Jakarta kejam namun nikmat
Merdeka.com - Sering kita dengar ungkapan mengatakan ibu kota itu lebih kejam dari ibu tiri. Namun, masih saja banyak orang tertarik merantau ke DKI Jakarta. Mereka datang demi sebuah harapan, yakni mengubah nasib jadi lebih baik.
Hidup di DKI Jakarta memang sulit. Tetapi, bagi sebagian orang menikmati hidup di ibu kota justru lebih baik. Tentu saja semua ini kembali ke masing-masing individu dalam menjalaninya.
"Hidup di Jakarta ini modalnya utamanya satu, asal mau kerja pasti dapat uang. Kerja apa saja, jangan gengsi," ungkap Syamsul, warga Manggarai, Jakarta Selatan asal Sidoarjo, Jawa Timur ini.
-
Apa julukan Jakarta? Menariknya, sematan kata 'The Big Durian' membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Siapa yang mengapresiasi DKI Jakarta? Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly mengapresiasi pemerintah DKI Jakarta yang berhasil mewujudkan pencapaian 100 persen Kelurahan Sadar Hukum.
-
Kenapa kawasan elit di Jakarta banyak diminati? DKI Jakarta masih menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
-
Di mana kawasan elit Jakarta yang terkenal dengan ekspatriat? Selain itu, Kawasan Pondok Indah ini juga terkenal sebagai tempat bermukimnya para ekspatriat, pengusaha, pejabat, dan juga artis papan atas di Jakarta.
-
Ibu kota negara mana yang mirip dengan Jakarta? Ibu kota negaranya mirip banget dengan Jakarta, ketiga, transportasi umumnya juga mirip banget seperti Trans Jakarta. Nama ibu kota tersebut sama dengan nama negaranya, hanya ditambahkan kata 'city' di belakangnya.
-
Apa yang menarik dari wisata di Jakarta? Bagi introvert yang tinggal di Jakarta, ada banyak tempat wisata unik yang cocok jadi tempat healing untuk kalian.
Pria berumur 28 tahun itu, merasa kehidupannya di Jakarta justru lebih enak. Sebab, jika di tempat asalnya dia hanya pengangguran. Baginya, hidup di Jakarta jika mau bekerja pasti bisa makan dan bertahan hidup. "Sesusah-susahnya hidup di Jakarta masih lebih baik daripada di kampung," katanya.
Sementara bagi Nita, seorang pegawai swasta, melihat Jakarta bak surga bagi mereka berduit. Sebab, apapun keinginan seolah bisa terkabul di Jakarta asal uang sesuai dengan permintaan.
"Di Jakarta ini apa sih yang nggak ada?, asal cukup uang pasti bisa kita miliki," ucap perempuan berumur 24 tahun ini. "Di sini (Jakarta) menyediakan segalanya. Surga bagi orang-orng yang memiliki duit," tambahnya.
Nita melanjutkan, sedangkan bagi masyarakat hidup serba kekurangan juga bisa menikmati hidup. Syarat utamanya hanya rajin. "Yang enggak punya duit juga bisa makan, asal mau kerja apa saja," ucap Nita.
Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Devi Rahmawati, menuturkan kerasnya kehidupan Jakarta tentu bakal sebanding dengan nikmat diterima. Dia juga setuju bahwa kenikmatan Jakarta bisa didapat bagi mereka mau berusaha. "Jakarta itu kejam sekaligus nikmat," kata Devi kepada merdeka.com
Jakarta, kata Devi, memberikan pemasukan keuangan lebih baik bagi masyarakatnya. Dukungan infrastruktur dan mudahnya trasportasi lebih baik dibanding kota lainnya, tentu mendukung untuk melakukan pelbagai hal hadapi persaingan.
Maka dari itu, Devi meyakini bahwa di Jakarta tiap oramh harus mau bekerja dan jeli memanfaatkan peluang. "Di Jakarta apapun bisa menjadi uang asal orang itu mau usaha," ujarnya.
Dia juga mengingatkan bagi masyarakat jangan tergiur terlalu dalam dengan nikmatnya Jakarta. Cobalah mulai berpikir untuk mementingkan kehidupan masa depan lebih baik. "Asal hidup sederhana, sisihkan uang untuk menabung untuk anak cucu Anda di kemudian hari. Karena ke depannya di Jakarta semakin sulit memperoleh pekerjaan. Sebab itu, hidup di masa depan yang harus diperhitungkan. Nikmati saja apa yang ada," sarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Julukan “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika. Padahal jika dilihat dari topografinya, Jakarta bukanlah sentra durian
Baca SelengkapnyaPerumahan mewah menjadi simbol dari kesuksesan sang pemilik hunian.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan masyarakat di ibu kotayang tinggal di bawah jalan tol.
Baca SelengkapnyaPesona Ibukota Jakarta sudah tersaji sejak dahulu kala. Meski sudah banyak perubahan saat ini, namun suasana klasik zaman dulu mampu membangkitkan nostalgia
Baca SelengkapnyaTak hanya punya gedung tinggi, Jakarta menyimpan keindahan alam yang layak dinikmati.
Baca SelengkapnyaGaji UMR DKI Jakarta saat ini sebesar lebih kurang Rp5 juta sudah cukup ideal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari per bulan.
Baca SelengkapnyaSejumlah kawasan wisata di Jakarta mulai menunjukkan keramaian di H+2 Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMenyendiri di Waduk Kebon Melati bisa menyaksikan sisi lain pemanangan Jakarta yang mirip New York
Baca SelengkapnyaUrbanisasi besar-besaran di Jakarta dimulai pada tahun 1949, ketika Ibukota dipindahkan kembali ke Jakarta. Sebelumnya ibu kota berada di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMenteri Sandiaga minta masyarakat tidak terlalu berlebihan dalam menanggapi penilaian yang dilontarkan oleh WNA Malaysia tersebut
Baca SelengkapnyaJakarta kian mempesona. Setiap tahunnya banyak proyek baru yang membuat Jakarta kian metropolitan meski nantinya tak lagi menjadi ibu kota.
Baca Selengkapnya