Kegeraman warga bantaran Ciliwung sampai juluki Ahok raja gusur

Merdeka.com - Gubernur DKI Basuki T Purnama memang dikenal tak mau kompromi soal penggusuran tempat tinggal warga. Satu lokasi yang menjadi target Ahok adalah hunian ilegal di bantaran Kali Ciliwung.

Ahok bersama Rindam Jaya menyusuri aliran Ciliwung dari arah TB Simatupang hingga Manggarai. Susur kali ini dilakukan melihat kondisi bantaran kali yang menghambat proyek normalisasi Kali Ciliwung.

Usai meninjau, Ahok, sapaan basuki, memastikan proyek normalisasi akan dilanjutkan setelah tertunda beberapa saat. Proyek ini sudah dikerjakan sejak tiga tahun lalu tapi tak kunjung rampung.

Sebagai solusi tempat tinggal warga, Ahok akan menempatkan mereka ke rusun yang sedang proses pembangunan. Rencananya Ahok akan menyediakan 20 ribu unit rusun yang disediakan.

Ternyata rencana ini mendapat penolakan keras dari warga yang mengaku sudah lama tinggal di sana. Mereka menilai rencana menormalisasi sejumlah kali di Jakarta sangat menyengsarakan warga bantaran kali.

Seorang warga Pandiangan menilai Ahok pemimpin yang doyan main gusur. Padahal, kata dia, dampak dari penggusuran itu warga kehilangan mata pencarian.

"Dia raja gusur. Main-main gusur warga saja. Kita sudah lama mencari nafkah di Jakarta, dan tinggal sudah bertahun-tahun," tambahnya.

Solusi pemberian rusun tak sepenuhnya disambut baik warga bantaran Ciliwung. Mengaku sudah tinggal lama, warga menolak dipindah.

"Kita enggak maulah bicarain Ahok lagi," kata seorang warga yang enggan disebut namanya, saat ditemui merdeka.com, Jumat (20/5).

Sikap sebaliknya ditunjukkan, Tuti, warga Jl TB Simatupang, Pasar Rebo Jakarta Timur. Wanita 46 tahun ini menerima apapun program pemerintah jika bertujuan menjadikan Jakarta lebih baik dan mereka penggusuran.

"Ahok kan katanya bapak kita, masa membiarkan anak-anaknya telantar. Jika ada penggusuran, cari solusi yang terbaik dan sosialisasi ke warga, jangan main gusur aja. Kalau bapaknya mau mengarahkan anaknya menjadi benar, kita dukung," ucap Tuti.