Gaji pasukan oranye, tak cukup untuk hidup di ibu kota
Merdeka.com - Panas, hujan dan bau bukan kendala berarti buat mereka. Terpenting semangat dan kerja kompak membereskan tugas yang dibebankan pimpinan.
Suroyo (51) menyadari pekerja ini akan melelahkan mengingat usianya tak lagi muda. Namun setelah bertemu satu rekannya yang bekerja sebagai petugas Pelayanan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dia malah jadi semangat dan tak mau kalah dengan yang petugas usia muda.
Suroyo harus bekerja keras. Salah satunya agar dapur tetap ngebul karena istri dan anaknya harus diberi makan. Belum lagi pendidikan untuk anak-anaknya.
-
Siapa aja yang susah cari kerja? Salah satu kendala yang banyak dialami pencari kerja adalah kemampuan bahasa Inggris
-
Bagaimana cara mendukung anak saat menghadapi kesulitan? Orangtua harus menjadi pembimbing yang memberikan dukungan saat anak menghadapi hambatan, bukan mengontrol seluruh aspek kehidupannya.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Apa pesan ibu untuk anaknya yang sedang mengalami kesulitan? 'Tanpa rasa sakit kita tidak akan pernah belajar menjadi kuat, tanpa rasa kecewa kita tidak akan pernah belajar menjadi dewasa. Tanpa kehilangan, kita tidak akan pernah belajar arti ikhlas.'
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
"Keperluan rumah tangga, anak sekolah semua. Untuk tambahan dagang di rumah, makanan ringan buat tambah-tambah sekolah," ujarnya ketika berbincang santai dengan merdeka.com, di samping sungai Abdul Muis, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Suroyo memiliki tiga anak. Anak sulungnya baru lulus SMP, anak keduanya masih duduk di kelas dua SMP dan yang terakhir baru berumur 7 tahun. Dia harus banting tulang agar nasib anak-anaknya lebih baik. Dia bersyukur gaji yang diterimanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi, gaji tidak pernah telat dibayarkan.
"Gaji UMP Rp 3,1 juta per bulan. Kadang-kadang ada makan 2 kali (Bonus). Kadang-kadang juga dapat Rp 50.000 per hari. Tapi tetap saja masih kurang mas. Anak kan masih butuh sekolah," ucap pria asal Blitar ini lirih.
Suroyo ingat betul saat merantau ke Jakarta pada 1987. Dia mulai bekerja di bagian pengaspalan di kawasan Bendungan Hilir.
"Saya jadi PPSU ini sudah ada empat tahun, waktu itu diajak sama teman, dia PNS tata air. Sebelumnya lagi pernah kerja di Pertamina, nguli, serabutan yang penting menghasilkan uang mas dan halal," katanya.
Bekerja sebagai PPSU bukan impiannya. Namun disadari betul, bukan hal mudah mencari pekerjaan di ibu kota. Apalagi umurnya tak lagi muda. "Yang penting kerja dapat duit bisa biayain keluarga sama anak saja. Cari duit susah, kerja begini syukurin aja, ya jangan sampai anak saya susah juga mas," ucapnya sambil menyunggingkan senyuman.
Di akhir perbincangan, dia berharap keberadaannya dan rekan-rekannya diapresiasi karena ikut andil berkontribusi demi Jakarta menjadi lebih bersih.
"Jakarta tuh memang harus begini, Jakarta mengurangi kebanjiran. Warga jugakan merasa terbantu dengan adanya kita. Selain untuk warga, manfaat nya kan untuk lingkungan sendiri," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaKetika menyandang pangkat perwira pertama kepolisian, ia hanya menerima gaji puluhan ribu. Sementara, ia sudah harus menanggung kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca Selengkapnya