Kepsek SMPN 277: Bella mendaftar tidak sesuai prosedur
Merdeka.com - Bella tak bisa sekolah karena namanya tak muncul di SMPN 277 meski dia lolos saat proses daftar ulang. Keluarga minta pihak sekolah bertanggung jawab.
Kepala sekolah SMPN 277 Jakarta, Koja, Jakarta Utara, Sipriyo, mengungkapkan yang sebenarnya dialami Bella. Menurutnya, saat proses pendaftaran, Bella (12) tidak mengikuti prosedur sampai selesai sehingga tidak masuk dalam daftar siswa ajaran baru di sekolahannya.
"Jadi saya konfirmasi, waktu tantenya Bella, Joice mendaftarkan Bella ke sini, dia tidak daftar sampai prosedur akhir. Di tengah pendaftaran, dia pulang," kata Sipriyo, saat ditemui di ruangannya di SMPN 277 Jakarta, Senin (27/7).
-
Alasan apa anak tersebut tidak hadir di sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kenapa keluarga tidak langsung dihubungi? Karena ini masalah besar, janganlah menyampaikan ke pihak keluarga melalui telepon ataupun WA, dikarenakan kami tidak tahu masuk ke jalur rumah duka, akhirnya kami menelepon salah satu wali santri yang rumahnya dekat dengan rumah Airul.
-
Siapa yang harus diajak bicara kalau anak kesulitan belajar? Jika anak memperoleh nilai buruk atau tidak menyukai pada mata pelajaran tertentu, penting untuk berbicara dengan guru mereka. Orangtua dan guru bisa bekerjasama membantu anak untuk suka belajar.
-
Siapa yang bisa bantu anak sekolah? 'Jika anak sering mengeluhkan sekolah, keluhan mereka harus dianggap serius,' kata Dr. Jenn Mann. Orangtua harus mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan anak mereka.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Kenapa anak tengah sering merasa diabaikan? Anak tengah sering kali merasa bahwa orang tua lebih memperhatikan anak tertua atau anak bungsu. Mereka merasa dirugikan oleh kurangnya perhatian dan cinta yang mereka anggap layak mereka terima.
Sipriyo menjelaskan, tante Bella memang melakukan pendaftaran, namun hanya sampai pengisian formulir, tidak sampai lapor diri. Sehingga datanya tidak ter-input di sekolah sebagai siswi tetap dalam ajaran baru.
"Kami tidak menginput data dia lapor diri, dia baru isi formulir. Kami akui kalau kami ada kelalaian karena tidak data Bella secara selesai," tuturnya.
Untuk menebus kesalahannya itu, Sipriyo menjelaskan sudah berupaya menghubungi pihak Bella untuk segera lapor diri sebelum batas lapor berakhir. "Tapi tidak ada yang terhubung. Saya menghubungi dia berulang-ulang kali. Kalau tidak percaya, saya sudah menghubungi Telkom langsung meminta print out bukti. Namun tidak bisa langsung diambil sekarang," paparnya.
Dirinya mengungkapkan, bantuan lain sudah dilakukan yakni menawarkan Bella ke sekolahan swasta.
"Saya tawarkan neneknya Bella untuk dibantu masuk di SMP Adven. Untuk biaya ya kami tidak bisa memberikan. Itu biaya sendiri. Baru nanti semester dua jika ada siswi di sini yang pindah, kita prioritaskan Bella untuk masuk sini. Namun untuk sementara Bella lebih baik di swasta dulu," jelasnya.
Sipriyo menjelaskan, pada saat lapor diri, ada empat siswi yang tidak lapor. "Dua siswi warga Kelapa Gading yang kemudian kita telepon, dan mereka menyatakan mundur karena jauh. Satu langsung melapor diri usai ditelepon, dan satu lagi si Bella yang tak ada jawaban," ucapnya.
Untuk saat ini, Sipriyo menjelaskan, dia tidak bisa memaksakan Bella untuk masuk di Sekolah yang dia pimpin itu. Pasalnya dari 400-an siswa yang mendaftar, hanya 180 siswa yang diterima sesuai dengan prosedur.
"Saya juga sangat menyayangkan sekali Bella tidak masuk sini. Tapi kan ada prosedur. Kami berempati dan niat membantu, untuk itu kami coba bantu dia masuk swasta dan jika semester dua ada siswa pindah, kami pasti prioritaskan dia," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ombudsman Jateng terus berupaya menyelesaikan aduan terkait empat anak yang belum mendapat sekolah pada PPDB 2023 di SMA/SMK Negeri.
Baca SelengkapnyaLaman ppdb.jakarta.go.id yang harusnya bisa diakses sejak pukul 08.00 WIB saat ini tidak dapat diakses.
Baca SelengkapnyaKepala SMA Negeri 8 Medan dinilai telah lalai karena tak pernah memanggil orang tua siswa.
Baca SelengkapnyaDiduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Cyla juga mengikuti tes di sekolah yang dituju. Tes kemampuan dilakukan secara tertutup.
Baca SelengkapnyaDia membentangkan meteran dari kediamannya untuk membuktikan siswa yang diterima berada dalam jarak kurang dari seratus meter.
Baca SelengkapnyaSeorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan pembatalan itu untuk memberikan pelajaran bahwa semua harus sesuai dan ikut pada aturan yang ditetapkan.
Baca SelengkapnyaWali Kota Bogor, Bima Arya dibuat geram atas temuan dugaan kecurangan dalam proses PPDB pada sekolah negeri di Kota Bogor.
Baca SelengkapnyaWebsite Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta sempat mengalami down
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh orang tua siswa alumni, dari tujuh yang terdata, ada lulusan 2019 yang belum mendapatkan ijazah.
Baca Selengkapnya