Jakarta tak aman, wanita diperkosa di jembatan penyeberangan
Merdeka.com - Kejahatan dan pelecehan seksual terhadap wanita menjadi permasalahan yang kerap ditemui di Ibu Kota Jakarta. Terutama, di lokasi-lokasi yang sepi dan gelap seperti di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Yang terbaru, kasus perampokan dan pemerkosaan menimpa seorang karyawati bernama Ria (19), saat melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pondok Pinang, Kebayoran lama, Jakarta Selatan, Minggu (22/11) dini hari. Iphone 5 serta uang Rp 200 ribu ikut dibawa kabur pelaku yang hingga kini masih diburu polisi.
Selama ini, JPO itu memang dikenal kerap dijadikan sejumlah kelompok remaja nongkrong. Kesan kumuh pun sangat kental terasa di JPO yang menghubungkan masyarakat dari dekat Ruko III Pondok Indah menuju dekat sekolah Bakti Mulya 400 itu. Sejumlah alat bekas suntik, pecahan botol hingga alat kontrasepsi alias kondom terlihat berserakan di lokasi. Hal itu terlihat ketika Merdeka.com menyambanginya pada Selasa (24/11) petang.
-
Tempat nongkrong apa yang hits di Jakarta? Generasi 90-an pasti tahu Taman Ria Senayan. Tempat hangout ini sudah ada sejak tahun 1972,. Sempat mati suri, Taman Ria Senayan kini tampil dengan wajah baru Skywalk Senayan Park.
-
Di mana tawuran pelajar biasanya terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
-
Kenapa tempat nongkrong di Jakarta makin banyak? Kini, seiring perkembangan zaman, tempat nongkrong di Jakarta kian menjamur. Memenuhi semua sudut ibu kota Tinggal pilih mau yang seperti apa lalu menyesuaikan dengan isi kantong.
-
Dimana contoh desain JPO keren di Jakarta? Bahkan untuk sekadar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Desainnya benar-benar dipikirkan. Supaya nyaman dan keren. Kayak JPO Kapal Pinisi di Sudirman.
-
Dimana anak gaul Jakarta berkumpul? Masih di sekitaran Senayan, tempat ini juga tongkrongan muda mudi Jakarta era 90-an. Parkir Timur Senayan pada masanya selalu dipenuhi anak gaul Jakarta.
-
Apa itu remaja jompo? Fenomena remaja jompo mengacu pada remaja atau anak muda yang mengalami gejala-gejala seperti pegal-pegal, mudah lelah, masuk angin, dan sakit punggung, seolah-olah fisik yang mereka miliki sudah tua.
Melihat kejadian tersebut, Kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan, kurangnya fasilitas pengawas di ruang-ruang publik seperti CCTV dan lampu-lampu penerangan di ruang publik menjadi faktor maraknya tindak kekerasan, perampokan dan pelecehan di Jakarta.
"Itu kan cerminan apa yang selama ini sudah dikatakan wilayah DKI Jakarta yang katanya sudah tidak lagi ada tindak kriminal, dan sudah pernah dibantah katanya sudah berkurang tapi sepertinya kurang diperhatikan. Kalau lihat kasus ini, kan melibatkan korban perempuan dan tempat publik yang sepi, jadi kurangnya sarana lampu, pengadaan CCTV, dan sebagainya kurang diperhatikan oleh Pemerintah Daerah," kata Josias saat dihubungi merdeka.com, Selasa (24/11) malam.
Selain itu, kurangnya pengawasan dari masyarakat dan aparat kepolisian di ruang-ruang publik juga turut andil terjadinya tindak kriminalitas. Masyarakat dan aparat kepolisian, menurut Josias, seharusnya tidak hanya mengidentifikasi tempat-tempat yang rawan terjadi tindak kriminal, tetapi juga harus mengidentifikasi masalah waktu yang kerap digunakan para pelaku dalam melancarkan aksinya.
"Kurang pengawasan baik masyarakat sekitar dan aparat penegak hukum. waktu-waktu yang sudah diidentifikasi rentan sudah harus ada, patroli di wilayah yang rawan kejahatan. Kalau pemerkosaan kan khas karena melibatkan pelaku juga korban jadi itu tidak sembarangan terjadi kalau situasi tidak memungkinkan. Kok bisa terjadi, apakah masyarakat sudah cenderung cuek, maka dari itu harus mulai diciptakan solidaritas, kalau ada acuh dari masyarakat bisa menyumbang terjadinya peristiwa itu dan harus ada perhatian," ujar Josias.
Oleh sebab itu, seharusnya Pemerintah Daerah harus meningkatkan pengadaan dan perawatan terhadap sarana dan prasarana di ruang-ruang publik, semisal CCTV dan lampu penerangan. Kemudian, dia juga mengimbau kepada aparat kepolisian untuk mulai intensif menggelar patroli di waktu dan tempat-tempat rawan tindak kriminalitas.
"Yang pasti Pemda meningkatkan sarana dan prasarana umum, misalkan CCTV dan lampu penerangan. Aparat yang lain lakukan patroli yang relatif yang intens dan periodik dan pelibatan masyarakat tadi, tidak hanya masyarakat yang tinggal di situ agar menimbulkan kesadaran, kalau ada masalah, sama-sama mencari solusi," tandas Josias.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembongkaran berawal dari adanya laporan Anak Baru Gede (ABG) hilang. Hasilnya, muncikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK) ditangkap.
Baca SelengkapnyaAnak di bawah umur pernah dijadikan budak prostitusi di kawasan Gang Royal.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita muda berinisial MJS (19) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Dia dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaPemerintah DKI Jakarta menertibkan bangunan liar di Kawasan Royal, Penjaringan, Jakarta Utara, usai menerima laporan adanya praktek prostitusi setiap harinya.
Baca SelengkapnyaMuncul stigma di kalangan pengguna KRL terkait ganasnya gerbong khusus wanita.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban mengaku diimingi kerja di klinik kecantikan oleh perekrut sebelum dijadikan PSK.
Baca SelengkapnyaUntuk tarif sekali kencan antara Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.
Baca SelengkapnyaPelaku telah ditahan oleh polisi. Korban saat ini masih trauma.
Baca SelengkapnyaReonald mengaku pelaku kini telah diamankan. Ia pun berjanji akan melakukan proses hukum.
Baca SelengkapnyaPemkot Jakarta Barat berdalih telah melakukan pelbagai upaya mengantisipasi ruang terbuka hijau Wijaya Kusuma menjadi tempat prostitusi terselubung.
Baca SelengkapnyaPolisi telah meringkus empat dari total tujuh pelaku. Sisanya, tiga orang masih dalam perburuan.
Baca SelengkapnyaSemua pelaku pemerkosaan sudah ditetapkan sebagai tersangka
Baca Selengkapnya