Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hidup Terlunta-lunta Pencari Suaka

Hidup Terlunta-lunta Pencari Suaka Imigran pencari suaka. ©2019 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Ali bersama kawan-kawannya tengah menyeruput kopi di warung belakang eks kodim Kalideres, Jakarta Barat. Warung itu jadi tempat pencari suaka berkumpul kalau tidak sedang berada di gedung bekas kodim. Kebetulan, suasana dalam gedung tengah dijaga ketat karena sosialisasi kepindahan ke tempat baru.

Ada lima orang yang tengah bersama Ali, namun karena gagap bahasa, mereka menyodorkan Ali untuk wawancara. Tiba-tiba suasananya cukup canggung, sebab Ali sendiri cukup terbata-bata berbahasa Inggris.

Ali dan teman-temannya merupakan pencari suaka asal timur tengah. Ali sendiri berasal dari Afganistan. Dia menceritakan, sudah enam tahun menjadi pencari suaka di Indonesia. Dia menjadi pengungsi karena negaranya perang.

"Saya pergi karena negara dilanda perang," kata Ali berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/8).

pengungsi pencari suaka

Nasib Ali terbilang mujur. Dia datang ke Indonesia karena diboyong UNHCR. Sebuah lembaga PBB yang membantu pengungsi di seluruh dunia. Dia mendaftar sebagai seorang pengungsi. Sementara, ada temannya yang datang ke Indonesia dengan kapal.

Namun, hidupnya tidak lebih baik selama di penampungan. Ali mengatakan, sudah dua bulan tinggal di gedung eks kodim Kalideres. Apakah bakal pindah lagi, Ali menyerahkan sepenuhnya kepada UNHCR.

Di gedung yang berdebu itu, Ali tinggal bersama ratusan pengungsi lainnya. Udaranya pengap. Panas kalau siang terik ala negara iklim tropis. Gelap dan banyak diserang nyamuk saat berusaha tidur di malam hari.

Hidupnya selama di penampungan, Ali berkata, hanya makan dan tidur saja. Tidak bisa bekerja dan tidak ada aktivitas lainnya. Kalau pagi, Ali dan kawannya ngopi di warung itu.

Ali juga mengatakan sulit untuk mendapatkan air. Terutama untuk mandi. Dia biasanya meminta air ke mini market terdekat, atau berjalan agak jauh ke terminal Kalideres.

"Kalau cari air ke terminal, ke Alfamart," ucapnya.

imigran pencari suaka

Dia mengaku, terkadang warga di Kalideres memberikan bantuan. Sementara, untuk makan sehari-hari pihak pemerintah daerah yang memberikan makan sehari dua kali. Namun, Ali menilai bantuan makanan yang diberikan tidak cukup.

"Porsinya kecil, kami biasanya makan dalam porsi yang besar," jelasnya.

Pagi ini, ramai pencari suaka bakal dipindahkan ke tempat baru. Mereka akan pindah ke Asem Baris, Tebet, hingga Cisarua, Bogor. Kurang lebih ada 800 orang yang akan dipindahkan termasuk Ali.

Namun, Ali menolak untuk pindah ke penampungan lain. Alasannya, dia merasa dibohongi oleh pihak UNHCR. Sebab, yang akan pindah dari penampungan diimingi uang Rp1 juta tiap bulannya. Kata Ali, sedianya yang diberikan hanya satu kali. Tidak dalam enam bulan ke depan. Uang tersebut pun dirasa tidak cukup.

Sebetulnya, Ali dan kawan-kawan hanya hidup sementara di Indonesia. Ali mengatakan, UNHCR akan memindahkan dia lagi ke negara lain. Seperti Amerika, Kanada, atau Australia. Namun, nasibnya tidak jelas karena pihak UNHCR masih mengurus sesuatu tiap pengungsi sebelum pindah.

"Kemanapun kami tidak bisa memilih, kami tidak punya pilihan lain," ucapnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Potret Kondisi Pencari Suaka yang Masih Bertahan di Kalideres Jalani Usaha Roti hingga Jadi Tukang Cukur
FOTO: Potret Kondisi Pencari Suaka yang Masih Bertahan di Kalideres Jalani Usaha Roti hingga Jadi Tukang Cukur

Sebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Tunawisma Tersiksa Suhu Dingin Menggigil di India
FOTO: Potret Tunawisma Tersiksa Suhu Dingin Menggigil di India

Serangan musim dingin yang membuat suhu lebih rendah dari biasanya mengawali tahun 2024 di India. Bagi tunawisma, fenomena ini menjadi sebuah siksaan.

Baca Selengkapnya
10.000 Tenda Pengungsi di Gaza Hanyut Terbawa Hujan Deras dan Diterbangkan Angin Kencang, Anak-Anak Kelaparan dan Penyakit Merajalela
10.000 Tenda Pengungsi di Gaza Hanyut Terbawa Hujan Deras dan Diterbangkan Angin Kencang, Anak-Anak Kelaparan dan Penyakit Merajalela

Hujan deras dan angin kencang melanda Gaza pada Senin (25/11) malam.

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau
Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau

Saat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi

Baca Selengkapnya
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Ratusan Pengungsi Mulai Terserang Penyakit
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Ratusan Pengungsi Mulai Terserang Penyakit

Kurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri

Baca Selengkapnya
Miris Perkampungan Waria Kumuh, Hidup Tanpa Listrik dan Air 'Ya Make Up Harus Siang'
Miris Perkampungan Waria Kumuh, Hidup Tanpa Listrik dan Air 'Ya Make Up Harus Siang'

Di tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.

Baca Selengkapnya
Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga, Para Nelayan Ini Rela Kehujanan di Kapal dan Terombang-ambing di Tengah Laut
Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga, Para Nelayan Ini Rela Kehujanan di Kapal dan Terombang-ambing di Tengah Laut

Potret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.

Baca Selengkapnya
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan

Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pasca Kebakaran 400 Rumah di Penjaringan, 1.000 Orang Mengungsi di Tenda Darurat, Keadaannya Memprihatinkan
FOTO: Pasca Kebakaran 400 Rumah di Penjaringan, 1.000 Orang Mengungsi di Tenda Darurat, Keadaannya Memprihatinkan

Sebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit
Pengungsi Gempa Bawean Mulai Terserang Penyakit

Berbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penderitaan Warga Palestina di Gaza Hidup Bertahan di Kegelapan Tanpa Listrik, Cuaca Panas dan Dinginnya Malam
FOTO: Penderitaan Warga Palestina di Gaza Hidup Bertahan di Kegelapan Tanpa Listrik, Cuaca Panas dan Dinginnya Malam

Warga Palestina di Gaza masih bertahan hidup tanpa listrik yang memadai.

Baca Selengkapnya
Melihat Isi Dalam Kapal Etnis Rohingya yang jadi Kendaraan ke Indonesia, Gelap & Sampah Berserakan
Melihat Isi Dalam Kapal Etnis Rohingya yang jadi Kendaraan ke Indonesia, Gelap & Sampah Berserakan

Saat dilihat lebih dalam, kondisinya di luar dugaan.

Baca Selengkapnya