Jokowi yakin BPK mampu awasi keuangan Pemprov DKI
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yakin Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mampu mengendalikan sistem pengawasan keuangan. Karena cara pengawasan keuangan secara online sudah dilakukan dalam sistem perbankan.
"Kalau bank yang 2.000 cabang bisa melakukan audit yang seperti kita lihat. Saya kira di bawah sistem BPK dapat melakukan itu," kata Jokowi usai BPK mengakses online seluruh transaksi kas Pemprov DKI Jakarta pada Bank BUMN, Jakarta, Rabu (16/4).
Mengenai sistem yang akan dibangun, Jokowi mengungkapkan sudah ada rencana yang mendalam. Jika semua berjalan lancar, diharapkan dapat mengurangi adanya penyimpangan anggaran yang diduga digunakan dinas-dinas.
-
Bagaimana Pemprov DKI cek penerima KJMU? Selanjutnya, terhadap sisa 18.271 penerima KJMU juga bakal dilakukan verifikasi langsung di lapangan. 'Terhadap sisa plus minus 18.271 orang akan dilakukan verifikasi lapangan bersama dengan tim gabungan, baik dari Disdik, Dinsos, juga kewilayahan, untuk memastikan ketepatan sasaran. Jadi tadi berdasarkan data, kami akan cek langsung ke lapangan,' terangnya.
-
Siapa yang dilantik Jokowi menjadi Ketua KPK? Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Nawawi Pomolango sebagai Ketua KPK sementara.
-
Bagaimana Pemprov DKI Jakarta melakukan verifikasi data KJMU? Pemprov DKI Jakarta menggunakan tiga parameter dalam melakukan pemadanan data, yaitu padanan dengan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Terpusat, padanan dengan data hasil penataan dan penertiban dokumen kepedudukan sesuai domisili, serta padanan berdasarkan pekerjaan Kepala Keluarga penerima KJMU.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
"Sebuah awal baik, sistem sudah siap, matching, pelaksanaan kegiatan di DKI memonitor di BPK, sistem yang dibangun dalam rencanakan mempersempit yang menyimpang-menyimpang. Sistem yang baik pasti dipakai negara-negara transparan," ungkapnya.
Jokowi mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyerahkan secara audit kepada BPK. "Kita sudah terbuka total. Tapi masalah transaksi, kita semua sudah berikan total kepada BPK Setiap hari dalam transaksinya," tutupnya.
Saat ini transaksi dapat diawasi tidak hanya melalui Bank DKI saja. Pertemuan kali ini tindak lanjut dari perjanjian sebelumnya. Sebab BPK kini dapat melakukan audit dari Bank BUMN, BRI, BNI dan Mandiri.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melakukan kerjasama dengan BPK untuk mengawasi transaksi keuangan yang ada di lingkungan Pemprov DKI. Pengawasan dilakukan melalui Bank DKI, yang menjadi bank transaksi di lingkungan Pemprov DKI.
Ketua BPK Hadi Purnomo mengatakan, kerja sama ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Kerja sama ini untuk mengurangi pertemuan antara auditor BPK dengan Pemprov DKI.
"Karena seringnya pertemuan takut terjadi sesuatu. Gimana kurangi persinggungan. BPK coba langkah ini. Tidak perlu banyak pakai uang. Kami, 4 kali ketemu gubernur akhirnya sekarang terjadi non cash transaksi. Semua pihak terpaksa patuh karena ada yang awasi langsung," ujar dia dalam acara penandatangan kesepakatan bersama dengan Pemprov DKI dan Bank DKI di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (24/12).
Menurut Hadi, Pemprov DKI sudah memiliki data-data transaksi keuangan sendiri dan harus disambungkan dengan data-data yang dimiliki BPK sehingga meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan yang bisa terjadi setiap waktu. "Sistem ini juga bermanfaat audit lebih cepat selesai," kata Hadi.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan sistem yang diterapkan BPK dan Pemprov DKI akan mengurangi dan meminimalisasi penyimpangan yang ada. Alasannya, setiap transaksi dalam APBD yang ada di Bank DKI akan terekam secara real time.
"Jadi setiap detik, menit bisa dicek baik melalui Pemprov DKI dan BPK," kata Jokowi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Subianto akan dilantik menjadi Presiden menggantikan Jokowi pada Oktober mendatang.
Baca SelengkapnyaKejagung memastikan tidak memiliki hubungan buruk dengan BPK RI.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan APBN merupakan uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPK Pemprov DKI Jakarta juga belum menerima pendapatan dari sewa lahan oleh sejumlah BUMD.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kinerja KPK sudah sangat bagus. Sejumlah pejabat mulai ditangkap, melalui operasi tangkap tangan KPK.
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Kejaksaan Agung memanfaatkan kewenangan tersebut secara profesional dan bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaMisbakhun menyinggung soal Asta Cita atau visi dan misi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemerintahan mendatang.
Baca SelengkapnyaAdanya Kantor BI di Nusantara, Jokowi optimistis itu bakal turut mendongkrak kedatangan investor baru.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaPeningkatan tersebut terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis bagi negara seperti PLN, Pertamina, dan BULOG.
Baca SelengkapnyaNama Sadikin Rusli disebut-sebut dalam sidang perkara korupsi BTS Kominfo.
Baca SelengkapnyaPerusahaan optimis melalui standar manajemen mutu audit internal yang tinggi, Bank DKI akan semakin mampu memberikan layanan terbaik.
Baca Selengkapnya