Kakek pengemis Rp 11 juta suka bagikan 'cepek' ke orang miskin
Merdeka.com - Mujur benar nasib kakek Edi Supriyadi (78). Meski hanya jadi pengemis, pria asal Kudus, Jawa Tengah itu, bisa punya penghasilan fantastis.
Saat ditangkap dan digeledah petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, ditemukan uang Rp 11 juta dari tas kakek Edi. Saat ditanya asal muasal uang itu, kakek Edi yang mulai pikun menjawab kebingungan.
"Karena sudah tua, pikun, kalau diajak ngomong enggak nyambung. Kita tanya dia soal duit enggak nyambung," terang Kasie Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Sudin Sosial Jakarta Pusat, Wanson Sinaga, kepada merdeka.com, Rabu (17/9).
-
Siapa yang merawat kakek tersebut? Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka. Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit.
-
Bagaimana Engku Emran mengubah penampilannya? Engku Emran lebih sering mengenakan baju koko ketika berkumpul dengan keluarganya. Selain itu, rambutnya juga terlihat semakin panjang. Tidak hanya itu, Engku Emran juga membiarkan brewok tumbuh di wajahnya.
-
Apa yang membuat pakaian emak-emak terlihat kocak? Pakaian mereka begitu unik...
-
Siapa yang terlihat sederhana? Lantas bagaimana membedakannya?Berikut cara untuk membedakan antara teman yang mungkin terlihat miskin namun sebenarnya memiliki kekayaan:
-
Siapa kakek yang jago bahasa? Thanh mulai belajar bahasa asing sejak kecil, dia belajar bahasa Inggris yang kemudian dilanjutkan dengan bahasa Prancis, sebelum akhirnya belajar bahasa Mandarin saat dewasa.
-
Kenapa kakek itu disebut Kakek Bodo? Keputusan sang kakek meninggalkan kenyamanan hidup membuat keluarga Belanda majikannya menyebut dirinya sebagai kakek bodoh.
Ada cerita menarik di balik sosok kakek Edi. Wanson mengatakan, dari informasi yang dia dapat di lokasi penangkapan, meski seorang pengemis kakek Edi ternyata seorang dermawan.
"Kalau Lebaran dia suka bagi-bagi duit ke gembel-gembel di situ, ke tukang tambal ban juga. Jadi ini kakek walaupun mengemis dermawan juga juga. Itu pengakuan orang-orang di lingkungan penangkapan," tambahnya.
Biasanya, sumbangan yang dia berikan nilai beragama. Nilai terbesar bisa mencapai Rp 100.000.
"Katanya ada juga yang dapat seratus ribu," ucap Wanson.
Kepada petugas sudin, kakek Edi mengaku sudah lama berada di Jakarta. Secara fisik tampilan kakek Edi yang sudah uzur membuat orang mudah iba.
"Jadi memang dia fisiknya sudah tua sekali, kurus, keriput, gimana orang enggak iba," pungkasnya.
Kakek Edi ditangkap petugas Selasa kemarin di samping Hotel Oasis Amir. Dia ditangkap di sekitaran gerobak yang menjadi tempat tinggalnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah haru Pak Edi, penjual kerupuk Palembang yang tetap bekerja meski sakit.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita kakek tua yang rela menjadi tukang becak dayung demi sesuap nasi namun tidak ada yang mau naik.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca SelengkapnyaPria ini mengajak bapak tukang becak untuk berbelanja ke pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaBegini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca SelengkapnyaDagangannya kerap tak laku. Hal ini membuatnya terpaksa harus melewati masa sulitnya di masa tua.
Baca SelengkapnyaViral pria tak tega tagih utang pada seorang kakek, tuai simpati.
Baca SelengkapnyaIa hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kakek yang tinggal di pos kamling dan diberikan bantuan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaMeskipun bawa mobil, wanita ini nekat turun dari mobil untuk membantu kakek pengayuh becak.
Baca SelengkapnyaDi usia yang sudah sangat renta dengan segala keterbatasan fisiknya, ia harus tetap mengais rezeki.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca Selengkapnya