Kapolda Metro Jaya: Kami Tentang Pandangan Berusaha Benturkan Agama dengan Ulama
Merdeka.com - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran dengan tegas menentang seluruh pandangan yang berusaha membenturkan antara agama dengan ulama. Sebab pandangan tersebut mengakibatkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
"Kami menentang semua pandangan yang berusaha membenturkan antara agama dan ulama, antara Umat Islam di Indonesia," katanya dalam acara doa bersama di awal tahun di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/1).
Pasalnya, Fadil menilai bila pandangan tersebut sangatlah bertolak belakangan dengan kenyataan sejarah yang membentuk bangsa Indonesia hingga menjadi sebuah negara.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Bagaimana Indonesia dibentuk? Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke.
-
Kenapa Indonesia mengutuk Israel? 'Keputusan ini jelas-jelas melanggar dan bertentangan dengan Piagam PBB dan Konvensi 1946 tentang kekebalan lembaga PBB,' jelas Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan resminya, Selasa (29/10).
-
Apa contoh kalimat fakta tentang Indonesia? Contoh dari kalimat fakta khusus adalah 'Jakarta adalah ibu kota Indonesia.' Meskipun ini adalah fakta saat ini, bisa saja berubah di masa depan jika ada keputusan resmi yang memindahkan ibu kota.
-
Bagaimana Tan Malaka berpendapat tentang Revolusi Indonesia? 'Revolusi Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesar menentang imperialisme Barat yang lalim ditambah lagi oleh dorongan kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menggencet dan menghinakan mereka'.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
"Pandangan semacam ini tidak memiliki dasar dan bertolak belakang dengan kenyataan kesejarahan yang membentuk bangsa dan negara ini," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan Fadil guna menjelaskan bahwa masyarakat telah memahami jika peran ulama maupun habib yang telah berkontribusi besar selama perjalanan Negara Indonesia sampai dengan saat ini.
"Siapapun di negeri ini sadar dan sepenuhnya memahami latar belakang sejarah terbentuknya bangsa dan negara yang sama sama kita cintai ini," ujarnya.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), salah satunya yang mendirikan dan memperjuangkan adalah para kyai, para ulama, habaib dan bersama komponen-komponen lain. Para ulama, habaib merupakan perekat terbesar bangsa," lanjut Fadil.
Dengan demikian besarnya kontribusi tersebut, Fadil mengatakan bila sangat sulit jika sejak dulu para Umat Islam, ulama, maupun habib tak berikan kontribusinya untuk bangsa dan negara.
"Peran ulama dan umat islam indonesia sehingga bangsa dan negara yang kita cintai ini bisa terbentuk dan ada. Mustahil ini akan ada, dan menjadi sekarang ini bila ulama dan Umat Islam mengingkarinya sejak awal," sebutnya.
Bukan Cari Siapa Yang Salah
Lebih lanjut, Fadil tak memungkiri apabila dalam beberapa tahun belakangan semua masyarakat dapat menyaksikan betapa sangat mudahnya bangsa Indonesia dibenturkan dan dihadapkan- hadapkan dengan persoalan gesekan atas dasar agama.
"Kita semua berharap situasi seperti ini segera berakhir, namun nampaknya tidak akan berakhir hanya dengan modal pengharapan saja. Kita harus sama-sama berikhtiar kita sama sama berdoa agar semua ini bisa wujudkan," ucapnya.
Namun demikian, Fadil menegaskan jika alasannya menyampaikan hal tersebut bukanlah untuk mencari siapa yang salah. Akan tetapi, Jenderal Bintang Dua itu mengajak untuk menyelesaikan masalah itu.
"Kami justru ingin mengajak semua yang hadir di sini untuk mencermati apa, bukan siapa yang menyebabkan kondisi ini rasanya tanpa akhir. Jadi kita tidak ingin mencari siapa, tetapi apa yang menyebabkan. Agar persoalan ini bisa kita segera selesaikan," imbuhnya.
Adapun kegiatan mengusung tema 'Munajat Awal Tahun Guna Terciptanya Situasi Kamtibmas Aman dan Kondusif'. Turut dihadiri sejumlah tokoh agama, seperti Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, KH Ahmad Jaid Badri, KH Abdul Jalal, sampai Ketua MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengatakan, etika yang rapuh sejak era Orde Baru telah melahirkan praktik KKN.
Baca SelengkapnyaTantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi.
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca SelengkapnyaMewakili para orang tua pribumi Indonesia, kami ingin mengingatkan agar para putera puteri bangsa Indonesia dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.
Baca SelengkapnyaHasilnya, nilai-nilai universal agama dianggap menjadi salah satu sumber moralitas tertinggi dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca Selengkapnya