Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jangan sampai tawa ceria anak-anak Jakarta hilang karena tak ada tempat bergembira

Jangan sampai tawa ceria anak-anak Jakarta hilang karena tak ada tempat bergembira RPTRA Cibesut. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Memperbanyak ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) menjadi salah satu program Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok semasa menjadi gubernur DKI Jakarta. Sampai di akhir masa jabatan Ahok yang kemudian dilanjutkan wakilnya Djarot Saiful Hidayat, sudah dua ratusan lebih RPTRA diresmikan di lima wilayah Jakarta.

Keberadaan RPTRA membuat sebagian warga Jakarta senang. Utamanya yang memiliki anak kecil karena bisa membawa buah hati bermain di sana sekaligus bercengkrama dengan warga.

Selama program itu berjalan, Ahok memang menggandeng pihak swasta melalui dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan tersebut.

"Kenapa saya memilih CSR? Karena mereka enggak berani curangin mutu. Harga juga baik. Kalau pengembang, mereka pakai jasa penilai. Kalau nilainya tidak baik, akan dicoret," ujar Ahok, kala itu.

"Jadi uang kita (APBD) mau ke mana dipakainya? Tentu akan fokus, uang APBD itu untuk jaminan kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan sembako dan juga untuk modal lapangan kerja," sambung Ahok.

Setelah Ahok dan Djarot lengser, memasuki lima bulan menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, tampaknya program itu tak akan berjalan lagi tahun depan. Hal itu pastikan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan.

Menurutnya, ada beberapa alasan menjadi sebab program itu sulit dilanjutkan. Selain karena semua yang direncanakan di awal sudah terbangun, lahan yang tersedia juga semakin minim.

"Kita upayakan tahun ini terakhir (pembangunan RPTRA) karena cari lahan susah," jelas Agustino saat ditemui di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (5/3).

Untuk tahun ini, ada 47 RPTRA yang sedang dikebut agar bisa selesai sampai akhir tahun. Dua di antaranya di Kepulauan Seribu.

Sandiaga Uno agak kaget mendengar itu. Seharusnya program itu terus dilanjutkan. Andai kata harus terhenti maka dia ingin ada solusinya untuk tempat bermain anak-anak di Jakarta.

"Mestinya diterusin ya, jika diperlukan sama warga, nanti saya akan cek teknis nya, tapi kebijakan kita sama Pak Anies, bahwa ruang terbuka ramah anak ini sangat-sangat diperlukan," kata Sandiaga.

"Kita sudah pastikan ruang terbuka yang ramah perempuan, ramah anak, yang bisa dimanfaatkan masyarakat ini akan terus menjadi salah satu prioritas utama di DKI," tegasnya.

Pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, menilai dugaan penghentian program RPTRA karena pimpinan DKI ingin mengejar penilaian keuangan agar mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Dulukan inisiatif Pak Ahok dengan menggerakkan pihak swasta, kalau Pak Anies dan Pak Sandi ini karena tidak pakai APBD akan susah mendapatkan WTP karena sulit dipertanggungjawabkan dan penilaiannya tidak jelas. Karena kelihatannya pemimpin sekarang ini tidak mau ada pembangunan yang tidak tercatat, tidak mau ada masalah keuangan," kata Yayat saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (6/8).

Persoalan lainnya adalah, lahan yang minim. Dia mendapatkan informasi bahkan pihak camat mengaku kesulitan mencari lahan untuk dibangun RPTRA.

Dia menambahkan, jika pun program ini benar-benar berhenti, dia berharap ada solusinya. Jangan sampai, kata dia, anak-anak di Jakarta kehilangan tempat bermain meski tanpa RPTRA.

"Ya memang artinya kalau tidak ada tanah harus dibuat tempat main yang terintegrasi dengan bangunan atau tempat yang menjadi lingkungan sosial di lokasi itu. Misalnya halam rumah ibadah, halaman kantor kelurahan, atau halam rusun. Sehinga bisa tercipta yang namanya pemanfaran ruang private untuk kepentingan publik. Jadi walaupun tidak ada yang outdoor bisa tetap dibuat indor," harap Yayat.

Dia juga menunggu seperti apa gagasan dari tim gubernur untuk percepatan pembangunan (TGUPP) yang dibentuk Anies-Sandi sebagai tim sinkornisasi.

"Beri dong gagasan yang smart terkait ruang terbuka untuk anak. Kita tunggu kerja tim sinkronisasi konsepnya sepertu apa. Yang penting tetap harus ada ruang main anak," tegasnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Ruang Terbuka Hijau Minim, Anak-Anak di Jakarta Main Layang-Layang di Pinggir Kali
FOTO: Ruang Terbuka Hijau Minim, Anak-Anak di Jakarta Main Layang-Layang di Pinggir Kali

Anak-anak di Jakarta terpaksa bermain di tempat tak semestinya karena minimnya ruang terbuka hijau.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Sosok Gubernur Jakarta yang Disindir Hashim Cuma 'Omon-Omon' Bikin Rumah Rakyat
Menelusuri Sosok Gubernur Jakarta yang Disindir Hashim Cuma 'Omon-Omon' Bikin Rumah Rakyat

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.

Baca Selengkapnya
Pendatang ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024, Prediksi Hanya 10.000-15.000 Orang
Pendatang ke Jakarta Diperkirakan Turun Usai Lebaran 2024, Prediksi Hanya 10.000-15.000 Orang

Pemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.

Baca Selengkapnya
Pramono Ingin Kantor Camat dan Lurah Jakarta Dibangun 5 Lantai, Diisi Hunian sampai Ruang Kreatif Anak Muda
Pramono Ingin Kantor Camat dan Lurah Jakarta Dibangun 5 Lantai, Diisi Hunian sampai Ruang Kreatif Anak Muda

Pramono Anung berencana membangunkan hunian di kantor atau bangunan pemerintahan selain di pasar.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil: Reklamasi di Utara Jadi Masa Depan Jakarta
Ridwan Kamil: Reklamasi di Utara Jadi Masa Depan Jakarta

RK percaya, selama reklamai tidak merusak lingkungan, maka hal itu menjadi sesuatu yang baik seperti dicontohkan negara maju lainnya.

Baca Selengkapnya
Tegas, Heru Larang RPTRA jadi Lokasi Kampanye Pilkada!
Tegas, Heru Larang RPTRA jadi Lokasi Kampanye Pilkada!

"Silakan kalau untuk kegiatan kesehatan, untuk mengentaskan stunting," kata Heru.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah

DPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah

Baca Selengkapnya
FOTO: RPTRA Amir Hamzah Memprihatinkan, Begini Kondisinya Sudah Tak Ramah Anak
FOTO: RPTRA Amir Hamzah Memprihatinkan, Begini Kondisinya Sudah Tak Ramah Anak

Fasilitas Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Amir Hamzah sudah memprihatinkan. Kondisinya sudah tak ramah anak karena banyak karat dan berlubang.

Baca Selengkapnya
DPRD Jakarta Tolak Anggaran untuk Kaji Reklamasi Pulau Sampah, Ini Alasannya
DPRD Jakarta Tolak Anggaran untuk Kaji Reklamasi Pulau Sampah, Ini Alasannya

Reklamasi pulau sampah di pesisir Jakarta Utara saat ini belum menjadi hal keharusan

Baca Selengkapnya
Menengok Pembangunan Alfamidi di Jagakarsa yang Mangkrak Gara-Gara Lahan Parkir
Menengok Pembangunan Alfamidi di Jagakarsa yang Mangkrak Gara-Gara Lahan Parkir

Jika proyek pengerjaan lahan parkir minimarket dilanjutkan, setidaknya ada 14 pohon yang akan ditebang.

Baca Selengkapnya
Ridwan Kamil Bicara Tantangan Urus Jakarta: Saya Tidak Mau Anak-Anak di Jakarta Bahagianya Hanya Main di Shopping Mall
Ridwan Kamil Bicara Tantangan Urus Jakarta: Saya Tidak Mau Anak-Anak di Jakarta Bahagianya Hanya Main di Shopping Mall

Hal itu dikatakan Ridwan Kamil saat pidato politik usai dideklarasikan bareng Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya
Sederet Janji Anies saat Jadi Gubernur DKI Jakarta yang Sisakan Persoalan
Sederet Janji Anies saat Jadi Gubernur DKI Jakarta yang Sisakan Persoalan

Setelah purnatugas, ternyata Anies masih meninggalkan sederet janji-janji yang masih menjadi persoalan di Jakarta.

Baca Selengkapnya