Kasus Pelecehan Seksual Bos Perusahaan di Jakut, Rekan Bisnis Turut Jadi Korban
Merdeka.com - Polisi masih mendata jumlah korban pelecehan seksual dilakukan bos salah satu perusahaan perbankan di Jakarta Utara. Dari hasil penelusuran polisi, korban dari pelaku JH tak hanya anak buahnya.
Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi mengatakan, JH ternyata tidak hanya melecehkan dua sekretaris pribadi yakni DF (25) dan EFS (23). Berdasarkan penelusuran, aksi serupa pernah dilakukan ke rekan bisnis.
"Dia (JH) pernah cabuli dua orang lain lagi yang merupakan partner kerja atau rekan bisnisnya itu," kata Nasriadi di Polres Metro Jakarta Utara, Rabu (3/3).
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa polisi yang melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Sama seperti korban yang lain, menurut Nasriadi, JH juga mengaku bisa meramal kepada kedua rekan bisnisnya itu. Pelecehan seksual itu terjadi pada Oktober 2020. Ketika itu, dua korban bertandang ke perusahaan dikelola JH.
"Ketika datang ke tempat dia. Itu sempat ditelanjangi mau diramal ini dan dibuka aura gitu loh. Modusnya sama," ucap Nasriadi.
Motif Pelaku
JH mengakui perbuatannya. JH merasa berkuasa di perusahaan sehingga bisa berbuat sewenang-wenang kepada karyawan termasuk dua sekretaris yakni DF dan EFS.
"Karena ini dia merasa pimpinan punya kewenangan dia menganggap semua anak buah bisa dilakukan sewenang-wenang. Merasa punya power," ucap Nasriadi.
Nasriadi menerangkan, dua karyawan dikenal sebagai sosok yang lugu. JH tertarik kepada kepribadian korban. JH memikirkan berbagai cara untuk melampiaskan hasratnya yang terus meninggi. Nasriadi menyebut JH saat itu mengaku sebagai tatung atau dukun etnis China.
"Dia memanfaatkan situasi yang sepi, karena dianggap karyawannya ini wajah lugu-lugu. Akhirnya dia memanfaatkan keluguan para korban ini. Ya karena nafsu juga," ujar Nasriadi.
JH bual-bual punya keahlian meramal masa depan dan rezeki. Tapi caranya dengan menyentuh organ sensitif korban.
Di samping meramal, JH ternyata kerap menampakkan keris yang disimpan di pinggangnya.
"Akhirnya korban tidak berani melawan," ucap dia.
Terlebih lagi saat itu kondisi pelaku tengah mabuk minuman beralkohol.
"Tersangka meminum di depan Altar sembahyang China dan yang diminum adalah miras Gin dan Chevas Regal," ucap dia.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya JH kini ditahan di Polres Metro Jakarta Utara atas tuduhan pelecehan seksual.
Sebelumnya, JH dilaporkan oleh mantan sekertarisnya ke Polres Metro Jakarta Utara atas tuduhan pelecehan seksual. Korbannya yakni DF (25) dan EFS (23) selama berkerja mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari JH.
Polisi mengungkapkan JH mengklaim memiliki kemampuan meramal nasib dan rezeki. Dia kemudian memperagakan keahlian kepada DF dan EFS. Tetapi dengan cara-cara yang menyetuh organ sensitif.
Para korban mengaku tidak berani melawan karena tersangka selalu membawa senjata tajam di pinggangnya. Tak hanya diramal DF dan EFS juga ditawarkan untuk membuka aura dengan syarat mandi bersama. Namun, saat itu kedua perempuan itu menolak.
EFS dan DF yang jengkel dengan tingkah atasannya memilih untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Kasus ini pun ditangani Unit PPA Polres Metro Jakarta Utara.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia memanfaatkan kondisi rumah korban di kala sepi untuk melancarkan aksi cabulnya.
Baca SelengkapnyaTotal ada dua laporan dugaan pelecehan seksual dilakukan Rektor Universitas Pancasila ditangani Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila ternyata bukan cuma satu.
Baca SelengkapnyaKeputusan menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan karena penyidik telah menemukan adanya unsur tindak pidana.
Baca SelengkapnyaMantan Kapolres Metro Jakarta Selatan tersebut menyebutkan semua fakta yang ada dikumpulkan oleh penyidik, kemudian dipadukan dengan dicari kecocokan.
Baca SelengkapnyaSejauh ini yang terdeteksi oleh pihak kepolisian baru dua korban.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan oleh Pengacara korban, Amanda Manthovani
Baca SelengkapnyaKorban sempat dimarahi, disuruh naik turun tangga malam hari hingga menampar dirinya sendiri berkali-kali.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap dua pemerkosa gadis disabilitas di Makassar. Kasus pemerkosaan ini sebelumnya viral dan disorot Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.
Baca SelengkapnyaRektor Univ. Pancasila diduga terjerat kasus pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaJumlah korban itu diungkapkan tim pengacara kedua korban lainnya; DF dan RZ, Yansen Ohoirat.
Baca SelengkapnyaKorban inisial RZ membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Laporan teregister dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Baca Selengkapnya