari betul, bukan hal mudah mencari pekerjaan di ibu kota. Apalagi umurnya tak lagi muda. "Yang penting kerja dapat duit bisa biayain keluarga sama anak saja. Cari duit susah, kerja begini syukurin aja, ya jangan sampai anak saya susah juga mas," ucapnya sambil menyunggingkan senyuman.

Di akhir perbincangan, dia berharap keberadaannya dan rekan-rekannya diapresiasi karena ikut andil berkontribusi demi Jakarta menjadi lebih bersih.

"Jakarta tuh memang harus begini, Jakarta mengurangi kebanjiran. Warga jugakan merasa terbantu dengan adanya kita. Selain untuk warga, manfaat nya kan untuk lingkungan sendiri," pungkasnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Buruh di Yogyakarta saat May Day: Susah dengan Gaji Kecil Bisa Beli Rumah
Curhat Buruh di Yogyakarta saat May Day: Susah dengan Gaji Kecil Bisa Beli Rumah

Sejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day

Baca Selengkapnya
Komjen Polisi Rasakan Gaji Rp38 Ribu, Tiap Malam Lihat Anak Tidur
Komjen Polisi Rasakan Gaji Rp38 Ribu, Tiap Malam Lihat Anak Tidur "Bisa Enggak Menyekolahkan?"

Ketika menyandang pangkat perwira pertama kepolisian, ia hanya menerima gaji puluhan ribu. Sementara, ia sudah harus menanggung kebutuhan keluarganya.

Baca Selengkapnya
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'
Gaji Dua Digit di Jepang, Pria Ini Rela Jadi Tukang Bangunan di Kampung Halamannya 'Susah Untuk Berkembang'

Keluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.

Baca Selengkapnya