Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus lahan Cengkareng, Djarot minta BPN 'bersih-bersih'

Kasus lahan Cengkareng, Djarot minta BPN 'bersih-bersih' Djarot Saiful Hidayat. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta kembali tersandung kasus lahan. Kali ini, Pemprov DKI Jakarta dihadapkan dengan kasus penipuan dan percobaan gratifikasi saat membeli lahan seluas 4,6 hektare di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Pembelian ini jadi bermasalah karena Dinas Perumahan DKI Jakarta ternyata membeli lahan milik Dinas Kelautan dan Perikanan. Namun Dinas Perumahan membelinya dari seorang warga atas nama Toeti Soekarno, yang juga memegang sertifikat lahan tersebut berupa girik.

Lahan tersebut dibeli DKI Rp 648 miliar. Kejanggalan ini terungkap setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan laporan hasil pemeriksaan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2015.

Hal yang aneh bila satu lahan bisa dimiliki dua sertifikat. Meskipun sertifikat yang dimiliki Dinas Kelautan belum hak milik karena mengaku tak pernah direspon Badan Pertahanan Nasional (BPN). Mungkinkah BPN terlibat dalam kasus ini?

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan secara instansi BPN tak ada masalah dan sangat dibutuhkan. Hanya saja, katanya, tak menutup mata pegawai nakal di instansi mana pun pastilah ada.

"BPN-nya sih oke, oknum di dalemnya ini yang harus dibersihin. Kalau enggak percaya BPN, masa dibubarin. Saya masih percaya BPN tapi mari kita sama-sama bikin pembersihan oknum-oknum yang enggak bener di BPN. Harus dibersihkan karena rawan banget masalah tanah," kata Djarot usai salat Jumat di Masjid Assyukur Jalan Tambak, Menteng, Jakarta, Jumat (1/7).

Diakuinya, saat ini ada ratusan bidang lahan DKI tak bersertifikat. Dia berharap kerja sama BPN agar aset DKI berupa lahan bisa terdata dengan baik.

"Sedang kita susun proses sertifikasi, sudah 3-4 bulan lalu, lagi progress, termasuk kerjasama dengan BPN. Kemudian kita mendata semua SKPD, karena masih banyak lahan kita yang tanda kutip belum terdata dan belum terurus, tidak termanfaatkan secara maksimal. Beberapa kali sudah kita rapatkan, sudah mulai ada progress untuk tindak lanjuti. Karena memang ini persoalan sudah lama, menahun," jelas mantan wali kota Blitar ini.

"Bukan hanya inventarisasi tapi juga proses sertifikasi makanya perlu kerja sama dengan BPN, kami udah pernah lakukan kok, kami pengalaman, saya cenderung punya pengalaman, dan waktu itu bagus BPN-nya," tambahnya.

Pendataan aset DKI termasuk tanah harus dikerjakan bersama-sama. Sehingga bila terjadi masalah ke depan harinya, tak ada saling lempar tanggung jawab seperti yang terjadi saat ini.

"Makanya kita jangan saling todong lempar tanggung jawab, SKPD juga. Yang paling banyak asetnya misalnya apa? Dinas pendidikan, sekolah," pungkasnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polri Diminta Periksa Atasan 18 Polisi yang Peras Penonton DWP
Polri Diminta Periksa Atasan 18 Polisi yang Peras Penonton DWP

Jika para pimpinan oknum tersebut tidak diperiksa maka akan ada asumsi dari masyarakat, pimpinannya menerima setoran dari bawahannya.

Baca Selengkapnya
Anggota DPRD PDIP Kenneth sebut Banyak Aset Negara di DKI Dicaplok Orang: Pj Gubernur harus Tegas
Anggota DPRD PDIP Kenneth sebut Banyak Aset Negara di DKI Dicaplok Orang: Pj Gubernur harus Tegas

Kent meminta Pemprov DKI Jakarta lewat Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) untuk menjaga aset milik negara.

Baca Selengkapnya
Langganan Banjir, Pramono Bakal Bebaskan Lahan Bantaran Kali Krukut
Langganan Banjir, Pramono Bakal Bebaskan Lahan Bantaran Kali Krukut

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung meninjau bantaran kali Krukut di Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (15/10).

Baca Selengkapnya
Luhut Minta Bau Sampah TPST Kertalangu Segera Diatasi: Tapi Jangan Digunakan jadi Isu Politik
Luhut Minta Bau Sampah TPST Kertalangu Segera Diatasi: Tapi Jangan Digunakan jadi Isu Politik

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, telah dibangun pada tahun 2022 dan diresmikan Presiden Jokowi pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya
Bersih-bersih Pasar Tanah Abang Blok G, Polisi Pastikan Tak Temukan Zat Mengandung Narkoba
Bersih-bersih Pasar Tanah Abang Blok G, Polisi Pastikan Tak Temukan Zat Mengandung Narkoba

Bahu membahu membersihkan Pasar Tanah Abang Blok G

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo-Gibran Minta TKD Kepri Cabut Laporan Polisi Terkait Pencopotan Baliho di Batam
TKN Prabowo-Gibran Minta TKD Kepri Cabut Laporan Polisi Terkait Pencopotan Baliho di Batam

Wakil Komandan Echo TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman meminta TKD Kepri untuk mencabut laporan kepolisian terhadap Ketua Bawaslu Kepri dan Bawaslu Batam.

Baca Selengkapnya
Balihonya Dicopot jelang Kedatangan Jokowi ke Bali, Ganjar Singgung Netralitas Aparatur Negara
Balihonya Dicopot jelang Kedatangan Jokowi ke Bali, Ganjar Singgung Netralitas Aparatur Negara

Ganjar Pranowo merespons pencopotan baliho dirinya dan Mahfud MD, serta atribut PDIP jelang kunjungan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Perintah Tegas Jenderal Bintang Dua Terkait Polisi di Surabaya Terlibat Jaringan Narkoba
Perintah Tegas Jenderal Bintang Dua Terkait Polisi di Surabaya Terlibat Jaringan Narkoba

Polda Jatim akan melakukan pengawasan internal secara ketat dan berjenjang hingga satuan wilayah paling bawah.

Baca Selengkapnya
Ngeri! Penampakan 'Lautan Sampah' di Simpang Ciawi yang Bikin Bupati Bogor Ditegur Pj Gubernur
Ngeri! Penampakan 'Lautan Sampah' di Simpang Ciawi yang Bikin Bupati Bogor Ditegur Pj Gubernur

Lokasi tumpukan sampah tersebut milik Kementerian PUPR yang dikelola oleh PT Jasa Marga.

Baca Selengkapnya
Akui Masih Ada Anak Buah Bagi-Bagi Proyek, Jaksa Agung: Kita Mohon Maklum
Akui Masih Ada Anak Buah Bagi-Bagi Proyek, Jaksa Agung: Kita Mohon Maklum

Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mengakui masih ada anggotanya yang menyalahgunakan jabatan, khususnya bagi-bagi proyek yang dilakukan oknum jaksa.

Baca Selengkapnya
18 Polisi Peras Wisatawan DWP Bisa Bikin Rugi Negara, Begini Penjelasannya
18 Polisi Peras Wisatawan DWP Bisa Bikin Rugi Negara, Begini Penjelasannya

Pemerasan yang dilakukan anggota polisi kepada wisatawan DWP bisa berdampak buruk terhadap pariwisata Indonesia.

Baca Selengkapnya