Kalo gantikan Jokowi, ini yang akan dilakukan Ahok
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) mengaku siap menggantikan posisi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) sebagai orang nomor satu di Ibu kota. Hal ini bisa terjadi apabila Jokowi nantinya terpilih menjadi Presiden pada Pilpres pada bulan Juli 2014 mendatang.
Saat ditanya soal kesiapannya, Ahok mengatakan, sebagai seorang politisi harus siap segala kemungkinan yang akan terjadi. Termasuk kemungkinan menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi . "Kita politisi harus siap segala hal lah," ujar mantan bupati belitung itu, beberapa waktu lalu.
Ahok mengaku, setelah satu setengah tahun bersama Jokowi memimpin Jakarta, Dirinya sudah belajar dan latihan banyak untuk jadi gubernur. Ahok menambahkan, Meskipun Jokowi selama ini sering blusukan, dia sudah mengerti apa maunya Jokowi , ditambah semua kerjaan di kantor lebih banyak diselesaikan olehnya.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
Berikut yang akan dilakukan Ahok jika menggantikan Jokowi:
Blusukan di Balai Kota
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), lebih sering blusukan ke kampung-kanpung di Jakarta ketimbang berada diruang kantornya. Jokowi sendiri, mengaku hanya menghabiskan satu jam saja di kantor, setelah itu akan keluar meninjau permasalahan Jakarta di lapangan.Berbeda dengan Jokowi, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memilih mengurus urusan kantor dibanding blusukan. Ahok mengaku, dirinya lebih memilih blusukan mengelilingi Balai Kota. Ahok mengaku lebih enak blusukan di dalam kantor sendiri ketimbang di luar. Lantaran, di dalam lebih adem karena banyaknya pendingin ruangan."Blusukan kantor gini lebih enak sedikit, kalau Pak Jokowi kan panas-panas. Kalau ini lebih adem," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis (27/3).Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya itu pun menjelaskan cara kerjanya memang berbeda dengan Jokowi. Dia berujar, memang perlu untuk mengecek langsung ke lapangan, tapi tak perlu dilakukan tiap hari. “Bolehlah blusukan, tapi menurut aku enggak perlu tiap hari. Mau berapa pasar kita kunjungi, kita punya 153 pasar, enggak mungkin tiap hari juga (dikunjungi), makanya kita perlu bangun sistemnya,” jelas Ahok.
Janji tidak akan galak lagi
Sebagai Wakil Gubernur, Ahok dinilai sebagai pemimpin yang tempramental dan selalu marah-marah. Apalagi jika mendapat laporan apabila ada anak buahnya yang bermasalah, Ahok pun langsung mengancam akan memecatnya. Namun demikian, Ahok berjanji, akan merubah hal itu jika, nanti dirinya resmi menggantikan Jokowi saat duduk di kursi DKI 1."Kalau nggak ada Pak Gubernur aku juga nggak berani galak-galak lagi kok. Ngapain marah-marah, bikin leher sakit aja," katanya Jumat pekan lalu.Ahok berkilah, sikap keras yang dia perlihatkan selama ini tak lain karena sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta ia tidak memiliki wewenang memutasi PNS yang bermasalah. Yang dapat dilakukan hanya memberi ancaman dan melaporkan kepada Jokowi sebagai gubernur."Karena nggak bisa mecat. Nggak bisa ganti. Kalau bisa ganti dan nggak ada Pak Jokowi, nggak usah ribut-ribut, hilang aja. Mecatnya tergantung orangnya. Aku mulai banyak senyum. Aku udah lembut kok," tegas Ahok sambil tersenyum. Entah karena melihat kesuksesan Jokowi merebut hati publik atau menyadari sikapnya yang kerap temperamental, Ahok mengaku ingin tampil seperti atasannya itu. "Lagi coba untuk bersikap lebih sabar dalam menghadapi masalah," ujarnya.
Ahok pilih Djarot Saiful sebagai wakilnya
Jika nanti Joko Widodo (Jokowi) memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang, maka Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipastikan akan menduduki jabatan yang ditinggalkan Jokowi. Jauh sebelum itu, Ahok bahkan sudah menyiapkan calon wakilnya bila itu terjadi."Saya pilih Djarot (Saiful Hidayat, mantan wali kota Blitar) kalau saya terpilih (jadi gubernur)," ujar Ahok kepada wartawan di Kantor Balai Kota, Jakarta, Selasa (25/3).Namun, Ahok mengaku belum menentukan sikap karena masih harus menunggu keputusan resmi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Jokowi. Hingga saat ini, PDIP maupun Jokowi belum bersikap perihal desakan mundur dari jabatannya.Sebelumnya, Ahok juga sudah menyebut nama-nama calon wakilnya nanti, kebanyakan merupakan politikus PDIP. Mereka adalah Bambang DH, Rieke Diah Pitaloka, dan Tri Rismaharini.
Pasang CCTV di setiap Kelurahan dan Kecamatan
Jika menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Jokowi, Ahok mengaku tidak akan melakukan kegiatan blusukan yang sering dilakukan oleh Jokowi. Menurut Ahok, untuk menggantikan kegiatan blusukan itu, dia akan memasang cctv di setiap kantor pemerintah daerah."Jadi nggak perlu terlalu banyak blusukan kan. Tinggal pantau saja lewat komputer mana yang enggak beres baru turun ke lapangan," ucap Ahok.Ahok melanjutkan, sejumlah CCTV tersebut dipasang di kantor dinas, kantor kelurahan, kantor kecamatan, puskesmas, pintu air, jalan-jalan milik pemprov DKI, dan lain sebagainya. Namun, baru beberapa kelurahan yang memasang CCTV."Saya suruh pasang CCTV di kantor pelayanan kelurahan tetapi masih banyak yang belum dipasang sampai sekarang. Saya sudah minta mereka dari tahun lalu tetapi belum dikerjain sampai saat ini," tuturnya.Pemasangan CCTV di puskesmas juga dapat memantau para pegawai yang melayani masyarakat dengan tidak ramah."Jadi nanti kalau ada masyarakat yang bilang dilayani dengan cemberut, saya bisa pantau tuh rekaman CCTV nya, hari apa dan jam berapa dicemberutin nya. Saya bisa puter ulang itu videonya, benar tidak sih itu petugas cemberutin pasien. Kan ketahuan," kata Ahok.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Sekarang Pak Ahok sudah di luar pemerintahan, dia bilang bu minta tugas, saya bilang sudah ada tugasnya,” jelas Megawati
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ditugaskan untuk membantu PDIP dalam pemenangan pilkada.
Baca SelengkapnyaAhok pada prinsipnya siap untuk ditugaskan di mana saja oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaMenurut Bobby, seluruh partai berhak mencalonkan nama-nama di Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaAhok sudah berkomunikasi dengan politisi PDIP Landen Marbun dan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon.
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaGerindra tengah mempertimbangkan nama Bobby Nasution di Pilgub Sumut
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menjelaskan, permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada masa yang akan datang dinilai cukup berat.
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca Selengkapnya