'Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibukota' ala Ateng dan Ahok
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama ( Ahok ) kemarin tiba-tiba berkomentar soal ibu tiri dan ibukota. Ahok berujar, istilah ibukota lebih kejam daripada ibu tiri adalah salah besar.
"Prinsipnya itu jangan mengatakan 'Ibukota lebih kejam daripada ibu tiri' kan dulu. Itu kalimat yang salah, tahu enggak. Kalimat yang benar itu 'Ibu kota itu lebih baik daripada ibu kandung yang miskin'. Kenapa? Artinya Ibu kota itu harus jadi tempat orang berpeluang jadi kaya dan berhasil gitu loh," ujarnya sembari tertawa di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/6).
Bicara soal ibukota dan ibu tiri, 30-an tahun lalu, tepatnya tahun 1981 istilah ibukota dan ibu tiri sudah mulai diperbincangkan. Berawal dari film nasional yang dibintangi oleh dua pelawak senior yang kini sudah almarhum, Ateng dan Iskak, istilah ibu tiri dan ibukota mulai familiar.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
Film yang berjudul 'Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibukota' tersebut mengisahkan Ateng yang memiliki ibu tiri yang jahat. Dikisahkan, ibu tiri Ateng yang diperankan oleh Doris Celleboute itu kerap menyuruh ateng untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Mulai dari menimba air, memberi makan sapi, mencuci piring, bahkan sampai belanja di pasar. Sementara si ibu tiri malah enak-enakan tiduran di kamar. Bangun tidur pun Ateng harus selalu menyediakan kopi untuk sang ibu tiri ini.
Bahkan, di depan sang ayah, si ibu tiri kerap menjelek-jelekkan Ateng. Ateng dianggap pemalas lah, tidak nurut perintah ibu tiri lah. Bahkan pekerjaan yang sebenarnya dilakukan oleh Ateng, di hadapan sang ayah, si ibu tiri ngaku-ngaku bahwa semuanya dia yang melakukan.
"Lihat nih yah, tangan saya sampai kasar," kata si ibu tiri bersandiwara di hadapan suaminya. Sang ayah pun akhirnya memarahi Ateng sejadi-jadinya.
Merasa disia-siakan ibu tiri, dan tidak dibela oleh ayah sendiri, akhirnya menjadikan Ateng yang tinggal di kampung tidak betah di rumah. Hingga suatu hari, saat belanja di pasar, Ateng bertemu dengan Iskak, teman lamanya di kampung yang belum lama pindah ke kota dan sudah sukses. Iskak yang kemana-mana pakai headset, bahkan saat naik andong pun, mengajak Ateng ke kota.
Iskak bercerita, di kota dia bertemu dengan orang orang yang top. Mulai dari pejabat, artis terkenal, hingga penyanyi dangdut. Tanpa berpikir panjang Ateng akhirnya tergiur dengan omongan Iskak dan ikut ke Jakarta..
Tapi apa yang terjadi setelah di ibu kota? Ternyata Jakarta tak semanis yang Ateng bayangkan. Baru sampai ibu kota saja, tas Ateng sudah digondol maling. Begitulah seterusnya, keapesan-demi keapesan menimpa Ateng, bahkan sampai kelaparan lantaran tak punya uang untuk beli makan.
Kondisi diperparah dengan kenyataan bahwa Iskak yang membawa Ateng ke Jakarta ternyata cuma omdo alias omong doang. Di Jakarta, Iskak ternyata juga kere, yang tak punya pekerjaan yang jelas.
Namun dengan kegigihan dan ketekunan, akhirnya kondisi berbalik. Sedikit demi sedikit Ateng mulai merasakan enaknya tinggal di Jakarta, meski tak semuanya manis. Di akhir cerita, Ateng berujar "Kejamnya ibu tiri, tak sekejam ibu kota," ucap Ateng seraya tersenyum.
Baca juga:
Ahok: Ibu kota lebih baik daripada ibu kandung yang miskin
Ahok berani lawan 4 pengusaha besar ini
Ini cara Ahok hadapi akal-akalan Grup Bakrie
Ahok: Saya produk perjuangan Taufiq Kiemas
Ini 5 tantangan debat terbuka yang pernah dilayangkan Ahok (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil memberikan sindiran yang menohok ke Pramono Anung
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaMegawati menyindir Puan Maharani, putrinya sekaligus ketua PDIP, sebagai sosok yang lebih cengeng.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaAhok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaAhok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyebut Ahok gubernur paling banyak melakukan penggusuran, bahkan menyebut paling brutal.
Baca SelengkapnyaAnies memberi tanggapan seusai ditanya seberapa besar prospek pembangunan IKN untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAhok lebih memilih koruptor dimiskinkan dan dihukum penjara seumur hidup
Baca SelengkapnyaKPU Jakarta menggelar debat pamungkas Pilkada Jakarta 2024 yang digelar malam ini pada Minggu, 17 November 2024 di Hotel Sultan.
Baca Selengkapnya