Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jakarta Masih Belum Baik-Baik Saja

Jakarta Masih Belum Baik-Baik Saja Bundaran HI. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Angka keterpakaian tempat tidur di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta berangsur turun. Tren ini terjadi di akhir masa PPKM Darurat, yang kemudian diubah nama menjadi PPKM Level 4.

Hingga 25 Juli, tempat tidur isolasi pasien terpakai 73 persen persen. Seminggu sebelumnya, 18 Juli, tempat tidur isolasi terpakai 87 persen. Tren penurunan juga diikuti di tempat tidur ruang ICU.

Pada 18 Juli, tempat tidur ICU terpakai 93 persen dari total tempat tidur yang disediakan 1.548 unit. Kemudian pada 25 Juli, tempat tidur ICU terpakai 89 persen dari jumlah 1.626 unit tempat tidur.

Orang lain juga bertanya?

Program vaksinasi Covid-19 oleh Jakarta juga berjalan mulus. Akhir Juli, sasaran target penerima vaksin untuk dosis pertama sudah tembus lebih dari 7 juta orang. Sementara untuk dosis kedua masih berada di 2,4 juta orang.

Kuantitas testing Jakarta bahkan unggul dibanding provinsi lain. Per hari, Jakarta melakukan tes PCR terhadap 15.000 sampai 20.000 lebih warga Jakarta.

Badan kesehatan dunia, WHO, memberikan panduan standar untuk melakukan tes yaitu 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu. Dengan demikian, minimum target tes WHO untuk Jakarta sebanyak 10.645 orang per minggu.

vaksinasi covid 19 di stasiun jakarta kota©2021 Merdeka.com/Imam Buhori

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menjelaskan indikator pandemi terkendali saat ini adalah tingkat positivity rate di bawah 5 persen. Sedangkan Jakarta, secara total masih 15,3 persen. Meski diakui, penanganan pandemi Covid-19 di Jakarta lebih baik dibandingkan dengan daerah lain.

"Namun kalau dikatakan sudah terkendali, ya belum. Karena test positivity ratenya belum mendekati 5 persen," ucap Dicky kepada merdeka.com, Rabu (28/7).

Selama tingkat positif kasus positif Covid-19 di Jakarta masih tinggi, selama itu pula penularan virus belum terkendali.

Menilik tren penurunan keterpakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19, Dicky mengingatkan bahwa kondisi itu terjadi di tengah upaya Pemerintah Provinsi Jakarta menambah kapasitas tempat tidur.

Sehingga dengan kata lain, menurut Dicky, tren itu tidak bisa dijadikan acuan pengendalian Covid cukup ideal. Lagi pula, persentase saat ini masih belum ideal untuk dikatakan pandemi di Jakarta berangsur membaik.

Selain itu, hal yang perlu ditekankan dalam penanganan pandemi di Jakarta adalah, tidak bertumpu hanya pada kesuksesan vaksinasi dosis pertama. Meski ibu kota merupakan jawara dalam program vaksinasi, hal itu tidak bisa menjamin pengendalian pandemi berhasil.

Selama penerapan 3T (testing tracing treatment) dan protokol kesehatan oleh masyarakat masih minim, upaya menekan laju penularan virus akan semakin sulit dengan mutasi varian-varian baru.

"Kalau dia tidak lengkap (vaksinasi dosis lengkap) ya enggak signifikan. Karena kalau bicara Delta Variant itu yang berdampak itu yang vaksinasinya lengkap," kata Dicky.

Dengan demikian, Dicky menyatakan dengan tegas, 7 juta lebih orang yang telah menerima vaksin pada dosis pertama wajib mendapatkan vaksinasi di dosis kedua.

"Jadi kalau hanya masalah vaksinasi saja enggak akan bisa menyelesaikan untuk mengeluarkan kita dari situasi pandemi ini," terangnya.

Tingkat Kepatuhan Jaga Jarak Masih Rendah

Satgas Penanganan Covid-19 mengakui, tren kasus corona di provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan. Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan, kasus positif corona di DKI Jakarta sempat meningkat tajam. Namun, saat ini sudah menurun pesat.

“DKI Jakarta terlihat naik puncak kemudian turun, sudah sempat mencapai jumlah kasus aktif 100 ribu, sekarang sudah di bawah 60 ribu, bahkan 50an ribu pokoknya sudah jauh sekali berkurang," jelasnya dalam jumpa pers virtual, Rabu (28/7).

infografis jaga jarak©2020 Merdeka.com

Namun, dia mengungkapkan, tingkat kepatuhan menjaga jarak di DKI Jakarta masih rendah. Dari data Satgas, ada 49 persen kelurahan di Ibu kota yang kepatuhan menjaga jaraknya rendah. Ada alasan mengapa DKI Jakarta tingkat kepatuhan menjaga jaraknya rendah, di antaranya kepadatan penduduk.

"Ternyata kalau jarak DKI Jakarta masih punya tantangan, ternyata paling tinggi di DKI Jakarta kepatuhan menjaga jaraknya ini 49 persen kelurahan yang ada disana masih rendah," ujarnya.

Meski begitu, ketidak patuhan protokol kesehatan di Ibu Kota secara konsisten menurun. Namun, khusus kepatuhan menjaga jaraknya memang masih rendah.

"Tapi DKI Jakarta secara konsisten dia turun cakupan tidak patuhnya, jadi sebenarnya berproses secara cakupan kelurahan semakin bertambah baik, tapi kalau untuk angkanya memang paling tinggi masih di DKI Jakarta untuk yang kepatuhan menjaga jaraknya cukup rendah," terangnya.

Anies Ingatkan Warga Jakarta Jangan Kendor

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tidak bosan warga bahwasannya situasi pandemi Covid-19 belum tuntas. Meskipun kasus aktif dan positif mulai menurun seiring dengan gencarnya vaksinasi dan pengendalian mobilitas melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Sama sekali belum tuntas dan tidak boleh kendor, tidak boleh longgar, harus kita tuntaskan," kata Anies Baswedan di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (27/7).

Ia meminta semua pihak untuk menerapkan protokol kesehatan untuk melanjutkan momentum perbaikan tersebut.

anies baswedan tinjau pemakaman khusus covid 19 di rorotan©2021 Merdeka.com/Imam Buhori

Anies menambahkan, saat ini masih ada lebih dari 29 ribu orang di Jakarta yang menjalani isolasi mandiri. Selain itu, ada 8.600 orang dirawat di rumah sakit dan 1.400 orang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Tak hanya itu, lanjut dia, ada 3.900 orang menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.

"Kita harus terus menuntaskan tapi kerja kolektif seluruh rakyat untuk mengurangi mobilitas selama beberapa pekan terakhir menunjukkan tanda berdampak positif terhadap pengendalian wabah," ucapnya.

Sebelumnya, Anies menjelaskan Jakarta saat ini mulai keluar dari kondisi genting Covid-19. Indikatornya, lanjut dia, kasus aktif yakni yang dirawat dan menjalani isolasi mengalami penurunan menjadi 64 ribu kasus pada Minggu (25/7) setelah sebelumnya sempat menyentuh sebanyak 113 ribu kasus aktif pada 16 Juli 2021.

Parameter lain juga menurun, di antaranya rata-rata kasus positif atau "positivity rate" yang tadinya pada kisaran 45 persen dan kini sudah kisaran 25 persen. Selain itu, pemakaman dengan prosedur tetap COVID-19 yang sempat mencapai lebih dari 350 sehari, kini turun di bawah 200 per hari.

Sejumlah rumah sakit di Jakarta, kata dia, juga mulai terkendali setelah sempat tertekan akibat penuhnya pasien, baik yang dirawat inap maupun di instalasi gawat darurat dan ICU.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid-19

Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Minggu Pagi Tidak Sehat, Terburuk Ketiga di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Minggu Pagi Tidak Sehat, Terburuk Ketiga di Dunia

Kualitas udara DKI Jakarta, pada Minggu (23/6), masuk kategori tidak sehat. Indeks kualitas udara di Ibu Kota bahkan tercatat yang terburuk ketiga di dunia.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya