Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Karut Marut Penyaluran Bansos di DKI hingga Disetop Sementara

Karut Marut Penyaluran Bansos di DKI hingga Disetop Sementara Pengemasan Paket Bantuan Sosial. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Distribusi bantuan sosial (bansos) tahap dua selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI dihentikan sementara. Pemprov hendak mengevaluasi data penerima Bansos yang selama ini dikeluhkan tidak tepat sasaran dan amburadul.

Evaluasi menunggu data valid dari Dinas Sosial.

Kepala Divisi Perkulakan, Retail dan Distribusi Perumda Pasar Jaya, Edison Sembiring mengatakan kemungkinan besar data penerima bansos tahap dua akan bertambah. Pada tahap pertama jumlah penerima Bansos tercatat sebanyak 1,2 juta KK.

Orang lain juga bertanya?

"Kemungkinan bertambah jumlah penerima Bansos dan juga jenis isi paket. Kita selesai (distribusi) sesuai daftar kelurahan dan RW pada hari Sabtu tanggal 25 April," kata Edison kepada merdeka.com, Selasa (28/4).

Distribusi dijadwalkan 9 hingga 24 April. Namun proses distribusi tidak sesuai jadwal, dan ditemukan tidak tepat sasaran.

Bentuk Bansos berupa kebutuhan pokok yakni beras 5 kg 1 karung, sarden 2 kaleng kecil, minyak goreng 0,9 liter, 1 pouch, biskuit 2 bungkus, serta masker kain 2 pcs, sabun mandi 2 batang.

Ketua RW Harap Pemerintah Pusat Ikuti Data dari Bawah

Sengkarut data penerima bansos yang amburadul disebabkan tidak sesuainya jumlah antara yang dipegang pemerintah pusat dengan lapisan paling bawah.

ST, salah satu Ketua RW di Kecamatan Cipayung mengungkapkan jika pemerintah mengacu kepada data yang dikirimkan dari tingkat Rt dan RW, maka penyaluran Bansos pasti akan tepat sasaran.

"Kemarin saya dapet, Senin 20 April kemarin. Nah, setelahnya itu kita pengurus RT/RW sudah mendata masyarakat sesuai wilayah domisili tempat tinggal. Jadi insyallah lah kalo pemerintah ikutin data itu, sesuai udah karena langsung data dari bawah," ujarnya saat dihubungi merdeka.com.

Dia menjelaskan, para RT/RW selaku yang membagikan bansos langsung kepada warga di tahap pertama ini, mengalami beragam persoalan terlebih soal data yang tidak sesui.

"Kalau yang pertama itu, kita susah di pendataan warga. Banyak data dari pemerintah tidak sesuai dengan alamat tempat tinggal warga. Berbeda antara tempat tinggal langsung dengan data, jadinya banyak warga yang menanyakan ke kita dan engga sedikit curiga ke pengurus RT/RW padahal kita udah jelasin sesuai aturan," ungkap ST.

Atas kesalahan data tersebut, dia telah mengembalikan 100 paket bansos yang tidak jadi diberikan kepada warga, karena tidak sesuai data antara domisili tempat tinggal.

"Jadi warga itu data sesuai sama RW saya, tapi tempat tinggalnya sudah pindah. Tapi kalau memang mau ngambil ya bisa, tapi kita RW harus koordinasi ke pihak sana untuk menulis bahwa warga itu udah dapet bansos. Ribet emang tapi biar enggak ada dapet ganda kan," ujarnya.

Kendala selanjutnya, atas pendataan yang dilakukan untuk tahap kedua. ST mengungkapkan banyak warga yang berkecukupan, bahkan pegawai negeri minta untuk didata jadi penerima bansos.

"Kita di bawah kan bertugas mendata kembali warga yang belum dapet, kita data tapi banyak warga yang berkecukupan minta didata juga termasuk PNS. Kalau udah gitu, kita RT/RW disindir itukan uang negara bukan uang RT/RW, tapi kita megang beban moral dan kasian juga warga kekurangan," ungkapnya.

Dari hal tersebut, ST mengharapkan kepada pemerintah lebih memasifkan kembali informasi siapa yang berhak dan tidak supaya penyaluran bansos tepat sasaran. Terlebih pada tahap kedua nanti, penyaluran bansos harus lebih baik dari yang kemarin.

"Kitakan harus tetep jujur, sesuai dengan ketentuan dan form aturannya, dengan surat PHK, atau tidak berpenghasilan, gaji di bawah. Semoga bantuan cepat turun, karena warga menunggu dan juga datanya bener biar kita engga susah juga," katanya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Pilkada Jakarta, Pemprov DKI Tunda Penyaluran Bansos
Jelang Pilkada Jakarta, Pemprov DKI Tunda Penyaluran Bansos

Teguh mengatakan, penyaluran bansos merupakan titik rawan jika dilakukan pada saat Pilkada.

Baca Selengkapnya
Dinsos Jakarta Evaluasi Data Penerima Bansos, Warga Bisa Cek Status di Link Ini
Dinsos Jakarta Evaluasi Data Penerima Bansos, Warga Bisa Cek Status di Link Ini

Bagi Warga Jakarta bisa cek status penerimaan bansos melalui link ini

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Temukan 1,1 Juta Orang Tak Layak Terima Bansos
Pemprov DKI Temukan 1,1 Juta Orang Tak Layak Terima Bansos

Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta menemukan, sebanyak 1.143.639 orang tak layak menerima bantuan sosial.

Baca Selengkapnya
Kabar Gembira, KJP Plus Gelombang 2 Dicairkan Pekan Depan
Kabar Gembira, KJP Plus Gelombang 2 Dicairkan Pekan Depan

Setidaknya terdapat 130.101 data calon penerima KJP Plus yang diverifikasi ulang pada tahap I gelombang kedua ini.

Baca Selengkapnya
Kemendagri Resmi Setop Distribusi Bansos hingga Pilkada Rampung, Daerah Alami Bencana Masih Bisa Menyalurkan
Kemendagri Resmi Setop Distribusi Bansos hingga Pilkada Rampung, Daerah Alami Bencana Masih Bisa Menyalurkan

Wamendagri Bima Arya Sugiarto menegaskan aturan tersebut dikecualikan kepada daerah yang mengalami bencana seperti NTT.

Baca Selengkapnya
Sampai Angkat Tangan, Begini Gaya Mensos Risma Jawab Pertanyaan Hakim MK soal Pembagian Bansos 2023 Mundur
Sampai Angkat Tangan, Begini Gaya Mensos Risma Jawab Pertanyaan Hakim MK soal Pembagian Bansos 2023 Mundur

Ketua MK Suhartoyo menanyakan penyebab pembagian Bansos 2023 mundur

Baca Selengkapnya
Alasan Bulog Soal Penyaluran Beras Bansos Belum Penuhi Target
Alasan Bulog Soal Penyaluran Beras Bansos Belum Penuhi Target

Bansos beras rencananya akan dibagikan selama 6 bulan dari Januari-Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Temuan BPK Ada Dana Bansos yang Masih Tertahan, Kemensos: Sudah Dikembalikan ke Negara
Temuan BPK Ada Dana Bansos yang Masih Tertahan, Kemensos: Sudah Dikembalikan ke Negara

Dana Bansos telah dikembalikan ke kas negara, dan telah dilaporkan juga sebagai respons atas temuan BPK.

Baca Selengkapnya
Komisi VIII DPR Minta Bansos Tak Jadi Alat Politik di Pilkada 2024
Komisi VIII DPR Minta Bansos Tak Jadi Alat Politik di Pilkada 2024

Menurut DPR, momentum pelaksanaan pilkada seperti saat ini berpotensi memunculkan kasus politisasi bansos.

Baca Selengkapnya
Jawaban Heru Budi soal Isu 90 Persen Penyandang Disabilitas Belum Dapat Bansos
Jawaban Heru Budi soal Isu 90 Persen Penyandang Disabilitas Belum Dapat Bansos

Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membantah sebanyak 4.723 atau 90 persen penyandang disabilitas di Cakung yang belum mendapatkan bansos.

Baca Selengkapnya
Dana Bansos Rp227,43 M Belum Dikembalikan ke Kas Negara, Ini Penjelasan Kemensos
Dana Bansos Rp227,43 M Belum Dikembalikan ke Kas Negara, Ini Penjelasan Kemensos

Kementerian Sosial telah menindaklanjuti dengan melakukan penyetoran ke kas negara

Baca Selengkapnya
Temuan Mabes Polri saat Pantau Penyaluran Pupuk Subsidi di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat
Temuan Mabes Polri saat Pantau Penyaluran Pupuk Subsidi di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat

Tim terdiri dari Hotman Tambunan Ketua Tim, Herbert Nababan Wakil Ketua Tim, anggota Yudi Purnomo Harahap, Yulia Anastasia Fuada, Waldy Gagantika dan Erfina.

Baca Selengkapnya