ICW: Perusahaan pemenang tender UPS di DKI pemain lama
Merdeka.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) memaparkan dugaan penyimpangan atau dana siluman APBD DKI Jakarta 2014. Program Manager Divisi Monitoring Analisa Anggaran ICW Firdaus Ilyas menilai ada kecurangan dalam proses lelang tender pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) di Dinas dan Suku Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2014.
"Dari 50 paket realisasi pengadaan UPS ternyata dimenangkan cuma 39 perusahaan berbeda. Jadi ada perusahaan yang menang lebih dari 1 paket. Dan 39 perusahaan ini pemain lama, sering menang lelang pengadaan barang dan jasa DKI periode 2012 sampai 2014," kata Firdaus Ilyas usai diskusi di Kantor ICW, Jakarta, Senin (9/3).
Dia mengatakan, total proyek yang dimenangkan 39 perusahaan tersebut sejak 2012 adalah 197 paket pengadaan barang dan jasa. Total nilai anggarannya cukup fantastis ,mencapai Rp 875,871 miliar.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana PDIP rayakan HUT ke-51? PDI Perjuangan memperingati HUT Partai ke-51 dengan sederhana, khidmat, dan dilaksanakan secara hybrid.
-
DPK itu apa? DPK adalah singkatan dari Daftar Pemilih Khusus.
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
-
Bagaimana isi Petisi 50? Pada bagian isi dari Petisi 50 itu terdapat 6 poin penting yang disampaikan sebagai bentuk rasa keprihatinan atas pernyataan Presiden Soeharto, di antaranya adalah: 1. Mengungkap prasangka adanya polarisasi di antara mereka yang ingin 'melestarikan Pancasila' dan satu pihak ada yang ingin 'mengganti Pancasila'.2. Keliru menafsirkan Pancasila sehingga dapat digunakan sebagai suatu ancaman terhadap lawan-lawan politik. Namun, nyatanya Pancasila hanyalah untuk menyatukan bangsa.3. Membenarkan tindak-tindakan tidak terpuji oleh pihak yang berkuasa untuk melakukan rencana membatalkan UUD 1945. 4. Meyakinkan pihak ABRI untuk memihak, untuk tidak berdiri di atas seluruh golongan masyarakat, melainkan memilih-milih temannya berdasarkan pihak yang berkuasa.5. Membenarkan kesan bahwa dia adalah personifikasi Pancasila sehingga desas-desus tentang dirinya ditafsirkan sebagai anti Pancasila.6. Melontarkan tuduhan ada usaha-usaha untuk mengangkat senjata, hingga perbuatan jahat lainnya dalam menghadapi Pemilu yang akan datang.
Selain itu, dia juga mempertanyakan latar belakang sejumlah perusahaan pemenang tender UPS. Ditelusuri ICW, ada 16 di antara perusahaan tersebut tidak berkompeten menggarap proyek pengadaan UPS.
"Ada yang kantornya tempat servis AC mobil, kulkas, ada plang terima tukar tambah. Lalu ada yang kantornya cuma percetakan dan foto copy, dan menyatu dengan bimbingan belajar dan jasa pengiriman barang. Ada yang fiktif karena alamatnya tidak ditemukan. Jadi ini pemain lama," ujarnya.
Proyek UPS di Dinas Pendidikan DKI, kata dia, hanya bagian kecil dari ribuan kegiatan pengadaan barang dan jasa pada APBD DKI Jakarta. Dari realisasi kegiatan APBD 2014, dia menilai ada 48 proyek anggaran kuat diduga siluman.
"APBD itu rawan dikorupsi," tandasnya.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu seperti tidak ada persaingan sama sekali antar pengusaha barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaTidak hanya PaDi UMKM, Leap Telkom Digital juga memayungi produk dan layanan digital lainnya yang bisa dilihat di sini https://leap.digitalbisa.id/#products.
Baca SelengkapnyaLangkah penyelamatan 4 perusahaan ini tergantung separah apa kondisinya.
Baca SelengkapnyaBisnis mitra agen menjadi salah satu solusi dalam penciptaan lapangan kerja baru sekaligus sumber pemasukan yang menguntungkan.
Baca SelengkapnyaBersih-bersih BUMN jadi salah satu langkah Erick Thohir mengefisienkan BUMN.
Baca SelengkapnyaIntan mengatakan, Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR telah menyampaikan soal penyalahgunaan dugaan Dana Pensiun disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaErick berencana jumlah BUMN akan dipangkas, menyisakan 40 perusahaan saja di tahun ini.
Baca Selengkapnya