Halal Bihalal, Anies dapat hadiah lukisan Monas 'hitam' dari warga Palembang
Merdeka.com - Prosesi Halal Bihalal dilangsungkan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakilnya Sandiaga Uno di Balairung, Gedung Balaikota Jakarta. Sembari terus menerima tamu dan bersalaman, tiba-tiba muncul seorang dari dalam barisan yang menunjukan sebuah lukisan usai bersalaman dengan Gubernur Anies.
Anies yang melihat lukisan tersebut tampak antusias dan menyambut baik buah tangan tersebut. Meski tampak sekilas gambar di lukisan tersebut hanya menorehkan warna gelap dan pucat.
Saat dikonfirmasi kepada sosok pemberi lukisan tersebut, diketahui lukisan itu bergambar siluet Monumen Nasional (Monas). Semua digambarkan hanya dengan warna hitam dan bernuansa gelap.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Kenapa Raden Saleh melukis Diponegoro? Sesaat setelah itu, dia memutuskan untuk melukis penangkapan pejuang Perang Jawa tersebut.
-
Siapa santri pelukis dari Tangerang? Seorang santri biasanya tak lepas dari kemampuannya di bidang Agama Islam. Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Bagaimana Andika Perkasa melihat persaingan? Andika mengatakan siapapun calon diusung tiap partai akan melahirkan banyak program yang nantinya menjadi bahan pertimbangan masyarakat.
-
Siapa yang melukis Diponegoro saat menyerah? Penulis: Arsya Muhammad Tahun 1830-1835, setelah Perang Jawa berakhir, Nicolaas Pieneman, seorang pelukis Belanda membuat lukisan Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal de-Cock.
-
Bagaimana Raden Saleh melukis Diponegoro? Dalam Lukisan Pieneman, Pangeran Diponegoro Tampak Pasrah Menghadapi Peristiwa Itu, Jenderal De Cock Terlihat Jumawa dan Berdiri Dengan Pongah, Lebih Tinggi dari Diponegoro Dalam Lukisan Raden Saleh, Pangeran Diponegoro Tampak Berdiri Dengan Sikap Menantang Tangannya terkepal dengan kepala mendongak. Wajahnya tak sedikit pun menunjukkan rasa takut.
"Jadi ini lukisan teman saya di Palembang, namanya Untung. Dia menitipkan ini ke saya untuk dikasih ke Pak Gubernur," kata Santoso, warga Depok saat diwawancara media di lokasi, Kamis (21/6/2018).
Diceritakan Santoso, gelapnya lukisan tersebut menggambarkan suasana menuju DKI 1 yang penuh persaingan, sehingga ditorehkan warna hitam pekat.
"Jadi kan banyak persaingan menuju DKI 1, itu kata si pelukisnya makna dari lukisan ini," jelas Santoso.
Monas 'hitam' ©2018 Merdeka.com
Sebagai informasi, saat ini dilingkup Pemprov DKI sedang dihelat prosesi Halal Bihalal. Ratusan staf Pemprov DKI, termasuk Kadishub DKI Andri Yansah beserta jajarannya, Dirut TransJakarta Budi Kaliwono beserta pegawainya, ada dalam satu barisan untuk prosesi tersebut.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar video Anies berbicara di depan lukisan Bung Hatta diklaim mengalami depresi karena kalah Pilpres
Baca SelengkapnyaSpanduk tersebut bertajuk 'AMIN-kan Harapanmu di sini'.
Baca SelengkapnyaCapres-Cawapres Anies Baswedan dan Cak Imin melanjutkan kampanye pada 26 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSpanduk bertajuk 'AMIN-Kan harapanmu di sini' terpasang di Tanah Merah saat Anies kampanye.
Baca SelengkapnyaSaat tiba, Anies mendapatkan sambutan meriah dari warga Serang.
Baca SelengkapnyaTeriakan 'Anies-Anies' terus menggema selama perjalanannya menyusuri gang-gang.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan dirinya datang ke Bantu sengaja untuk menyambut perayaan pergantian Tahun Baru Islam bersama warga sekitar.
Baca SelengkapnyaAnies bersama dengan anak laki-lakinya itu terlihat berada di saf atau barisan yang ada pada halaman.
Baca SelengkapnyaWarga mengalungkan sebuah kain berwarna ungu sebagai tanda dukungan.
Baca SelengkapnyaBeredar foto Anies memakai kemeja merah dengan logo PDIP yakni kepala banteng di sebelah kiri.
Baca SelengkapnyaTanah Merah punya sejarah dan hubungan emosional dengan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan menerima kunjungan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno
Baca Selengkapnya