Ketua DPRD DKI Batal Polisikan Guru SMPN 250 Pembuat soal Mega Ejek Anies
Merdeka.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi batal membuat laporan terhadap guru SMPN 250 Cipete, yang membuat soal ujian sekolah kontroversial. Keputusan itu diambil setelah sang guru meminta maaf secara terbuka.
"Saya dengan legowo pak, saya juga manusia. Kedatangan ini yang tiba-tiba (meminta maaf), saya rasa gitu lah (batal melapor ke polisi) dengan keterbukaan hati saya, saya sebagai pimpinan DPRD," ucap Prasetyo di gedung DPRD, Rabu (16/12).
Namun, Pras mengingatkan agar guru pembuat soal 'Anies-Mega' tetap diberikan sanksi berupa teguran tertulis dan meminta maaf secara terbuka kepada publik.
-
Apa yang ditulis di kartu ucapan untuk guru? Di dalamnya, Anda bisa menuliskan kata-kata terima kasih atas pengetahuan dan bimbingan yang diberikan selama belajar di sekolah.
-
Apa yang membuat permintaan maaf tulus? Terlebih lagi, meminta maaf kepada pacar bukan hanya tentang mengungkapkan kata-kata, tetapi juga tentang menunjukkan keseriusan dan komitmen untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
-
Bagaimana Pangkoopsudnas sampaikan permohonan maaf? 'Dengan telah berakhirnya tugas saya di Koopsudnas, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, saya atas nama keluarga dan pribadi menyampaikan permohonan maaf. Saya berharap jalinan silaturahmi, tetap terpelihara. Saya juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas loyalitas, dedikasi dan kinerja baik dari seluruh anggota sekalian dalam membantu tugas saya selama di Koopsudnas,' ujar Tonny.
-
Bagaimana surat pernyataan kesalahan dibuat? Surat ini dibuat secara sadar dan tanpa paksaan, dan juga berisi janji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.
-
Mengapa surat pernyataan kesalahan dibuat? Surat pernyataan kesalahan merupakan bentuk tanggung jawab seseorang atas tindakan atau kesalahan yang telah dilakukan.
-
Siapa yang minta maaf? 'Saya ingin meminta maaf kepada Alex atas pernyataan saya yang terlalu 'kasar' dalam wawancara setelah balapan. Saat itu, emosi saya sangat tinggi karena situasi yang terjadi dan saya melihat data telemetri dari sudut pandang yang negatif. Namun, saya menyadari bahwa kata-kata saya terlalu 'kasar'. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ia sengaja menyebabkan kecelakaan saya,' ujar Bagnaia.
Politikus PDIP itu mengatakan, permintaan maaf wajib dilakukan guru tersebut karena dampak dari perbuatannya sangat gaduh. Terlebih lagi, pencatutan nama Mega identik dengan Megawati Soekarnoputri notabene presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP, partai politik tempat Prasetyo bernaung.
"Nama ini juga kan mempengaruhi ke masyarakat apalagi yang dicontohkan adalah presiden RI ke-5 Ibu Megawati Soekarnoputri yang kebetulan ketua umum partai saya," lugasnya.
Sementara itu guru pembuat soal di depan Prasetio dan disampingi Kepala Dinas Pendidikan Nahdiana dan Kepala Sekolah SMPN 250 Cipete menyampaikan permintaan maafnya.
Surat PernyataanSaya yang bertandatangan di bawah ini:Nama: SukirnoDengan ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya menyesali perbuatan saya yang sangat ceroboh dan tidak berpikir panjang pada waktu menyusun soal PAS (Penilaian Akhir Semester) Ganjil untuk kelas VII.
Dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5 dan Bapak Anies Rasyied Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta atas keteledoran dan kekhilafan saya memasukan nama-nama menyerupai tokoh dalam soal PAS PAI.
Sekali lagi saya sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan saya. Insya Allah, ke depannya saya lebih berhati-hati dan akan memperbaiki diri dan belajar lebih banyak lagi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari siapapun.
Surat permintaan maaf yang dibacakan guru tersebut telah tertandatangan di atas materai 6.000.
Pada Selasa (15/12) Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi berencana melaporkan guru pembuat soal yang mencatut nama Gubernur Anies Baswedan dan Mega ke Polda Metro Jaya. Langkah ini diharapkan menjadi peringatan bagi tenaga pendidik dalam menyampaikan ilmu.
Politikus PDIP itu menuturkan langkahnya membuat laporan ke Polda Metro Jaya bukan tindakan berlebihan. Justru, imbuhnya, ini dipicu akumulasi insiden di dunia pendidikan DKI. Dimulai dari ajakan kepala sekolah untuk tidak memilih calon ketua OSIS yang non muslim, dan penggiringan karakter tokoh publik dalam soal.
"Ya bukan berlebihan, ini dua kali. Dua kali. Dulu masalah OSIS, sekarang ini. Mungkin Pak Gubernur juga enggak tahu masalah ini. Tapi dia dibenturkan dengan ibu Mega yang notabene Presiden ke-lima," ucap Pras, Selasa (15/12).
Pras menambahkan, niatnya melaporkan guru tersebut semakin bulat lantaran nama Mega dalam soal itu dinilai identik dengan Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Umum PDIP. Tempat Pras bernaung di dunia politik.
"Saya sebagai kader PDI Perjuangan. Karena itu menyebut ketua umum saya. Jangan sampai bergulir di media sosial kemana-mana. Ini kan provokasi," sergah Pras.
Sebelumnya, beredar foto soal ujian sekolah yang mencantumkan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Mega. Foto soal itu tersebar melalui aplikasi pesan dan media sosial.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyelidiki foto soal ujian tersebut dan sudah mengonfirmasi pada kepala sekolah dan guru yang membuat soal ujian.
Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI, Nahdiana, menjelaskan, soal itu dibuat karena terdapat unsur kompetensi pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab.
Kemudian, terkait redaksionalnya memang memiliki kesamaan nama. Namun, tidak ada maksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik.
"Dinas Pendidikan tidak pernah mengimbau kepada guru di sekolah untuk membuat soal ujian sekolah dengan menyebutkan nama pejabat publik tertentu dan telah mengarahkan guru yang membuat soal ujian sekolah tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Karena, hal tersebut berpotensi menjadi unsur pelanggaran netralitas terhadap posisi ASN," tuturnya, pada Sabtu (12/12).
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, kata dia, mengimbau kepada para ASN, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta untuk tetap menjaga netralitas ASN.
"Sehingga bisa memberikan pelayanan publik yang baik," katanya.
Untuk diketahui, dalam soal yang beredar itu disebutkan, 'Pak Anies adalah seorang Gubernur hasil Pemilihan Gubernur tahun 2017. Ia tidak menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya untuk memperkaya diri dan keluarga. Sebaliknya, ia gunakan jabatannya untuk menolong rakyat yang mengalami kesusahan. Perilaku pak Anies adalah contoh sikap'. Terlihat jawaban yang diisi adalah Amanah.
Pertanyaan pada soal kedua 'Anies selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam. Walaupun demikian Anies tidak pernah marah, perilaku Anies merupakan contoh'. Di situ pun dijawab Sabar.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswa SD viral di media sosial karena berkata kotor dan mencoba memukul gurunya. Namun, belakangan justru sang guru yang meminta maaf.
Baca SelengkapnyaInstruksi telah disampaikan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta. Menurutnya, kasus semacam ini tak bisa ditolerir.
Baca SelengkapnyaSupriyani menceritakan pertemuan tersebut diatur oleh Bupati Konsel untuk permintaan maaf dan atur damai antara Supriyani dan keluarga terduga korban.
Baca SelengkapnyaTim Penasehat Hukum Supriyani memohon kepada majelis hakim untuk menolak eksepsi yang diajukan untuk melanjutkan sidang itu ke pokok perkara.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Baca SelengkapnyaDikatakan bahwa pihak sekolah yang diperiksa tersebut mulai kepala sekolah, guru, hingga sejumlah murid yang merupakan rekan korban.
Baca SelengkapnyaWali Kota Bogor Bima Arya mencopot Kepsek SDN 1 Cibeureum usai heboh pemecatan guru honorer.
Baca SelengkapnyaGuru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Supriyani mencabut surat perdamaian dengan orang tua
Baca SelengkapnyaKesal dengan penampilan sang siswi, guru tersebut lalu memperingatkan mereka dengan hukuman agar memakai ciput.
Baca SelengkapnyaKepala SMP Negeri 15 Medan, Tiurmaida membantah tudingan intimidasi yang diadukan oleh delapan guru tersebut.
Baca SelengkapnyaSiswa SMP marah-marah kepada guru saat ditanya gurunya tentang tugas yang seharusnya ia kerjakan.
Baca SelengkapnyaKedua belah pihak juga bersepakat untuk tidak melanjutkan kasus tersebut secara hukum.
Baca Selengkapnya