ITF Sunter Terganjal Masalah Administrasi
Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan proses administrasi menjadi alasan utama yang membuat pembangunan pusat pengolahan sampah ITF (Intermediate Treatment Facility) Sunter sempat tertunda.
Hingga saat ini, pembangunan unit pengolahan sampah ITF Sunter baru mencapai tahapan pengujian tanah atau setara 2 persen dari keseluruhan proses pembangunan.
"Proses administrasi mengurus 'tipping fee' itu yang lama, belum negosiasi dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) mau tidak mau itu yang memperlambat pembangunan ITF," kata Kepala Unit Pengolahan Sampah Terpadu Asep Kuswantoro seperti dilansir dari Antara, Jumat (2/8).
-
Kapan jumlah sampah di Jakarta berkurang? Sampah Jakarta Berkurang 25% Selama musim mudik lebaran, 50% penghuni Jakarta pulang ke kampung halaman.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Bagaimana TPS Sampah di Liogenteng? Untuk sampah, TPS ini dihias dengan benda-benda yang sudah tidak terpakai macam kemasan kopi saset untuk taplak meja dan karpet, tulisan dari tutup botol minuman dan vas bunga dari botol galon.Kemudian di sana juga terdapat akuarium yang terbuat dari sisa galon besar, sehingga makin terlihat berbeda.
-
Bagaimana TPST Kedungrandu mengolah sampah? Sampah itu selanjutnya diproses dengan mesin untuk memilah sampah anorganik atau sampah residu. 'Potensi sampah anorganik sekitar 20 persen, potensi residu sekitar 10 persen. Itu yang dipisahkan di awal dengan mesin conveyor,' ujar Wahidin.
-
Kapan DKI Jakarta menyaring sampah kiriman? Pada hujan yang terjadi awal bulan November, DKI Jakarta menyaring lebih dari 70 ton sampah kiriman di Kali Ciliwung.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
Meski demikian, dia optimis, jika permasalahan administrasi terselesaikan pembangunan ITF Sunter serta tiga ITF lainnya akan dapat diselesaikan pada 2022.
"Sekarang proses administrasinya sudah 80 persen, tinggal tunggu besaran angka 'tipping fee' dan nilai jual listrik atau PJBL diharapkan September kelar selanjutnya akan cepat," ujarnya.
Tipping fee merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai anggaran pemerintah kepada investor ITF Sunter.
Sementara itu, PT Jakarta Propertindo menargetkan pembangunan konstruksi pada fasilitas pengolahan sampah penghasil listrik ITF Sunter mencapai kemajuan hingga 20 persen di akhir tahun ini.
"Juli ini kami baru dapat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) konstruksi, sekarang sedang di tahap soil test investigation, dan akan berlanjut ke tahap pile loading test," kata Sekretaris Korporat PT Jakarta Propertindo Hani Sumarno.
Secara singkat kedua tahapan tersebut dilakukan untuk mengetahui kestabilan tanah dan kekuatan beban pondasi bangunan. PT Jakarta Propertindo memercayakan proses soil test investigation di ITF Sunter saat ini kepada PT Wika Konstruksi.
"Nanti untuk proses selanjutnya, bisa jadi beda lagi kontraktornya. Pokoknya disesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan," kata Hani.
Hani menjelaskan masih banyak yang harus diselesaikan untuk mempercepat pembangunan terutama administrasi dengan beberapa kementerian seperti Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Kementerian Lingkungan Hidup, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Jika pembangunan ITF Sunter sudah rampung, sebanyak 2.200- 2.300 ton sampah di Jakarta dapat diolah di pembangkit listrik tenaga sampah itu dan menghasilkan sebesar 35 megawatt perharinya.
ITF merupakan proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai alternatif pengolahan sampah di dalam kota yang dapat memproduksi sampah menjadi energi listrik menggunakan mesin insinerator.
Satu fasilitas ITF diproyeksikan dapat mengolah sebanyak 2200- 2300 ton sampah per hari dan mengubahnya menjadi daya listrik sebesar 35 megawatt yang diharapkan dapat menjadi alternatif permasalahan sampah di Ibu Kota.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ITF Sunter Disetop, Jakpro: Modal Rp577 Miliar Belum Terpakai Sama Sekali
Baca SelengkapnyaMenurut Sarjoko, mempertimbangkan kemampuan skala APBD DKI Jakarta yang ada saat ini dengan tipping fee yang akan dibayar kepada mitra.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah saran yang diberikan Kemendagri kepada Pemprov DKI ihwal pembatalan proyek ITF Sunter.
Baca SelengkapnyaProyek ITF sendiri merupakan rencana pembuatan fasilitas pengolahan sampah menjadi tenaga listrik alias ITF yang sebelumnya telah dibatalkan oleh Heru.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan penyelesaian masalah di Jakarta kerap pelik
Baca SelengkapnyaSuntikan modal tersebut turun karena anggaran untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) dibatalkan.
Baca SelengkapnyaHeru budi menjawab tudingan dirinya telah melanggar aturan usai setop pembangunan ITF Sunter.
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaTPA Piyungan ditutup sementara sejak 23 Juli hingga 5 September 2023. Sultan pun menyiapkan lokasi pembuangan sampah sementara,
Baca SelengkapnyaKementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Baca SelengkapnyaPDIP Bela Heru Budi soal Angket ITF Sunter: Apa yang Diharapkan, Datanya Belum Punya
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta terus mengintegrasikan pengolahan sampah mulai dari hulu, tengah ke hilir.
Baca Selengkapnya