Insiden Penyuntikan Vaksin Covid-19 Kosong di Penjaringan Jakut Berakhir Damai
Merdeka.com - Kapolres Metro Jakut, Kombes Guruh Arif Darmawan menyampaikan, kasus pemberian vaksin Covid-19 kosong yang dilakukan oleh seorang oknum tenaga kesehatan ke salah satu peserta vaksin berakhir secara kekeluargaan.
"Tadi malam sudah terjadi mediasi, pihak penyelenggara, terlapor dan korban sudah ada kesepakatan damai," kata dia saat dihubungi, Rabu (15/8).
Guruh menyampaikan, kedua belah pihak dipertemukan penyidik di Polres Metro Jakut. Mediasi berlangsung pada Selasa (14/8) malam kemarin.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga kesehatan? Dalam era modern ini, menjaga kesehatan masyarakat bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat itu sendiri.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
Menurut Guruh, saat itu pihak korban melihat itikad baik daripada oknum tenaga kesehatan.
"Dari pihak pelaku sudah menyadari bahwa pelaku sudah minta maaf karena lalai dan sebagainya kemudian korban juga menyadari seperti itu yasudah," ujar dia.
Guruh mengatakan, penyidik segera memproses pencabutan laporan yang dilayangkan oleh korban. Sehingga, kasus ini anggap telah selesai.
"Kalau sudah sepakat semua, mereka sepakat untuk cabut dan tidak melakukan tuntutan ya sudah. Dan sudah ada mediasi diantara ketiganya," katanya.
Seorang ibu mengabadikan momen anak disuntik vaksin Covid-19 menggunakan telepon genggam. Rekaman video itu kemudian diunggah dan viral di media sosial.
Si ibu merasa aneh melihat spuit atau alat suntik tak berisi alias hampa. Begitu pun warga net yang menyaksikan melalui rekaman video.
Anak ibu itu BLP, bersama sang ibu mengikuti kegiatan Vaksinasi Bersama di salah satu sekolah kristen daerah Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara sekitar 6 Agustus 2021.
Atas kejadian itu, orangtua penerima vaksin melaporkan kepada penanggung jawab dari pihak yayasan yang menyelenggarakan Vaksin Bersama.
Hasil penyelidikan internal, vaksinator mengakui kesalahannya. Setelah itu, BLP kembali menjalani vaksinasi Covid-19.
Pada sisi lain, Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara bergerak mengusut unsur tindak pidana yang dilakukan oleh oknum tenaga kesehatan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus menyampaikan pada hari itu oknum nakes berinisial EO telah menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada 599 orang. Dia menyebut, kejadian yang menimpa BLP diduga akibat kelalaian dari EO.
"Jadi kelalaiannya. Memang menurut awal yang bersangkutan sudah memvaksin hari itu sekitar 599 orang dan dia merasa lalai dia tidak periksa lagi," kata Yusri di Polres Metro Jakut, Selasa (10/8).
Kendati, Yusri menegaskan kepolisian tidak akan menoleransi setiap kesalahan yang diperbuat oleh siapa pun, termasuk tenaga kesehatan.
Dia menyatakan bahwa, Indonesia adalah negara hukum. Sehingga setiap pelanggaran ada konsekuensi hukumnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan, oknum nakes berinisial EO kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Ia diduga melanggar Pasal 14 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
"Betul, EO kita tetapkan sebagai tersangka," ujar dia.
EO pun meminta maaf saat dihadirkan di Polres Metro Jakarta Utara, Selasa (10/8).
"Saya mohon maaf terutama kepada keluarga dan orang tua anak yang telah saya vaksin saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua masyarakat yang telah diresahkan dengan kejadian ini," kata EO sambil menangis.
EO menyampaikan, sama sekali tidak berniat memberikan vaksin kosong ke BLP. Dia mengaku siap bertanggungjawab atas ketidaksengajaannya itu.
"Saya murni ingin membantu menjadi relawan untuk memberikan vaksin. Saya akan mengikuti segala proses yang saya akan jalani ke depan, saya mohon-maaf," ujar dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksinasi jadi momen paling mendebarkan yang harus dihadapi anak-anak, namun dokter satu ini punya trik jitu.
Baca Selengkapnya