Isak tangis warga pasar ikan: Ini kiamat kecil dari Ahok
Merdeka.com - Suara alat-alat berat membongkar bangunan permanen dan semi permanen warnai kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin pagi (11/4) sekitar pukul 07.00 WIB. Meski hujan rintik, tak surutkan niat tiga pilar yang terdiri dari Pemerintah Kota, TNI dan Polri untuk membongkar kawasan Pasar Ikan yang sudah ada sejak zaman Belanda.
Mungkin air mata Sumini (50) telah kering untuk menangisi keadaannya saat ini. Ia tak menyangka bahwa pagi ini merupakan hari terakhir ia tinggal di kawasan Pasar Ikan.
"Saya sudah 40 tahun tinggal di sini mbak, dari remaja saya pindah ke sini," ucap Sumini sambil menahan isak tangis.
-
Apa yang Mbah Sugiyarno pakai selama 40 tahun? Mbah Sugiyarno (76) merupakan warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Pria paruh baya itu sudah menggunakan topi laken antik berbahan tunggak kayu jati Blora sejak tahun 1983. Terhitung sejak saat itu hingga kini, Mbah Sugiyarno sudah memakai topi laken selama 40 tahun.
-
Di mana Sutamah tinggal? 'Kalau ada yang ingin karya saya (batik motif Melati Pandanwangi dan Sejuta Bunga bisa langsung datang ke kelurahan atau mengubungi saya di rumah,' ujar lansia yang tinggal di Jalan Dieng Kelurahan Pangongangan Kota Madiun ini.
-
Dimana Sukijan menjalankan usahanya? Di Padukuhan Krapyak Wetan, Kalurahan Panjangrejo, Pundong, Bantul, ada Sukijan, seorang perajin yang menggeluti kerajinan aksesoris pengantin.
-
Kenapa Pak Suji memilih tinggal di gubuknya? 'Rame sih rame, tapi memang dari dulu sudah tinggal di sini, jadi sudah betah di sini,' kata Pak Suji dengan menggunakan Bahasa Jawa logat ngapaknya.
-
Siapa yang menghuni Gunung Sumbing? Tapi makhluk halus di Gunung Sumbing ini adalah jin baik. Dikabarkan makhluk halus ini akan benci pendaki yang suka melakukan perbuatan maksiat di kawasan gunung.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
Lalu-lalang warga mengumandangkan shalawat nabi, mereka meminta agar tiga pilar untuk membatalkan penggusuran di kampung tersebut.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak warga sambil lalu lalang di depan halaman rumah Sumini.
Sumini menceritakan, sebelum Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2012, ia menjanjikan apabila warga Pasar Ikan tinggal lebih dari 20 tahun akan mendapatkan hak untuk ganti rugi, dan tercantum dalam UU No 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
"Dulu Jokowi waktu kampanye gubernur ke sini, ngomongnya kalau di atas 20 tahun kami dapat ganti rugi," terang Sumini.
Dilanjutkannya, sebelum SP 1 beredar, tiga hari sebelumnya ia mengaku bahwa ada petugas pemprov yang mendata warga sekitar Pasar Ikan. Namun, setelah tiga hari kemudian turun SP 1 dan seminggu kemudian turun SP 2 lalu tiga hari kemudian turun SP 3 dan esoknya turunlah Surat Perintah Bongkar.
"Tahu-tahu didata enggak tahu penyebabnya, tiga hari kemudian turun SP 1, seminggu kemudian turun SP 2, dan tiga hari kemudian turun SP 3. Pak Camat dan Pak Lurah udah enggak gubris tuntutan kita juga," keluhnya.
Dia berharap, pemerintah mendengarkan permintaannnya namun terasa sia-sia begitu saja.
"Saya mau mohon sama siapa lagi? Mohon kebijaksanaan apa, mau berapa pun kami terima ganti rugi buat ongkos. Kalau gini caranya kayak kiamat kecil, kiamat dari Ahok," tutup Sumini.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu Amina mengaku sudah sejak kecil tinggal di tempat ini. Bahkan ia mengatakan sudah mempunyai cucu.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaUntuk mengobati rasa lapar, setiap hari sang kakek makan nasi dengan dicampur air.
Baca SelengkapnyaPerjuangan hidup Mbah Sulaiman, penjual balon keliling yang hidup sebatang kara dan bikin warganet sedih.
Baca SelengkapnyaIkan yang diasap bervariasi, mulai dari ikan air laut hingga ikan air tawar
Baca SelengkapnyaDari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Baca SelengkapnyaPabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaRupanya, anak dan cucunya sudah setahun tidak mengunjunginya dan membuat warganet merasa pilu.
Baca SelengkapnyaNamanya adalah Sutomo, pria berusia 70 tahun yang telah menjalani profesi ini selama lebih dari 11 tahun.
Baca Selengkapnya