Kasus Covid-19 Meningkat: Harga Oksigen Naik dan Tabung Makin Langka di DKI
Merdeka.com - Masyarakat turut mengeluhkan kelangkaan tabung oksigen yang beredar di pasaran. Kesulitan semakin bertambah dengan harga tabung oksigen yang naik di tengah lonjakan angka penyebaran Covid-19.
Hal itu pun turut dirasakan Indra, salah satu warga Jakarta yang ditemui merdeka.com di salah satu lokasi pengisian ulang oksigen di daerah Manggarai pada Sabtu (3/7).
"Jadi yang langka itu tabungnya, susah sekali nyari tabung itu. Kalau tempat pengisian oksigennya sih masih lumayan banyak lah," katanya.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa yang dijual di pasar murah? 'Untuk beras kami jual dengan harga Rp8.500 atau Rp42.500 per lima kilogram. Jadi harganya terjangkau oleh masyarakat. Apalagi kalau harga beras di pasaran mencapai Rp10-12 ribu. Selain beras, kami juga bawa minyak, gula, dan tepung terigu,' kata Ardiansyah Kristianto, PJS Asisten Manajer Bulog Surakarta, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Rabu (9/8).
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Apa yang dijual dengan harga Rp1.000? Dengan bahan sederhana dan murah, Anda bisa menjual berbagai olahan es lilin ini dengan terjangkau, yaitu Rp1.000.
-
Apa yang dijual? Dia merinci, luas tanah lokasi berdirinya masjid 300 meter persegi.'Sementara tanah kosong yang di belakang masjid kurang lebih luasnya juga 300 meter persegi. Jadi kurang lebih dua sertifikat itu luas lahannya 600 meter,' ungkapnya.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
Dia pun menceritakan akibat kelangkaan ini, baru berhasil mendapatkan tabung oksigen setelah hampir seharian mencari di daerah Pasar Pramuka dan sekitarnya.
"Kemarin saya cari ke mana-mana engga ada, nah ketemu di Pasar Pramuka itupun harganya naik. Biasanya Rp500 jadi Rp2,5 juta. Mau engga mau saya beli," ujarnya.
Walau terpaksa membeli dengan harga tinggi, Indra masih tetap bersyukur bisa mendapatkan tabung oksigen yang akan dipakai untuk keluarganya di rumah.
Masih di lokasi yang sama, Faisal warga Jakarta yang sedang mengantre mengisi oksigen mengeluhkan banyak tempat pengisian yang tutup karena kehabisan stok.
Menurutnya, dari tempat biasanya mengisi ulang oksigen di daerah Jakarta Timur sudah pada tutup. Sehingga mau tidak mau dia harus mencari ke tempat yang lain, hingga akhirnya dia menemukan di Manggarai.
"Saya tahu di sini setelah viral banyak yang ngisi, yaudah saya ikutan," katanya.
Alhasil, dia yang sudah mengantre sejak pukul 13.00 WIB siang pun baru mendapatkan oksigennya menjelang sore hari. Menurutnya, dalam satu minggu ke belakang kelangkaan oksigen sangat terasa.
"Udah ngantre dari jam 1 siang, biasanya saya ngisi di seberang Pasar Pramuka tapi tutup," katanya.
Lanjutnya, oksigen itu nantinya akan digunakan oleh anggota keluarganya yang sakit paru-paru di mana sudah harus wajib menggunakan oksigen. Sehingga, mau tidak mau dia harus mendapatkan oksigen tersebut.
"Oksigen buat keluarga saya, yang sakit akibat ngerokok. Jadi dia harus pakai oksigen, sehari bisa tiga tabung oksigen. Tapi alhamdulillah baru selesai terapi jadi bisa cuman satu tabung sehari. Kondisi kaya gini harus dihemat betul (penggunaan oksigen)," imbuhnya.
Kenaikan Harga Isi Ulang Oksigen
Sedangkan dari pantauan merdeka.com di lokasi pengisian oksigen daerah Manggarai tersebut, kesibukan sangat tampak terlihat. Terlihat dari antrean tabung yang berjejer di depan toko tersebut.
Para pekerja pun terlihat tak ada henti-hentinya silih berganti mengisi tabung oksigen yang sudah berbaris. Di samping itu toko yang sebelumnya viral di media sosial, karena terjadi kerumunan pun telah mengantisipasi dengan hanya menaruh tabungnya saja.
"Ya emang rakyatnya banyak yang ngisi, kaga kaya biasanya, enggak berhenti-berhenti yang datang. Makanya kalau kita tidak stop-in membludak banget, sampai disamperin Satpol PP kan kemarin," kata Erfan selaku penjual oksigen di toko daerah Manggarai tersebut.
"Makanya sekarang tabungnya aja yang ngantre. orangnya jangan. Soalnya kalau ditutup ya kasihan juga orang-orang yang butuh," tambahnya.
Erfan mengakui jika saat ini tokonya dalam beberapa hari ke belakang mengalami kenaikan penjualan dua kali lipat.
"Hari ini karena biasanya sih hitungan tabung yang kecil itu 40 sampai 60 tabung. kalau sekarang 100 sampai 150 tabung. Saat normal biasanya dua hari 80 tabung. Kalau sekarang sehari aja udah 80 tabung," tuturnya.
Lalu, Erfan menyampaikan jika sampai saat ini tokonya yang memiliki stok tabung refill sekitar 300 tersebut pun tak merasa kesulitan untuk mengisi ulang di pabrik. Walaupun harus dibatasi.
"Kalau isinya cuma dibatasi, kita kan dari pabrik karena liquidnya menipis. Dan sama mereka fokus buat yang ke rumah sakit. jadi depot yang ini dibatasin," ujarnya.
"Biasa kita dua hari itu bisa 100 tabung lebih dibawa semua. nah sekarang dijatahin palingan maksimal 80 tabung. Ngisinya di pabrik langsung di Cikarang atau Pulo Gadung," lanjutnya.
Adapun saat ini, kata Erfan, untuk pengisian ulang oksigen mengalami kenaikan harga sekitar Rp3 ribu. Dari semula Rp15 ribu naik menjadi Rp18 ribu per M³ (meter kubik).
"Ada sih kenaikan harga sedikit, dari Rp15 ribu jadi Rp18 ribu buat per satu meter kubik itu yang kecil," sebutnya.
Viral Antrean Isi Ulang Oksigen
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta untuk memastikan persediaan oksigen tetap aman kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Sektor industri harus prioritaskan produksi oksigen untuk kebutuhan medis.
Satgas juga akan berkoordinasi langsung dengan Menteri Kesehatan jika menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugasnya. "Kami sudah rapat, Insya Allah tidak ada masalah soal ini, termasuk obat-obatan," kata Luhut.
Namun, baru-baru ini terlihat adanya antrean begitu panjang. Antrean untuk pengisian tabung oksigen mengular hingga ke jalan raya di Jakarta.
Sebuah video memperlihatkan antrean panjang masyarakat luas. Bukan sembako ataupun bantuan sosial, mereka mengantre untuk mengisi tabung oksigen. Bahkan, antrean tersebut hingga ke jalan raya di Jakarta.
"Kamis (01/07) Terlihat antrean cukup panjang untuk pengisian tabung oksigen di Jalan Minangkabau timur, Jakarta siang ini," tulisnya dalam keterangan video dikutip dari akun Instagram cetul.22.
Kebutuhan akan oksigen meningkat karena melonjaknya kasus Covid-19. Ledakan kasus sempat terjadi beberapa kali. Terjadi rekor tertinggi selama pandemi melanda negeri ini.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, banyak masyarakat terpaksa menggunakan tabung gas non subsidi 12 Kg seharga Rp200.000. Sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau berkepanjangan membuat penjual air bersih keliling meraup keuntungan lebih.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga gula ini sudah terjadi sekitar satu hingga dua minggu terakhir.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPaket sembako yang terdiri dari gula, beras, minyak, terigu dijual dengan harga Rp100 ribu.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaMasuk tahun ajaran baru sekolah, buku tulis mulai banyak diburu orang tua murid.
Baca Selengkapnya