Jenuh & Euforia Vaksin Covid-19 Picu Masyarakat Kendor Disiplin Protokol Kesehatan
Merdeka.com - Tren angka kasus positif Covid-19 di Indonesia belum terlihat akan terkendali. Potensi lonjakan kasus diprediksi akan kembali terjadi seiring dengan tingginya mobilitas masyarakat sekaligus munculnya beberapa klaster penularan Covid-19.
Di Jakarta, sebagai episentrum penularan Covid, klaster perkantoran mengalami peningkatan kasus cukup signifikan.
Kendati dalam kebijakan pembatasan aktivitas berskala mikro, aturan kapasitas karyawan bekerja di kantor telah ditentukan yaitu maksimal 50 persen.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi, Falla Adinda menyampaikan bahwa munculnya kasus-kasus baru disebabkan kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan di perkantoran ataupun di tempat publik, semakin menurun.
"Saya rasa itu kembali kepada individu masing-masing, jadi kalau perusahaan misalnya, pasti menetapkan peraturan yang maksimal tapi balik lagi ke individunya," ucap Falla dalam diskusi virtual, Selasa (4/5).
Bertugas menangani pengendalian pandemi Covid di Indonesia selama lebih dari 1 tahun, Falla memahami penurunan kualitas masyarakat dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 ditengarai karena rasa jenuh, dan lelah.
Belum lagi, kata Falla, pemicu masyarakat menjadi abai protokol kesehatan yaitu euforia program vaksin dan tren kurva penularan Covid yang menurun pada beberapa bulan terakhir.
"Ini sudah berjalan lebih dari 1 tahun dan pasti ada rasa kejenuhan yang dirasakan atau mungkin terlena dengan turunnya kurva," jelasnya.
Falla bahkan mengaku beban kerjanya untuk tahun ini sangat berat dan melelahkan jika dibandingkan tahun lalu. Faktor situasi pandemi tak berkesudahan, tantangan Falla dalam menguatkan protokol kesehatan di tingkat masyarakat menjadi semakin berat saat muncul gerakan-gerakan kontradiktif terkait pandemi.
"Lebih capek sekarang karena orang lebih apatis, bahkan sekarang muncul gerakan kontra pemerintah terus-terusan mengenai pandemi. Dan tentu endurance akan terus menurun," katanya.
Mengutip informasi yang dipublikasi Pemprov DKI melalui akun instagram @dkijakarta, pada periode 12-18 April terjadi peningkatan jumlah kasus dari perkantoran.
Pada periode tersebut, dari tracing terhadap 177 perkantoran, Dinas Kesehatan mencatat 425 kasus baru. Jika dibandingkan dengan periode 5-11 April, angka ini meningkat, dari tracing 78 perkantoran ditemukan kasus positif Covid-19 sebanyak 157 kasus.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya