Kinerja buruk, Kadis Pertamanan DKI diancam pecat Ahok
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali melayangkan peringatan ke Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati. Peringatan tersebut dilontarkan Ahok karena serangkaian kinerja buruk yang dilakukan Dinas Pertamanan selama ini.
Peringatan itu disampaikan Ahok saat meresmikan 10 taman dan satu Plaza Reformasi di Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Ahok mengaku sudah habis kesabaran karena instansi ini tidak kunjung memenuhi ekspektasinya untuk membuat Jakarta lebih hijau, dengan ruang terbuka cukup dan nyaman.
"Ibu Ratna terpaksa saya ganti loh bu. Saya sudah agak sebal loh ini. Lama-lama, dinas taman mau ngapain lagi," kata Ahok di Taman Jagakarsa, Jakarta, Selasa (9/2).
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa yang kalah saat Anies melawan Ahok? Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Ada beberapa alasan mendasar mengapa Ahok memberikan peringatan. Pertama, instansi ini belum dapat memenuhi keinginan Ahok untuk membuat Jakarta lebih hijau. Kedua, minimnya ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta yakni hanya sekitar 9,8 persen, padahal idealnya RTH itu harus 30 persen.
Ahok menduga ruang terbuka hijau yang minim itu akibat masih ditemukannya PNS yang melakukan pungutan liar saat pembebasan lahan dilakukan. "Instruksi saya kan sudah jelas semua tanah itu kan harus hijau, semua harus ditanami, enggak boleh ada pembiaran. Kalau kamu enggak sanggup gak usah kerja saja," terangnya.
Selain itu, banyaknya pegawai dinas pertamanan yang kerap beralasan dengan kurang merawat taman, juga menjadi sorotan Ahok, semisal yang terjadi di Taman Flyover, Klender, Jakarta Timur.
Ahok kesal taman ini tidak terawat, dan kondisinya rusak, namun bukan langsung bergegas melakukan tindakan, PNS dinas pertamanan malah berdalih tak ada anggaran perawatan.
"Perawatan taman tidak ada toleransi harus diawasi lurah dan camat sebagai estate manager. Dinas dan Sudin Pertamanan sebagai konsultan kontraktor anda," ujarnya.
Lebih lanjut, mantan politisi ini juga mengkritik kerja dinas pertamanan yang sampai saat ini belum mewujudkan keinginannya untuk membuat toilet di taman-taman Ibu Kota lebih nyaman dan bersih. Salah satunya dengan memasang AC.
"Bu Ratna, saya enggak mau dengar taman dan toiletnya jorok atau jelek. Enggak apa-apa rekrut orang sebanyak-banyaknya, asal jangan kerja fiktif. Saya dendam, nih, sama Dinas Pertamanan karena bukti nyolongnya banyak," tegas Ahok.
Tak hanya itu, Ahok menilai dinas pertamanan tidak banyak melakukan kerja. Semisal, pembangunan ruang publik terpadu ramah anak, selama ini RPTRA di yang telah dibangun atas bantuan dari CSR (swasta) bukan dari dinas pertamanan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Asep Guntur ingin mundur dari KPK buntut kasus suap Kepala Basarnas.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaPDIP Tak Arahkan Ahok untuk Mundur dari Komisaris Utama Pertamina
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaAhok Berniat Mundur dari Pertamina sejak Lama, Ingin Fokus Kampanyekan Ganjar-Mahfud di Jakarta
Baca SelengkapnyaMegawati menyindir Puan Maharani, putrinya sekaligus ketua PDIP, sebagai sosok yang lebih cengeng.
Baca SelengkapnyaRatu Dewa menyebut sudah meminta Inspektorat untuk melakukan verifikasi laporan resmi.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi PDIP Mufti Anam menyentil Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaAhok mundur dari Komisaris Utama Pertamina pada masa kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaFirli mengisyaratkan menolak pengunduran diri Asep Guntur dari KPK.
Baca SelengkapnyaPimpinan tetap meminta Brigjen Asep Guntur menjadi Direktur Penyidikan dan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
Baca Selengkapnya