Kasus kekerasan senior, ini tanggapan siswa SMA 3
Merdeka.com - Kasus kekerasan dan pemalakan siswa SMA 3 Setiabudi terhadap adik kelasnya mendapat berbagai reaksi dari pelajar di sekolah itu. Ada yang membantah dan menuduh berita tersebut untuk menurunkan pamor sekolah, tapi ada pula yang secara blak-blakan mengungkap meski nampak takut mengungkapnya.
Salah seorang siswa kelas XI IPA yang enggan disebutkan namanya, membantah adanya senioritas di sekolahnya. Bahkan, ia yakin masyarakat salah dalam melihat kasus tersebut.
"Mungkin ada salah paham mengenai berita itu, tapi setahu saya tidak ada senioritas di SMA 3," kata sumber merdeka.com, saat ditemui merdeka.com ketika keluar dari gerbang sekolah, Senin (16/3).
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Bagaimana cara mengatasi kekerasan anak di sekolah? 'Hal ini harus disikapi secara serius, dengan bergerak serentak akhiri kekerasan pada satuan pendidikan. Upaya keras, masif, terstruktur, aksi nyata, serta terukur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan wajib dilakukan,' kata Aris.
Dia pun menyebut kasus kekerasan yang dilakukan senior mereka sudah mulai berkurang, bahkan tak pernah lagu terjadi. "Peristiwa seperti itu jarang, dan mungkin sudah berkurang," lanjutnya.
Hal serupa diungkapkan Kemal, siswa SMA 3 lainnya, yang ditemui saat tengah berkumpul di sekitar sekolahnya. Bahkan, Kemal menyebut sekolahnya merupakan kumpulan siswa-siswa berprestasi.
"Tidak ada, Mas. Itu hanya rekayasa saja. Siswa-siwa SMA 3 pintar-pintar kok. Malahan ada dari sekolah kami sebentar lagi akan mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional)," kata Kemal diamini rekan-rekannya.
Berbeda dengan Kemal dan teman-temannya, seorang siswa lainnya malah mengaku ada kasus pemalakan yang dialami temannya. Namun, dia mencoba mengelak dan enggan membeberkan lebih lanjut.
"Saya tidak mau komentar mengenai hal itu, mas. Kejadian itu sudah terjadi 3 hari yang lalu. Jangan tanya saya. Tanya saja teman-teman yang lain," ucapnya dengan wajah ketakutan.
Penelusuran merdeka.com soal kekerasan di SMA 3 tak terhenti pada para pelajar saja. Merdeka.com juga bertanya kepada warga sekitar, salah satunya seorang penjaga warung yang berdagang di sekolah tersebut.
"Saya sih tidak tahu pasti, pak. Memang pernah ada kejadian adanya pemukulan oleh siswa yang mengendarai motor. Tapi saya tidak tahu pasti apakah anak-anak itu siswa SMA 3 Setia Budi," ungkap pemilik warung yang enggan menyebutkan namanya.
Serupa, pemilik warung lainnya mengakui kebiasaan yang dilakukan pelajar SMA 3 usai jam belajar. Pria yang juga enggan menyebutkan namanya ini mengatakan beberapa siswa memang 'nongkrong' di warungnya, bahkan sampai larut malam.
"Kalau pun ada, Pak. Siswa-siswa pun pasti tutup mulut karena takut," terangnya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus perundungan, yang dilakukan oleh gerombolan siswa SMA Binus BSD Serpong.
Baca SelengkapnyaMeskipun guru tersebut mencoba untuk tetap tenang, siswa itu justru semakin keras kepala dan terus mengajak gurunya untuk berkelahi.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan SMA Binus School Simprug, RE (16) akhirnya mengungkapkan awal mula dirinya dibully.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban FF yang dipukul dan ditendang korban sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaTampak dalam video, sejumlah siswa sedang berada di dalam ruangan toilet.
Baca SelengkapnyaTerdapat tanda-tanda perundungan hebat dan ada pendarahan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaKorban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah berkomitmen secepatnya akan menyelesaikan persoalan ini secara profesional.
Baca SelengkapnyaPhaknya langsung memanggil seluruh siswa yang terlibat untuk mendamaikan.
Baca Selengkapnya