Isu banjir jadi peluru perdana Anies ke Ahok pasca pilgub putaran 1
Merdeka.com - Beberapa hari belakangan, sejumlah wilayah di Jakarta kembali dilanda banjir. Banjir terjadi akibat hujan yang turun terus menerus dan kiriman air dari Bogor melalui kali Ciliwung yang meluap.
Luapan kali Ciliwung tersebut merendam beberapa kawasan seperti Kecamatan Ciracas (Kelurahan Cibubur dan Kelurahan Rambutan), Kecamatan Kramat Jati (Kelurahan Cililitan dan kelurahan Cawang), dan Kecamatan Jatinegara (Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Bidara Cina), Bukit Duri, Rawajati dan beberapa kawasan lainnya. Ketinggian air pun beragam, mulai dari 50 cm-1 meter.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusdalops BPBD DKI Jakarta, tercatat banjir merendam permukiman di bantaran sungai Ciliwung dan sebagian Kali Cipinang. Sebanyak 7.788 jiwa atau 3.393 KK yang terdampak langsung dari banjir.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kapan Jakarta banjir? Sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang imbas hujan yang menguyur sejak Kamis (14/3) malam.
-
Kapan banjir sering terjadi di Indonesia? Contoh permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah banjir. Banjir merupakan masalah besar yang terjadi belakangan ini. Di saat musim penghujan tiba, banyak wilayah di Indonesia yang rentan mengalami bencana banjir bandang yang datang secara tiba-tiba.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Padahal, isu Jakarta kini telah bebas dari banjir adalah isu yang 'dijual' Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI. Di hadapan Camat dan Lurah se-Jakarta Barat, di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Minggu (11/2) lalu, Djarot mengaku bersyukur karena di musim penghujan kali ini Jakarta tidak dilanda banjir. Menurutnya, hal tersebut tak lepas dari kinerja petugas dan pemerintah daerah.
"Kita bersyukur, bahwa meskipun hujan deras banget hampir tidak ada laporan banjir besar di Jakarta. Makanya saya terima kasih sekali kepada seluruh jajaran. Mulai dari Pak Wali Kota sampai camat dan lurah telah bekerja dengan baik," kata Djarot.
Sehari kemudian, setelah beberapa kawasan terkena banjir, Djarot berkilah air yang merendam pemukiman warga di Kampung Arus, Cawang, bukanlah banjir. Dia meyakini air merendam pemukiman warga itu hanya genangan.
"Ini bukan banjir, tapi tergenang sekarang sudah surut," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (13/2).
"Jadi kalau banjir cuma sejenak itu bukan banjir. Kalau banjir itu bisa lama sehingga orang harus ngungsi. Tapi kalau genangan, dalam waktu kurang dari 4 jam sudah surut, sehingga enggak perlu lagi mereka mengungsi," jelas Djarot.
Cagub DKI nomor urut tiga, Anies Baswedan pun angkat bicara atas banjir yang terjadi di sejumlah kawasan Ibu Kota. Menyindir petahana, Anies mengatakan, harus diakui bahwa banjir masih menjadi persoalan di Jakarta. Bila ada yang mengatakan Jakarta sudah bebas banjir, Anies menilai hal itu kuranglah tepat.
"Dikira sudah bebas banjir ya? Artinya memang kita harus lebih objektif dalam menilai perkembangan selama ini. Kadang-kadang kita menganggap itu enggak ada masalah, semua masalah sudah selesai semua padahal masih banyak masalah yang ada," kata Anies di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Kamis (16/2).
"Karena itu kenapa kita menawarkan perubahan karena kita ingin agar berbagai terobosan itu bisa dilakukan lebih cepat nanti kita lihat," sambungnya.
Menurut Anies, untuk mengatasi banjir di Jakarta harus melibatkan semua pihak. Anies menegaskan, dirinya dan Sandi telah memiliki konsep agar Jakarta terbebas dari banjir.
Anies menjelaskan, aliran air tidak harus semuanya langsung dibuang ke laut. Tetapi ada sebagian yang diserap ke dalam tanah.
"Kami memang pada akhirnya air itu harus menggunakan vertical drainase jangan selalu horizontal drainase. Artinya dialirkan ke laut saja enggak cukup, harus tetap dimasukkan ke bumi dan bumi kita di Jakarta membutuhkan air," jelas Anies.
"Karena itu pedekatan ke depan adalah vertikal drainase bukan horizontal. dengan cara seperti itu harapannya volume air yang dialirkan ke sungai itu bisa berkurang karena air-air itu sudah masuk dulu ke dalam tanah sebelum dikirimkan ke sungai," tambahnya.
Diakui Anies, di sisi lain, pengerukan dan pembuatan tanggul memang dianggap penting. "Tentu kalau untuk yang dari hulu itu tanggul kita tambah di tempat-tempat seperti itu ditambah untuk bisa menampung ketika volume air besar itu untuk diperlukan. Di banyak tempat memang harus diperlukan itu pengerukan ya," tandasnya.
Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi santai banjir yang masih menggenang di beberapa daerah Jakarta. Menurutnya, daerah yang banjir merupakan wilayah yang lebih rendah dibandingkan permukaan air Sungai Ciliwung.
"Kan memang tidak semua tertutup kan, yang tidak terlalu tinggi yang masih (banjir)," ujar Basuki yang akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (16/2).
Menurutnya, kawasan tersebut tidak akan terdampak luapan Sungai Ciliwung jika normalisasi sungai selesai dilakukan. Dia mengatakan, normalisasi sungai di kawasan Bukit Duri masih dalam proses pengerjaan.
"Kita normalisasi biar nggak masuk. Kita langsung kirim pompa, normalisasinya Kan belum lurus. Begitu diberesin Kan nggak masuk," katanya.
Mengenai informasi turap (sheet pile) bocor, mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku belum mengetahuinya. Namun, dia menduga naiknya air ke kawasan Kampung Pulo lantaran adanya pergeseran sheet pile.
"Belum (ada laporan), kalau air terlalu tinggi dia buka atasnya mungkin lobang saya nggak tahu," tutupnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaPos jaga Bendung Katulampa Kota Bogor, Jawa Barat mencatat peningkatan debit tinggi muka air (TMA) hingga siaga 2.
Baca SelengkapnyaKetinggian banjir yang merendam kawasan tersebut tampak mencapai sekitar 50 cm.
Baca SelengkapnyaBanjir menjadi bencana alam yang sering terjadi di kota metropolitan Jakarta. Ternyata, banjir Jakarta telah terjadi sejak lama.
Baca SelengkapnyaBanjir ini membuat status Pos Angke Hulu Siaga 3 (Waspada).
Baca Selengkapnyawilayah paling banyak terdampak banjir di antaranya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaBanjir setinggi 30 cm ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur Jakarta sejak siang hari. Kondisi tersebut juga diperparah dengan sistem drainase yang buruk.
Baca SelengkapnyaGenangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaKetinggian air yang menggenang sejumlah wilayah tersebut bervariasi.
Baca SelengkapnyaWilayah di DKI Jakarta tergenang karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi dari Rabu (29/11) malam hingga Kamis (30/11).
Baca SelengkapnyaBanjir rob kali ini dianggap sebagai yang paling parah. Selain menggenangi kawasan penduduk, banjir merendam beberapa ruas jalan protokol di kawasan Pluit.
Baca SelengkapnyaBPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca Selengkapnya