Guru Besar IPB Nilai Butuh Kerjasama Semua Pihak Antisipasi Jakarta Tenggelam
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan berdasarkan riset, Jakarta akan tenggelam akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Pernyataan Biden itu dilontarkannya saat berpidato di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, Selasa (27/7) lalu.
Menurut Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Bambang Hero Saharjo, isu mengenai Jakarta diprediksi tenggelam bukanlah barang baru. Dia mengatakan, sejak beberapa tahun lalu, Jakarta sudah diprediksi tenggelam.
Dia mengungkapkan, beberapa pulau kecil bahkan dikabarkan sudah tenggelam atau menghilang. Sementara pulau-pulau lainnya tinggal menunggu waktu.
-
Dimana Kampung Teko yang tenggelam di Jakarta berada? Genangan air terlihat memenuhi kawasan permukiman di Kampung Teko, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Kota Jakarta Barat.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
-
Kapan Jakarta banjir? Sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang imbas hujan yang menguyur sejak Kamis (14/3) malam.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Dimana banjir Jakarta tahun 2020 terjadi? Tercatat sekitar 158 kelurahan terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman warga, air juga menggenang di jalan-jalan.Akibatnya, sejumlah transportasi umum seperti KRL, Transjakarta, dan penerbangan di Halim Perdanakusuma dihentikan.
-
Kapan Kampung Teko mulai tenggelam? Namun setelah tahun 1988 sampai 1990-an akhir, jika dilanda banjir kampung itu tidak langsung surut hingga berbulan-bulan.
Bambang menjelaskan, ancaman perubahan iklim yang mengakibatkan wilayah tenggelam itu tidak hanya di Indonesia. Namun menurut dia, isu Jakarta tenggelam itu belakangan menjadi sorotan banyak orang akibat beberapa kabupaten atau kota juga terancam menghilang akibat perubahan iklim.
"Dulu orang menganggap dampak perubahan iklim itu hanya isapan jempol belaka, namun sekarang mungkin baru sadar bila ancaman tersebut adalah nyata di depan mata," kata Bambang kepada merdeka.com, Selasa (3/8).
Dia berpendapat ancaman itu bisa dicegah pemerintah. Dengan catatan semua pihak saling sepakat untuk mengatasi persoalan tersebut.
Menurut dia, persoalan itu tak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Melainkan juga diselesaikan kementerian/lembaga terkait.
"Sebagai contoh beberapa waktu yang lalu penjualan pasir putih baik legal maupun ilegal telah berujung pada berkurangnya luasan pantai atau daratan yang dilakukan sekelompok orang, tetapi akhirnya semua menikmati dampak negatifnya," ujar Bambang yang pernah ditunjuk KLHK sebagai saksi ahli dalam penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan.
KLHK punya cara sendiri untuk mengatasi ancaman tersebut dan tentu berkolaborasi dengan kementerian atau lembaga terkait. Dikarenakan masalah seperti ini penyelesaiannya bukan sektoral tetapi kolaboratif integratif yaitu saling menguatkan.
"Kita lihat saat ini berdirinya Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) itu juga secara tidak langsung merupakan bagian dari upaya bertahap untuk penyelesaian masalah tersebut," kata dia.
Sementara itu, Pakar Institut ITB, Heri Andreas mengungkap kajian, bukan hanya Jakarta yang diproyeksikan bakal tenggelam. Dalam data penelitiannya, banjir rob yang perlahan-lahan menenggelamkan wilayah pesisir akibat efek global warming, sea level rise dan land subsidence telah terjadi di banyak tempat di wilayah pesisir Nusantara, ada 112 kabupaten kota yang terancam tenggelam akibat perubahan iklim.
"Penurunan tanah di sana lebih cepat dan besar. Wilayah-wilayah di bawah lautnya juga bisa lebih besar dari Jakarta serta masih ada 112 kabupaten kota yang berpotensi untuk tenggelam mulai dari Pantai Timur Sumatera, Pesisir Kalimantan, Pantura Jawa, sedikit di Sulawesi dan Papua," kata Heri Andreas kepada merdeka.com, Senin (2/8).
Penurunan lahan akibat global warming di pesisir nusantara berada di tingkat mengkhawatirkan. Pasalnya beberapa daerah di Indonesia dapat mengalami penurunan tanah (Land Subsidence) mencapai 8 - 18 centimeter per tahunnya. Beberapa daerah tersebut diantaranya Langsa, Medan, Jakarta, Karawang, Blanakan, Indramayu, Semarang, Pekalongan, Demak, Palangkaraya, Banjarmasin.
Jutaan hektare wilayah pesisir Nusantara ditakutkan akan hilang perlahan secara permanen ke dalam laut, serta jutaan orang ditakutkan akan terkena dampaknya. Konsekuensi nilai ekonomi akibat banjir rob di wilayah Nusantara saat ini ditaksir melebihi angka Rp1000 triliun.
Penurunan tanah dapat dikurangi bahkan dihentikan dengan mengurangi atau menghentikan eksploitasi air tanah, mengontrol eksploitasi migas dan mengontrol eksploitasi lahan gambut.
"Faktor dominan eksploitasi air tanah dengan mereduksi atau memberhentikan eksploitasi air tanah. Adanya program substitusi air tanah dengan pipanisasi, sumber-sumber air permukaan," ujarnya.
Lebih dalam, Heri Andreas juga mengatakan dalam menyikapi potensi tenggelamnya Nusantara adalah dengan pembangunan sistem monitoring dan pemetaan risiko serta early warning.
Reporter Magang: Leony Darmawan
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD Provinsi Jakarta mengungkapkan tiga sumber ancaman gempa di Jakarta
Baca SelengkapnyaTeguh bilang, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.
Baca SelengkapnyaMenurut Heru, Kota Metropolitan sekitar Jakarta juga harus tumbuh. Nantinya, ada pembentukan kawasan aglomerasi.
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, momentum upacara itu tidak hanya menjadi perayaan bergantinya usia Jakarta, tapi juga merayakan semangat Jakarta menuju pembaharuan.
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta diminta bijak gunakan air bersih dalam menghadapi musim kemarau
Baca SelengkapnyaAncaman gempa bumi ini membayangi Jakarta yang berada tak jauh dari zona Megathrust Selat Sunda.
Baca SelengkapnyaIni daftar 11 kota yang diperkirakan akan tenggelam pada 2100.
Baca SelengkapnyaHeru juga mengingatkan pesan pemerintah pusat kepada seluruh kepala daerah untuk melanjutkan pembangunan.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta meminta warga agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaPada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal
Baca SelengkapnyaHeru curhat ke AHY soal banyaknya beban selama menjabat sebagai Pj Gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca Selengkapnya