Kapolres Tanjung Priok minta bawahan tindak preman berkedok ormas
Merdeka.com - Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Hengki Haryadi mengatakan, jika premanisme berkedok ormas harus dihentikan dan diberikan efek jera. Dia menginstruksikan kepada bawahannya agar menindak tegas preman berkedok ormas tersebut.
"Salah satu bentuk premanisme adalah preman yang berkedok ormas. Ini dimanapun terjadi, pengalaman kami seperti itu. Oleh karenanya untuk memberantas ini tentunya harus diciptakan efek jera secara spesialis terhadap pelaku maupun secara generalis," kata Hengki di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (21/10).
Dirinya menyebut efek jera ini dikakukan agar ormas atau preman lain tidak melakukan hal serupa yang bisa menggangu kegiatan petugas negara.
-
Apa yang dilakukan preman tersebut? Saat mengemudi, dia dikejutkan lantaran sang preman mengaku terserempet. Seketika, ada adu mulut terjadi. Bahkan, sang preman mengaku memiliki KTA Polri.
-
Siapa yang berhadapan dengan preman? Seorang wanita berhadapan dengan aksi preman di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
-
Mengapa preman itu menantang ke Polsek? Saat diajak, sang preman justru menantang. 'Diarahin papi ke Polsek Palmerah supaya masalah kelar,' imbuhnya. Bahkan, dia mengaku jika memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Polri.
-
Bagaimana preman itu bereaksi? 'Pakai ditunjuk-tunjuk, seram banget gue tremor. Tapi papi masih ladenin karena tahu kita benar dan tidak melanggar apa-apa,' lanjutnya.
-
Kenapa Soeharto melakukan tindakan tegas terhadap preman? Soeharto mengaku merasa muak dengan banyaknya aksi kejahatan yang dilakukan Gali. Presiden Soeharto Menilai Kekejaman Para Preman itu Sudah Keterlaluan Ada orang tua yang dirampok kemudian dibunuh. Lalu ada wanita yang sudah dirampok, diperkosa di depan suaminya. “Ini sudah keterlaluan! Apa hal ini mau didiamkan saja?“ tegas Soeharto.
-
Mengapa preman itu berubah? Akhirnya, preman tersebut merasa malu atas kekalahannya, mengakui kesalahannya, dan menyatakan keinginannya untuk belajar kepada Sunan Drajat.
"Agar tidak ada ormas-ormas lain ataupun preman-preman lain yang akan mencoba tindak pidana seperti ini yang mengganggu petugas negara menjalankan tugas," paparnya.
Hengky mengatakan, siap untuk memberikan efek jera kepada preman berkedok ormas tersebut.
"Mungkin dalam tindak pidana ini akan kami urut kebelakang sebagaimana laporan yang pernah kami terima bahwa ini tidak terjadi sekali, sudah sering terjadi. TKPnya mungkin bukan hanya disini dan kami sudah menerima laporan. Akan kami lapis dengan konsepsi hukum yang akan memberikan efek jera terhadap para pelaku-pelaku ini," jelasnya.
Baginya ormas ini hanyalah boneka yang dipergunakan untuk menakuti korbannya. "Mereka ini digunakan untuk menakut-nakuti dengan modus kenal pejabat. Menakut-nakuti sebagai ormas, untuk mempermudah hal hal yang bersifat ilegal. Tolong jangan dijadikan cara seperti itu lagi," terangnya.
Sementara itu, Hengki juga memberikan pesan kepada masyarakat terutama kepada alaratur negara agar tidak perlu risau dalam menjalankan tugas negara.
"Jangan takut kami ada di belakang, kami membackup setiap pelaksana tugas dari aparatur negara di seluruh Indonesia dalam melakukan penegakan hukum terhadap kejahatan yang terkait dengan ekspor dan impor," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihaknya tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran serta masyarakat.
Baca SelengkapnyaMabes Polri buka suara atas kasus pengeroyokan dilakukan puluhan Brimob kepada seorang anggota TNI.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaKapolri mengeluarkan perintah tegas ke Brimob dan Densus 88 untuk sikat KKB serta teroris.
Baca SelengkapnyaPolri meminta kepada masyarakat untuk segera melapor apabila menjadi korban intimidasi atau aksi premanisme oleh seseorang atau kelompok.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKepada para geng motor dan begal, Jontra mengingatkan untuk jangan macam-macam kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta pemerintah satu sikap dalam melabeli penyebutan Kelompok bersenjata di Papua.
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Agus Subiyanto merespons soal Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang melakukan penyerangan dan pembunuhan kepada warga
Baca SelengkapnyaDari tangan para preman, polisi turut mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp580 ribu
Baca SelengkapnyaKapolri meminta penyidik Propam Polda Sumbar segera menggali motif dari kasus polisi tembak polisi tersebut.
Baca Selengkapnya