Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Isak tangis warga pasar ikan: Ini kiamat kecil dari Ahok

Isak tangis warga pasar ikan: Ini kiamat kecil dari Ahok Penggusuran Pasar Ikan Penjaringan. ©2016 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Suara alat-alat berat membongkar bangunan permanen dan semi permanen warnai kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin pagi (11/4) sekitar pukul 07.00 WIB. Meski hujan rintik, tak surutkan niat tiga pilar yang terdiri dari Pemerintah Kota, TNI dan Polri untuk membongkar kawasan Pasar Ikan yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Mungkin air mata Sumini (50) telah kering untuk menangisi keadaannya saat ini. Ia tak menyangka bahwa pagi ini merupakan hari terakhir ia tinggal di kawasan Pasar Ikan.

"Saya sudah 40 tahun tinggal di sini mbak, dari remaja saya pindah ke sini," ucap Sumini sambil menahan isak tangis.

Lalu-lalang warga mengumandangkan shalawat nabi, mereka meminta agar tiga pilar untuk membatalkan penggusuran di kampung tersebut.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak warga sambil lalu lalang di depan halaman rumah Sumini.

Sumini menceritakan, sebelum Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2012, ia menjanjikan apabila warga Pasar Ikan tinggal lebih dari 20 tahun akan mendapatkan hak untuk ganti rugi, dan tercantum dalam UU No 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

"Dulu Jokowi waktu kampanye gubernur ke sini, ngomongnya kalau di atas 20 tahun kami dapat ganti rugi," terang Sumini.

Dilanjutkannya, sebelum SP 1 beredar, tiga hari sebelumnya ia mengaku bahwa ada petugas pemprov yang mendata warga sekitar Pasar Ikan. Namun, setelah tiga hari kemudian turun SP 1 dan seminggu kemudian turun SP 2 lalu tiga hari kemudian turun SP 3 dan esoknya turunlah Surat Perintah Bongkar.

"Tahu-tahu didata enggak tahu penyebabnya, tiga hari kemudian turun SP 1, seminggu kemudian turun SP 2, dan tiga hari kemudian turun SP 3. Pak Camat dan Pak Lurah udah enggak gubris tuntutan kita juga," keluhnya.

Dia berharap, pemerintah mendengarkan permintaannnya namun terasa sia-sia begitu saja.

"Saya mau mohon sama siapa lagi? Mohon kebijaksanaan apa, mau berapa pun kami terima ganti rugi buat ongkos. Kalau gini caranya kayak kiamat kecil, kiamat dari Ahok," tutup Sumini.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Potret Keprihatinan: Kisah Ibu Amina Hidup dari Kecil sampai Punya Cucu di Pinggir Rel Kereta
FOTO: Potret Keprihatinan: Kisah Ibu Amina Hidup dari Kecil sampai Punya Cucu di Pinggir Rel Kereta

Ibu Amina mengaku sudah sejak kecil tinggal di tempat ini. Bahkan ia mengatakan sudah mempunyai cucu.

Baca Selengkapnya
Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Selama 10 Tahun, Kakek Samudi di Lebak Hidup Sebatang Kara Setelah Istri Meninggal
Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Selama 10 Tahun, Kakek Samudi di Lebak Hidup Sebatang Kara Setelah Istri Meninggal

Untuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Kakek 90 Tahun Makan Cuma Nasi Dicampur Air, Tinggal Sendiri Penghasilan Jualan Kerupuk Miris
Kisah Pilu Kakek 90 Tahun Makan Cuma Nasi Dicampur Air, Tinggal Sendiri Penghasilan Jualan Kerupuk Miris

Untuk mengobati rasa lapar, setiap hari sang kakek makan nasi dengan dicampur air.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Mbah Sulaiman, Penjual Balon Keliling Berusia 75 Tahun yang Hidup Sebatang Kara
Kisah Haru Mbah Sulaiman, Penjual Balon Keliling Berusia 75 Tahun yang Hidup Sebatang Kara

Perjuangan hidup Mbah Sulaiman, penjual balon keliling yang hidup sebatang kara dan bikin warganet sedih.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Penghasil Ikan Asap di Pesisir Semarang, Turun-Temurun Pertahankan Cara Tradisional Mengolah Ikan
Mengunjungi Kampung Penghasil Ikan Asap di Pesisir Semarang, Turun-Temurun Pertahankan Cara Tradisional Mengolah Ikan

Ikan yang diasap bervariasi, mulai dari ikan air laut hingga ikan air tawar

Baca Selengkapnya
Potret Permukiman Terbengkalai Puluhan Tahun di Tengah Kota Jakarta, Sunyi Tanpa Kehidupan Bak Kampung Mati
Potret Permukiman Terbengkalai Puluhan Tahun di Tengah Kota Jakarta, Sunyi Tanpa Kehidupan Bak Kampung Mati

Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.

Baca Selengkapnya
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun

Pabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta

Sebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.

Baca Selengkapnya
Kisah Viral Ibu Kerja di Malaysia 40 Tahun, Kini Masuk Panti Jompo Usai Uangnya Ludes Diambil Sang Anak
Kisah Viral Ibu Kerja di Malaysia 40 Tahun, Kini Masuk Panti Jompo Usai Uangnya Ludes Diambil Sang Anak

Ekspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.

Baca Selengkapnya
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak
Keluh Pedagang Tanah Abang ke Menteri Teten: Penjualan Sudah Enggak Laris Lagi Pak

Teten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.

Baca Selengkapnya
Viral Pasangan Lansia Penjual Sinom yang Lama Tak Dijenguk Anak Cucu, Kisahnya Bikin Pilu
Viral Pasangan Lansia Penjual Sinom yang Lama Tak Dijenguk Anak Cucu, Kisahnya Bikin Pilu

Rupanya, anak dan cucunya sudah setahun tidak mengunjunginya dan membuat warganet merasa pilu.

Baca Selengkapnya
Kisah Kakek Penjual Tissue, Kehangatan di Balik Embun Hujan
Kisah Kakek Penjual Tissue, Kehangatan di Balik Embun Hujan

Namanya adalah Sutomo, pria berusia 70 tahun yang telah menjalani profesi ini selama lebih dari 11 tahun.

Baca Selengkapnya