Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi Identifikasi Kain Diduga Mantra
Merdeka.com - Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama sejumlah ahli masih menganalisis tulisan mantra yang ditemukan di dalam rumah Perumahan Kalideres, Jakarta Barat. Penghuni rumah yakni Rudyanto Gunawan, dan K. Margaretha Gunawan dan Dian serta Budyanto Gunawan ditemukan tewas.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menerangkan, mantra tertulis dalam kain. Ada beberapa kalimat mantra yang ditemukan.
"Di kain, ada beberapa. Diduga mantra," kata dia dalam keterangannya, Rabu (30/11).
-
Di mana struktur misterius itu ditemukan? Para peneliti menemukan struktur misterius, yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, menggunakan teknologi penembus tanah di sebuah pemakaman Mesir kuno di Giza.
-
Dimana struktur misterius itu ditemukan? Sedimen yang diendapkan pada masa planet Mars memiliki struktur penutup lautan luas yang kepadatannya tinggi telah terdeteksi dalam proses pemetaan gravitasi planet ini.
-
Dimana objek misterius itu terdeteksi? Tiba-tiba benda misterius itu terdeteksi melewati Bulan.
-
Bagaimana bentuk objek misterius itu? Namun, karena perbedaan kecepatan antara kedua pesawat tersebut, sekitar 7.200 mph (11.500 km/jam), gambar yang dihasilkan membuat Danuri terlihat tercoreng hingga 10 kali ukurannya, memberinya penampilan yang mirip dengan papan selancar datar.
-
Dimana letak makam misterius? Di Kota Salatiga, terdapat sebuah makam tunggal misterius yang letaknya berada di pekarangan rumah warga.
Hengki belum menjelaskan secara gamblang bentuk mantra yang disita dari lokasi. Menurut dia, saat ini masih didalami.
"Lagi kami teliti," ujar dia.
Sebelumnya, Hengki mengatakan, Tim Asosiasi Psikologi Forensik telah mempelajari keterangan saksi dan bukti-bukti yang ada di lokasi. Sementara ini hasilnya, satu dari keempat korban yakni Budyanto Gunawan terindikasi aktif melakukan aktivitas ritual.
"Salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada Almarhum Budyanto, bahwa Yang bersangkutann memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki dalam keterangannya, Selasa (29/11) kemarin.
Hengki belum rinci jenis ritual yang dilakukan oleh Budyanto semasa hidup. Namun, ketiga korban Rudyanto Gunawan, K. Margaretha Gunawan dan Dian terpengaruh mengikuti jejak Budyanto.
"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ujar dia.
Hengki membeberkan, salah satu yang menguatkan ditemukan buku-buku lintas agama, serta mantra dan kemenyan di lokasi. Namun, Hengki mengatakan, penyidik belum masih akan mendalami bersama ahli sosiologi agama.
"Kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan Analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," ujar dia.
Lebih lanjut, Hengki menerangkan Tim Asosiasi Psikologi Forensik masih terus mendalami motif Psikologis kematian melalui otopsi psikologis.
"Scientific crime investigation selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama," ujar dia.
Sementara itu, penyidik masih menunggu hasil dari para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM/ Universitas Indonesia guna mengungkap penyebab kematian.
"Mengenai sebab-sebab kematian, kami sedang menanti hasil dari pemeriksaan patologi anatomi yang saat ini sedang di dalami," ujar dia.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kita bisa nanti mencocokkan antara bukti yang ada di dalam tembok dengan yang ada di tulisan nantinya sebagai bukti pendukung."
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaPenyebab kematian ibu dan anak itu hingga kini masi misteri.
Baca SelengkapnyaBelum bisa menarik kesimpulan waktu kematian dari dua orang korban.
Baca SelengkapnyaPolisi masih belum mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan dupa dan senter saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, tim dari forensik sedang menganalisis barang bukti yang ditemukan di lokasi.
Baca SelengkapnyaUntuk kemungkinan tewasnya empat bocah, karena kekurangan makanan atau mati karena kelaparan.
Baca SelengkapnyaLima orang mengaku sebagai keluarga korban sudah mendatangi RS Polri.
Baca SelengkapnyaTim gabungan yang ikut dalam olah TKP ulang hari ini antara lain Ditreskrimum, Ditjatanras sebagai penyidiknya.
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, sebanyak 12 orang saksi telah dimintai keterangan.
Baca Selengkapnya