Kalijodo tak kunjung berubah
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta telah berupaya merubah kawasan yang dulunya sebagai lokasi prostitusi menjadi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA). Kawasan tersebut adalah Kalijodo, Jakarta Barat. Perubahan tersebut pertama kali digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Setelah meratakan kawasan tersebut, dan membangun taman dengan menggunakan dana Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT Sinarmas ternyata masalah tak kunjung hilang. Satu persatu datang dan berganti menghantui kawasan yang telah dilengkapi dengan skate park itu.
Pertama adalah menjamurnya, juru parkir liar menyebar dari Jalan Kepanduan II Tambora hingga ke kawasan Pejagalan, Jakarta Utara. Mereka berpakaian seperti warga pada umumnya. Sebagian besar dari mereka juga mengenakan rompi bertuliskan 'Dishub DKI Jakarta' atau Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Mereka memajak pengunjung dengan biaya parkir Rp 5.000 untuk satu motor.
-
Mengapa Pemprov DKI melakukan revitalisasi taman? Heru menyampaikan, revitalisasi justru dilakukan guna memperindah taman dan gedung TK Gudang Peluru. Warga, kata Heru hanya dipindahkan sementara karena revitalisasi sedang berlangsung. 'Kita memperbaiki taman dan gedung itu supaya lebih bagus. Mereka boleh di situ setelah dirapikan, silakan menjalankan kegiatan belajar mengajar di TK,' ucap Heru.
-
Kenapa Jatim Park 1 dibangun? Konsep awal pendirian Jatim Park 1 adalah untuk menciptakan tempat rekreasi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai edukasi kepada pengunjung.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Mengapa Pak Tarno membangun fasilitas rekreasi? Investasi besar dilakukan Pak Tarno untuk membangun fasilitas-fasilitas ini, seperti bombom car dengan biaya mencapai 6 juta dan nilai investasi lainnya yang cukup fantastis.
-
Siapa yang memimpin Jakarta saat taman baru dibangun? “Selama tiga bulan saya memimpin DKI Jakarta, sudah menambah taman sebanyak 235 lokasi,“ kata Plt Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Kemudian, muncul aksi premanisme setelah melihat ramainya kawasan Kalijodo. Mereka tidak hanya meminta sejumlah uang kepada para pengguna kendaraan yang memarkirkan kendaraan, namun juga kepada para Pedagang Kaki Kima (PKL). Tiga dari 70 pedagang kaki lima ini mengeluhkan pungutan liar sebesar Rp 10 ribu per lapak setiap hari, sehingga para pedagang harus menyetorkan kepada preman itu sebesar Rp 700 ribu selama sesi bazar.
Mendapatkan laporan seperti itu, Pemprov DKI Jakarta langsung menurunkan jajarannya untuk melakukan penertiban. Petugas gabungan Dishub dan Satpol PP sempat menyisir kawasan RPTRA Kalijodoh terhadap para preman juru parkir dan PKL untuk kenyamanan para pengunjung Kalijodoh, Selasa (25/04).
Kini area parkiran yang semula ditangani para preman yang konon masih merupakan orang-orang lama eks-Kalijodo. Harga yang dipatok oleh preman untuk kendaraan bermotor 3 ribu - 5 ribu, sekarang sudah menggunakan mesin karcis dengan harga maksimal 2 ribu.
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sempat membanjiri area RPTRA Kalijodo sekarang sudah tidak terlihat lagi, digantikan dengan pendirian kantin, kantin tersebut digunakan para PKL yang sebelumnya berdagang di kawasan Kalijodo.
"Tadinya saya jualan pake gerobak, sekarang udah dibangun kantin jadi saya jualan disini sekarang" ungkap Fatimah salah satu pedagang di Kantin Pujasera UKM di Kalijodoh
Fatimah pun mengaku bahwa pembayaran untuk setiap stand masih gratis, karna masih dalam masa percobaan, "satu bulan ini masih gratis, mungkin nanti setelah lebaran akan ada wawancara lagi," ungkap fatimah.
Terakhir, kembali berdirinya bangunan liar di kolong Tol Kalijodo. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jupan Royter Tampubolon mengatakan, pihaknya akan melakukan tindak persuasif terlebih dahulu kepada warga.
Dia mengungkapkan, meskipun di bulan suci Ramadan pihaknya akan menindak tegas warga yang sengaja membuat bangunan kembali di kolong Tol Kalijodo.
"Oh kita harus tetap tegas meskipun bulan suci Ramadan seperti ini, karena jelas mereka melanggar, menyalahi aturan, tapi kita pakai cara persuasif dulu terhadap mereka," katanya di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/6).
Jupan mengharapkan, warga yang ada di kolong Tol Kalijodo segera membongkar bangunannya sendiri. Sebelum pihaknya mengeksekusi. Dia mengingatkan, waktu tahap persuasif yang diberikan Satpol PP dalam menertibkan bangunan tersebut tidak lama.
"Tidak lama, maka dari itu kita harap mereka sadar untuk meninggalkan lokasi tersebut karena menyalahi aturan. Jika mereka memang tidak mengindahkan perbuatan kita ya dengan terpaksa kita bongkar secara paksa," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret area perumahan dan ruko terbengkalai milik Tommy Soeharto.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta, Pramono Anung mengaku hanya ingin meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh para pemimpin Jakarta sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJika proyek pengerjaan lahan parkir minimarket dilanjutkan, setidaknya ada 14 pohon yang akan ditebang.
Baca SelengkapnyaHampir semua proyek itu menggunakan anggaran pemerintah pusat, hibah asing, BUMN, dan swasta.
Baca SelengkapnyaKalau dilanjutkan untuk pengelolaan, Jakpro akan sulit memberikan keuntungan bagi Pemprov DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBanyaknya cat yang terkelupas membuat sejumlah permainan anak-anak di RPTRA ini mulai pudar dan kotor.
Baca SelengkapnyaDirut Jakpro Iwan Takwin akhirnya mengungkapkan progres revitalisasi Jakarta International Stadium (JIS) setelah ditinjau oleh Menteri PUPR.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman hingga kini terus masih dilakukan
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca SelengkapnyaBegini penampakan komplek perumahan milik perusahaan baja terbesar di Indonesia yang kini kondisinya memprihatinkan.
Baca Selengkapnya