Gara-gara isu angkutan mogok, sopir kehilangan penumpang
Merdeka.com - Sopir angkutan umum dan AKAP di Jakarta dikabarkan akan mogok karena pemerintah belum menerapkan tarif baru setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Walaupun kabar itu isu belaka, penumpang tampak sudah antisipasi.
Seperti yang terjadi di Terminal Kampung Rambutan. Tak mau kecewa, warga sengaja tidak naik angkot dari terminal itu.
"Hari ini enggak ada aksi mogok, tapi karena kabar tersebut, penumpang menurun drastis. Dan ini juga berdampak pada angkutan AKAP," kata Kepala Terminal Kampung Rambutan, Sugiyono, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/11).
-
Kenapa BRI buat kampanye 'Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak'? Campaign ini berisi kampanye sosial BRI yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indmonesia tentang berbagai modus-modus penipuan online perbankan yang kian marak.
-
Kenapa BSI mengimbau masyarakat untuk waspada? 'WASPADA HOAX!Hati-hati dengan segala bentuk informasi palsu yang beredar dari akun media sosial tidak resmi.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Apa yang diimbau oleh BRI kepada masyarakat? PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu uang hilang dan bijaksana dalam menggunakan social media.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Gimana cara SPBU mencegah penyalahgunaan BBM subsidi? 'Misalnya, jika ada nelayan membeli BBM dengan jumlah yang lebih besar dari biasanya, ini masuk dalam kelompok yang perlu diperhatikan,' imbuhnya.
Sugiyono mengatakan, penurunan penumpang ini tentu saja merugikan mereka. Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya isu yang belum pasti kebenarannya.
"Kemarin itu jam 8 ada 414 penumpang yang berangkat, sekarang hanya 242. Jumlah penumpang di kampung rambutan juga menurun dari 2.681 orang sekarang hanya 1.937 orang. Di dalam kota juga yang menggunakan angkot juga sepi," ungkapnya.
Sugiyono melanjutkan, surat edaran mogok masal dari organda memang sudah didengar satu hari setelah pengumuman kenaikan BBM. Namun demikian, pihak terminal belum menerima surat edaran dari Organda terkait hali itu.
"Biasanya kita terima surat edaran, bahwa hari ini akan mogok, tapi infonya sampai sekarang, belum ada surat edaran. Buktinya saat ini aktivitas berjalan seperti biasa," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral satu penumpang kereta cepat Whoosh mengalami penodongan di Stasiun Tegalluar, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaHasil penelusuran, minibus Gran Max yang terlibat kecelakaan dan terbakar ternyata travel gelap.
Baca SelengkapnyaAkibat kecelakaan tersebut, 12 pemudik meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDalam video itu juga terdengar suara yang menyebutkan kalau penculikan anak di Desa Kiara Payung pukul 9 malam dan terduga pelakunya sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaKode booking tersebut diketahui oleh orang lain maka dapat berpotensi disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi juga meminta para pemudik yang hendak berwisata agar tidak menggunakan bus pariwisata yang tidak layak.
Baca SelengkapnyaModus ini Hal ini sangat merugikan calon penumpang lantaran tidak bisa naik bus, padahal sudah bayar tiket.
Baca Selengkapnya