Ketum PAN menentang interpelasi Gubernur Anies Baswedan
Merdeka.com - Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) DPRD DKI Jakarta menggulirkan rencana interpelasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Interpelasi ini dipicu kebijakan penataan PKL di Tanah Abang dimana Anies menutup Jalan Jatibaru Raya untuk mengakomodir para PKL.
Dimintai tanggapannya soal interpelasi kepada Anies Baswedan, Ketua Umum (Ketum) PAN, Zulkifli Hasan menyatakan akan menentang upaya interpelasi itu. Seperti diketahui, PAN adalah salah satu parpol yang mengusung pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
"Saya menentang. Saya tidak setuju," kata Zulkifli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Kenapa Anies Baswedan jadi menteri? Kesungguhannya dalam memajukan sektor pendidikan terwujud ketika Jokowi memilihnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.
-
Kenapa Anies Baswedan menyerahkan keputusan hak angket ke pimpinan partai? Sementara, Anies Baswedan mengatakan menyerahkan keputusan terkait hak angket kepada pimpinan partai politik.
-
Apa yang Anies Baswedan katakan di video yang beredar? 'Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer,' Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar.'Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings.'
-
Apa nama partai yang dibentuk Anies Baswedan? Sampai saat ini Anies belum mengumumkan nama partai yang akan didirikannya.
Zulkifli menegaskan pihaknya akan membela Anies Baswedan. Menurutnya interpelasi tersebut tak tepat karena Anies baru beberapa bulan menjalankan tugasnya sebagai gubernur. Anies-Sandi dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 16 Oktober 2017 lalu.
"Orang baru kerja mau diinterpelasi, yang enggak-enggak aja," tutupnya.
Hak interpelasi ini juga sempat diwacanakan Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta akhir Januari lalu. Saat itu, Fraksi PDIP di mengajak partai-partai lain untuk mengajukan hak interpelasi terhadap Gubernur Anies Baswedan. Hak interpelasi diajukan karena berbagai kebijakan yang telah dijalankan Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno dinilai membuat Jakarta semakin semrawut.
Dengan banyaknya UU dan Perda yang dilanggar oleh Anies-Sandi dalam mengeluarkan kebijakan menjadi dasar Fraksi PDIP mengkaji hak interpelasi. "Arah kita akan ke sana," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono pada Rabu (24/1) lalu.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies menilai langkah pemerintah membangun IKN tidak tepat.
Baca SelengkapnyaAnies bercerita, di masa lampau para pendiri negara disegani karena memegang integritas.
Baca SelengkapnyaAnies menyebut IKN adalah produk hukum yang tak melewati proses yang baik.
Baca SelengkapnyaAnies membeberkan deretan intervensi kekuasaan dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaBagi Anies di kalimantan sendiri juga tidak ada jaminan bebas dari masalah.
Baca SelengkapnyaBahkan diberikan imbalan untuk mempengaruhi arah pilihan politik.
Baca SelengkapnyaCapres Anies Baswedan menanggapi sanksi bawaslu kepada Apdesi terkait sanksi pelanggaran netralitas
Baca SelengkapnyaAnies memberi tanggapan seusai ditanya seberapa besar prospek pembangunan IKN untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain partai politik, Anies mengaku juga sudah ada dorongan kuat dari sejumlah elemen masyarakat yang menginginkannya kembali maju sebagai gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, kata Anies, obrolan PDIP masih membahas apa-apa yang menjadi masalah Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kata Pantas, soal nama yang akan diusung di Jakarta ada di tangan DPP PDIP.
Baca Selengkapnya